Garuda Indonesia Colours Magazine March 2018 | Page 81
Explore | Interview
79
akan ada alasan bagi orang untuk
mengunjungi museum ini lagi. Karena itu
kami merotasi koleksinya setiap tiga bulan
dan memiliki program berkesinambungan,
sehingga orang-orang tetap bisa mempelajari
sesuatu dari museum ini,” jelas Fenessa yang
berharap bisa membuat Museum MACAN
dikenal secara internasional.
Sementara para pengunjung masih bisa
menikmati ekshibisi “Art Turns. World
Turns” di Museum MACAN sampai 18 Maret,
Fenessa dan timnya sudah mempersiapkan
ekshibisi selanjutnya, yaitu travelling
exhibition antara Museum MACAN dan dua
museum lain dari Singapura dan Australia.
Di samping jadwal padatnya dalam
mengelola Museum MACAN, Fenessa masih
menyempatkan diri untuk bekerja secara
sukarela. Saat ini dia menjadi sukarelawan di
HOPE worldwide Indonesia, organisasi
nirlaba yang membantu orang-orang tak
mampu dan membutuhkan. “Berkontribusi
kecil dan bisa melihat dampaknya
memberi saya perasaan bahagia,” ucap
Fenessa, yang pernah juga menjadi
sukarelawan di Leocare dan Global
Consulting Group.
Sebagai seorang penyelam, Fenessa sangat senang
Garuda Indonesia memiliki rute ke banyak destinasi
penyelaman, seperti Labuan Bajo dan Raja Ampat yang
menjadi favoritnya.
menginspirasi Museum MACAN. “Tidak ada
satu museum yang kami tentukan untuk
menjadi inspirasi kami melainkan gabungan
dari berbagai museum. Karena meskipun
kami belajar dari yang lain, kami tetap harus
menyesuaikan dengan Indonesia.
Contohnya, museum Hirshhorn dan
Guggenheim menargetkan turis sebagai
pengunjungnya sementara target
pengunjung utama kami adalah orang lokal
Indonesia. Karena itu kami harus mengatur
program kami untuk bisa melayani tipe
pengunjung ini,” ucap Fenessa.
Hanya dalam kurun waktu empat bulan,
museum ini telah menjadi salah satu tempat
wajib kunjung di Jakarta bagi pencinta seni.
Ada sekitar 500–700 pengunjung per harinya
pada hari kerja, dan jumlah ini meningkat
menjadi 1.500–2.000 pengunjung per harinya
pada akhir pekan. “Kami sangat bahagia
museum ini bisa diterima dengan
sangat baik,” tutur Fenessa. “Ini di luar
dugaan kami.”
Tapi Fenessa tidak mau berpuas diri. Dia
sadar bahwa dia butuh bekerja lebih keras
untuk mempertahankan kesuksesan museum
ini dan bahkan membawanya ke tingkat
selanjutnya. Salah satu elemen kuncinya
adalah dengan menghadirkan program
berkesinambungan yang bisa meng