Garuda Indonesia Colours Magazine October 2014 | Page 133
Travel | Tana Toraja
131
5 Senses – Scent
MOUNTAIN AIR
The hint of nutmeg and ginger in
the fresh mountain air is as crisp
and clean as the fast-running streams
that flow through the valleys. The air
in Torajaland is so fresh it is almost
intoxicating all on its own.
Sekilas aroma pala dan jahe diwarnai
udara pegunungan sesegar embun yang
mengalir cepat melalui lembah-lembah.
Udara di Tana Toraja begitu segar hingga
rasanya seperti menghipnotis.
pedesaan dan pasar yang sangat hidup
dan penuh warna.
Perjalanan menuju Tana Toraja memang
jauh, tapi ada banyak hal yang dapat dilihat
di sepanjang jalan. Jalan menuju utara
hampir selalu lurus, sejajar dengan pesisir
laut, membelah sawah nan subur di dataran
selatan Sulawesi.
Selama musim hujan (Januari–April),
hamparan sawah tampak bak permadani
hijau di kaki gunung yang menjulang
tinggi di kejauhan.
di Tana Toraja. Wilayah ini terbagi menjadi
2 pusat administratif. Di bagian selatan ada
Makale. Lalu, 31 km di bagian utara ada
Rantepao. Di sinilah berakhirnya perjalanan
yang sudah ditempuh selama 8 jam.
Senja hari ketika turun dari angkot, hal
pertama yang menarik perhatian adalah udara
segar beraroma jahe; segar dan dinginnya jauh
berbeda dengan iklim di dataran rendah.
Tiba di Kota Pinrang, kami berbelok ke
timur dan memulai bagian terpenting yang
akan mem bawa kami ke lembah subur
Tana Toraja setinggi 457 meter di atas
permukaan laut itu.
Kami disarankan untuk bangun pagi-pagi
dan menuju ke pegunungan untuk melihat
Tana Toraja dari atas dan menjadi “lebih
dekat dengan bintang-bintang”. Dan
demikianlah, dalam cahaya fajar, kami
menyusuri jalan sempit yang berkelok-kelok
dan berlubang-lubang, berjalan menyelip
melalui kerbau yang sedang merumput.
Semakin tinggi, tanjakannya semakin terjal.
Lembah berkabut, yang sesekali diselingi
uap dari mata air panas dan sawah nan
hijau di lereng gunungnya, dipagari barisan
bambu kuning dan puncak menara gereja
yang tampak jauh di bawah kaki gunung.
Tiba-tiba, sebuah gapura raksasa bergaya khas
Toraja menyambut kami. Akhirnya kami tiba
Di puncak gunung, ketika matahari merayap
di atas cakrawala, untuk pertama kalinya kami
dapat melihat keindahan pemandangan Tana
Toraja yang sangat mengagumkan. Sawah
yang menghampar luas di lereng pegunungan
memantulkan cahaya seakan-akan cermin
raksasa pecah di atas permukaannya.
Buffalo tethered waiting to be auctioned
at Rantepao market.
A woman toils planting rice on one of the
hundreds of terraces that cling to the hillside.
Offerings placed at the sealed door of a
tomb chiselled out of solid granite.