Garuda Indonesia Colours Magazine May 2018 | Page 68
66
Explore | Fashion
The beauty of Sumba
Island, with its savannah
and exotic hills, influences
Chitra Subyakto’s
collection Humba. The
collection stays true to the
old-fashioned techniques
and patterns of Sumba’s
cultural heritage.
ABOUT
THE SHOOT
Indonesia terdiri atas beragam suku yang
berbeda, dan setiap suku memiliki budaya,
adat istiadat, bahasa daerah, kesenian dan
keunikan masing-masing yang membuat
Indonesia menjadi kaya budaya. Keragaman
suku ini juga menjadi inspirasi untuk
berkarya melalui wastra Nusantara yang
menjadi ciri khas dan identitas setiap suku
di Indonesia. Salah satunya adalah tenun
ikat, kain yang ditenun dari helaian benang
pakan atau benang lungsin yang sebelumnya
diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna
alami. Teknik tenun ikat terdapat
di berbagai daerah di Indonesia.
Indonesia consists of
a myriad of ethnic groups,
and every tribe has its own
culture, tradition, language,
arts and unique qualities.
It makes Indonesian culture as a whole very
rich. The diversity of the tribes inspires
artisans to create traditional Indonesian
textiles that represent the unique identity of
each tribe. One well-known fabric is ikat,
woven from strands of weft yarns or warp
threads that have previously been tied and
dyed in natural colours. This technique can
be found in various parts of Indonesia.
The beauty of Sumba Island, with its
savannah and exotic hills, influences Chitra
Subyakto’s collection Humba. To colour the
fabrics, Chitra uses natural resources,
including cheese fruit to produce red
colouring and indigo leaves for blue. The
collection stays true to the old-fashioned
techniques and patterns of Sumba’s cultural
heritage. Meanwhile, the Lekat collection by
Amanda Indah Lestari features Baduy
weaving. Baduy people weave the fabrics
using a traditional method which is based on
the idea that every material has its own story,
representing a narrative or vocabulary of the
past. The collection combines old and new,
drawing on a prestigious cultural heritage.
Love by Oscar Lawalata also showcases
traditional Indonesian textiles, with bright
and refreshing contemporary ethnic motifs.
All these collections fuse the patterns, motifs
and techniques of tradition with elegant and
pleasant modern designs.
Indahnya Pulau Sumba dengan hamparan
sabana dan bukit-bukit eksotis menjadi
inspirasi bagi Chitra Subyakto lewat
koleksinya yang diberi nama Humba. Proses
pengikatan benangnya menggunakan
pewarna alam seperti dari mengkudu untuk
mendapatkan warna merah, daun nila untuk
warna biru dan masih banyak sumber alam
lainnya yang digunakan pada koleksi ini.
Dipadukan dengan teknik dan pola kuno
untuk melestarikan warisan budaya Sumba.
Sementara untuk koleksi Lekat, Amanda
Indah Lestari mengangkat tenun Baduy.
Masyarakat Baduy menenun menggunakan
teknik tradisional, di mana setiap kain
memiliki filosofi tersendiri yang menjadi
narasi atau kosakata masa lalu. Koleksi ini
menggabungkan sisi tradisional dan modern
tanpa membuang unsur budaya. Love by
Oscar Lawalata juga menampilkan koleksi
wastra Nusantara dalam nuansa warna
cerah dan segar dengan motif etnik yang
kontemporer bertema cinta. Keseluruhan
koleksi dalam edisi ini melebur pola,
motif dan teknik tradisional dengan
desain modern yang nyaman dan elegan.
Dress, jacket, hairpiece: Lekat
Inner dress: Sejauh Mata Memandang