Garuda Indonesia Colours Magazine November 2016 | Page 98

96 Travel | Bangkok
Jajaran rumah cokelat dari bambu , tikar , dedaunan , bergaya arsitektur serba tanaman , bermunculan dari tanah di tepi sungai berlumpur .
© Mark Eveleigh
Detail of Wat Arun – the Temple of the Dawn .
Kawasan Bangkok dan sekitarnya terhubung oleh jaringan air berupa kanal-kanal sepanjang lebih dari 300 km . Salah satu kenikmatan tak terduga di kota yang terkenal dengan panas , debu dan bisingnya ini adalah menemukan kedamaian dan ketenangan dengan mengunjungi kanal-kanalnya .
Melihat Mr Lek langsung terbayang aksi seorang pilot pesawat tempur . Dengan refleks yang cepat dan ketangkasan dalam mengendalikan perahu , Mr Lek membawa perahunya membelah Sungai Chao Phraya yang beriak .
Ia melajukan perahu ekor panjangnya menjauh dari tempat berlabuh di dermaga Pra Athit dan — dengan ketangkasannya pada tuas kendali dan kecepatannya membelokkan arah kapal — melesat di antara perahu-perahu yang berdesakan di salah satu saluran air perkotaan tersibuk di dunia itu .
Mr Lek membawa kami ke jalur utama di sungai besar Bangkok dan melewati sebuah tongkang kayu tua pembawa beras yang terlihat garang di hulu sungai seperti seorang wanita tua sedang berjalan ke pasar pagi . Dua perahu komuter kecil memanjang , dihiasi iklan balsem Tiger Balm dan Kratingdaeng , melaju dengan membawa pekerja , anak-anak sekolah dan para biksu berjubah jingga . Konvoi besar kapal tongkang pasir — kapal tua hitam besar seperti sekumpulan hewan yang berjalan lambat — terlihat di tengah sungai . Setelah konvoi itu berlalu , Mr Lek memacu mesinnya yang kuat dan kami melaju di depan sebuah kapal pesiar putih berkilauan , bak seorang putri nan anggun dengan berlian berkilau pada mahkotanya .
Haluan perahu kami yang besar pelan-pelan memasuki jalur sempit di kanal Khlong Mon dan beberapa menit kemudian kami seperti berada di dunia lain .
“ Jajaran rumah cokelat dari bambu , tikar , dedaunan , bergaya arsitektur serba tanaman , bermunculan dari tanah di tepi sungai berlumpur .” Joseph Conrad menulis kata-kata ini 130 tahun lalu di tempat yang sekarang bernama Writers Room di Hotel Mandarin Oriental , dan bahkan hingga kini , di tengah hiruk-pikuk bisnis Bangkok yang berkembang pesat Anda tak perlu pergi jauh untuk menemukan sisi kuno kota ini yang tak banyak berubah dalam satu abad terakhir .
Bangkok graffiti testifies to local pride in the great river and her canals .
A motorcyclist makes his own way home via Saen Saeb canal as other commuters roar under the bridge .