Garuda Indonesia Colours Magazine October 2017 | Page 100

98 Travel | Karijini Karijini Eco Retreat Kunjungi taman nasional yang spektakuler di Australia Barat ini dan Anda akan menikmati petualangan seru menelusuri dua miliar tahun sejarah bumi. Senang sekali rasanya mendengarkan cerita chef pribumi Australia yang terkenal, Mark Olive alias “The Black Olive” (www.blackolive. net.au) tentang kecintaannya pada Taman Nasional Karijini, sampai-sampai saya sendiri ingin segera memesan tiket pesawat untuk pergi ke sana. “Saya tidak akan lupa saat pertama kali melihat lanskap tanah, garam, batu dan ngarai yang membentuk kombinasi nan magis tepat di depan mata saya,” cerita Olive dengan semangat tentang kunjungan pertamanya ke Taman Nasional Karijini sekitar sepuluh tahun lalu, saat ia diundang untuk acara peresmiannya. “Saya bisa merasakan keterasingan kawasan itu, tapi yang benar-benar membuat saya takjub adalah warna yang begitu indah saat matahari terbenam menyinari lanskapnya,” katanya. “Itu cukup membuat saya menyadari, ya, saya memang punya tugas, jadwal acara dan tenggat waktu yang harus saya penuhi, tapi pada akhirnya saya hanyalah sebuah titik di dalam lanskap yang sangat besar, sangat indah sekaligus sangat terpencil.” Kata “terpencil” memang layak untuk menggambarkan Karijini. Area seluas 627.422 hektare dengan tebing dan pegunungan di atas bentangan lembah datar ini terletak di Pilbara, sekitar 1.400 km utara Perth. Untuk mencapainya, Anda harus berkendara 15 jam di sepanjang Great Northern Highway atau terbang ke Paraburdoo atau Newman, dan dilanjutkan dengan perjalanan darat selama tiga jam. Bahkan, orang Australia yang sanggup mengemudi 150 km hanya untuk acara makan siang pun setuju bahwa Taman Nasional Karijini adalah kawasan “terpencil”. Namun, perjalanan panjang ini terbayar dengan pemandangan dramatis yang pernah mengilhami penyair Australia, Dorothea Mackellar, untuk menulis puisi berjudul, My Country—dengan ngarai yang begitu indah dan terjal hingga kedalaman 100 meter serta kolam air berkilauan. Sementara pada malam hari, langitnya bertabur bintang yang mengingatkan pada kisah astronomi Aborigin, seperti The Emu in the Sky—atau yang kita kenal sebagai Bima Sakti. Tak mau kalah dengan keindahan alam, sekelompok kanguru merah, walabi batu dan echidna (dan mungkin ular) bersaing untuk menarik perhatian pengunjung di antara semak belukar dan pohon wattle serta cassia berbunga kuning. Keragaman alami flora dan fauna asli ini telah ada lebih dari 20.000 tahun sebelum muncul permukiman orang-orang Aborigin Banyima, Kurrama dan Innawonga—penjaga tradisional tanah ini. Pertanyaannya, apa saja yang bisa dilakukan pengunjung di sini? Sebagai salah satu tempat wisata ngarai paling indah di Australia, bisa dibilang Taman Nasional Karijini cocok untuk para petualang. Meski begitu, bukan berarti mereka yang suka liburan santai tidak