Garuda Indonesia Colours Magazine October 2014 | Page 135

Travel | Tana Toraja 133 Pemakaman memainkan peranan besar dalam budaya Toraja dan rasanya tak lengkap berkunjung ke kota ini tanpa menghadiri salah satu upacara yang penuh persiapan panjang itu. Awan rendah menyelimuti lembah bagaikan kekasih yang bergairah, menonjolkan kekhasan garis lengkung dan warna-warni arsitektur Toraja. Rumah-rumah Tongkonan yang unik, dan tiruan lumbung padi mereka, berdiri di atas tujuh tiang serupa kaki gajah dengan atap yang meninggi dan melancip di kedua ujungnya. Dinding dan sisi atap dihiasi indahnya simbol-simbol hitam dan merah yang menambah eksotika desainnya. Dengan dasar sempit dan bubungan atap yang meluas, tempat tinggal ini adalah simbol kuat dari budaya Tana Toraja. Diyakini bahwa desain berbentuk busur ini menyerupai para pemukim perdana yang turun dari bintang-bintang menggunakan pesawat ruang angkasa. Pemakaman memainkan peranan besar dalam budaya Toraja dan rasanya tak lengkap berkunjung ke sini tanpa menghadiri salah satu upacara yang penuh persiapan panjang tersebut. Biaya upacara yang dibutuhkan pun sangat mahal dengan korban berupa sejumlah kerbau yang mewakili status orang yang meninggal dan mereka yang ditinggalkan. Kerbau albino dapat mencapai harga hingga ribuan dolar per ekor. Keluarga berkasta tinggi yang menyembelih ratusan kerbau bisa terancam bangkrut karena tingginya biaya pelaksanaan upacara. Untuk itu, banyak keluarga yang menyiasatinya dengan menabung selama beberapa tahun, seraya mengawetkan dan menyimpan jenazah anggota keluarga tersebut dalam rumah hingga terkumpul cukup dana untuk melaksanakan upacara pemakaman. Di sebelah selatan, terdapat pegunungan berisi gua-gua, yang digunakan sebagai tempat peristirahatan akhir bagi mereka yang telah meninggal. Sementara di bagian utara, batu-batu granit keras berukuran raksasa telah dipahat rapi menjadi kuburan sedalam 2 meter. Salah satunya dapat ditemui di Lo’Ko’ Mata, 2 kilometer dari Desa Batutumonga. A local craftsman works on the intricate Torajan designs for the exterior of a house. Toraja Art Paqtedong. Tedong means buffalo. This pattern resembles a buffalo’s horn and symbolises wealth and prosperity. Traditionally the elite would carve their houses with this design. Paqtedong. Tedong berarti kerbau. Motif ini mirip tanduk kerbau dan simbol kekayaan dan kemakmuran. Zaman dulu, hanya orang kaya yang bisa menghias rumah dengan motif ini. Paqbarre allo. Meaning the sun and its rays, this pattern is a symbol of hope that knowledge and wisdom will always light the Torajan way of life. Paqbarre allo. Artinya matahari dan sinarnya. Motif ini adalah simbol harapan bahwa pengetahuan dan kebijakan akan terus menyinari jalan hidup masyarakat Toraja. Paqlasaqbiq ditoqmokki. This pattern was inspired by the bamboo fences of Torajan houses. It symbolises hope that the family will always be protected from danger or disease. Paqlasaqbiq ditoqmokki. Ini adalah motif yang terinspirasi dari pagar bambu di rumah Toraja. Motif ini simbol sebuah harapan bahwa keluarga harus selalu dilindungi dari bahaya atau penyakit.