Garuda Indonesia Colours Magazine October 2017 | Page 132
130
Travel | Jeju Island
1
Saat Anda menyusuri kawasan pesisir,
jangan lewatkan keindahan pantainya
yang berbatu. Anda mungkin juga akan
bertemu sekelompok haenyeo yang
hendak berburu.
2
1 Mawon restaurant’s
traditional hanok
building.
2 Yakchunsa Temple,
near Seogwipo.
3 Early morning
drumming at Yakchunsa
Temple, near Seogwipo.
menyelam saat kondisi laut tidak terlalu
berbahaya, dan hewan laut tidak sedang
bertelur. Dalam sehari, mereka bisa muljil
atau panen di dasar laut selama lima hingga
enam jam, dan mendapatkan abalone,
rumput laut, landak laut, dan tunicata,
dengan berat mencapai 60 kg.
Pada sore hari, para penyelam ini duduk di
dermaga untuk menyortir sisa hasil tangkapan
mereka. Abalone, teripang, dan siput laut yang
paling bagus sudah dibeli oleh para pemilik
restoran dan pedagang grosir setempat.
Kadang dijual juga ke warung pinggir jalan,
atau ke “pasar lima hari” di pulau itu. Sisanya
adalah landak laut yang dibelah untuk
diambil telurnya dan dimasukkan ke ember
plastik. Biasanya digunakan untuk membuat
hidangan lokal lezat yang disebut seongge
miyeokguk, atau sup telur landak laut
dengan taburan rumput laut. Rasanya
manis asin dan menyehatkan.
Tidak heran, para wanita Jeju memiliki umur
paling panjang di Korea. Selain karena rajin
latihan fisik, pola makan mereka didominasi
sayuran dan buah lokal, dengan sedikit ikan,
seafood, dan sesekali daging. Barley yang lezat
dan bergizi menjadi makanan pokok di sini,
begitu juga jeruk, yang banyak ditanam
di lereng Gunung Hallasan yang lebih rendah
dan subtropis. Selain ikan makerel dan tilefish
3
merah, ikan layur juga populer sebagai
sumber protein. Namun karena harganya
mahal, para haenyeo lebih sering
mengonsumsi ikan betok dan saury.
Di pasar ikan pagi hari, pengunjung dapat
melihat banyak ikan layur yang panjang
seperti pita dan tanpa sisik, ditata rapi dalam
baki. Beberapa restoran memakai ikan
serbaguna ini untuk membuat berbagai
hidangan spesial, dan menyajikannya dalam
bentuk sashimi, sushi, rebusan dan panggang.
Selain itu, ada sebuah restoran yang terkenal
dengan hidangan daging kuda, yang disajikan
dengan berbagai cara, mulai dari cincang
mentah sampai panggang. Restoran elegan
bernama Mawon ini menempati sebuah
rumah kayu tradisional yang disebut hanok.
Pulau Jeju memiliki dua pusat kota, yakni Jeju
City dan Seogwipo, yang terletak di utara dan
selatan Hallasan. Distrik kembar ini ramai
dengan kehidupan malam, restoran serta
butik—sehingga dijuluki “Hawaii versi
Korea”—dan populer di kalangan pegolf,
pencinta pantai dan pasangan yang
berbulan madu.
Meskipun luas Jeju hanya 73 km dari timur ke
barat, dan 41 km dari pantai utara ke selatan,
diperlukan waktu beberapa jam dari pusat
kota untuk mencapai situs-situs Warisan
Dunia UNESCO di pulau ini, seperti Sunrise
Peak atau saluran lava Manjunggul. Objek
wisata lainnya adalah Museum Teh O’sulloc,
“Taman Batu” Geumneung Seokbul-won dan
Museum Haenyeo yang berada di tengah-
tengah dua situs UNESCO tersebut.
Dan saat Anda menyusuri kawasan pesisir,
jangan lewatkan keindahan pantainya yang
berbatu. Anda mungkin juga akan bertemu
sekelompok haenyeo yang hendak berburu.
JAKARTA TO SEOUL
Frequency 7 flights per week
DENPASAR TO SEOUL
Frequency 6 flights per week
• Seoul