Garuda Indonesia Colours Magazine March 2015 | Page 86

84 Explore | Flavours Kare kambing, a spicy lamb curry, with similar variants of this dish found across western Indonesia. Another version of pa’piong, made from pork. A Torajan man prepares to sacrifice a bull for a traditional funeral ceremony. Tana Toraja sudah terkenal dengan keragaman budaya yang terinspirasi oleh kontur alamnya. Di tempat ini jualah, Anda dapat menemukan kekayaan kuliner khas Tana Toraja, lengkap dengan sajian salah satu kopi terbaik di dunia. Masyarakat Toraja, yang tinggal terisolasi dari daerah Sulawesi lainnya disebabkan topografi daerahnya, tetap memegang teguh budaya yang dikenal dengan Aluk To Dolo­—Jalan Leluhur—yang menghormati garis keturunan ayah dan ibu, namun dalam menentukan tingkatan keluarga didasarkan pada garis keturunan ibu. Di pasar Kota Rantepao, Anda dapat melihat betapa kuatnya akar budaya di daerah, baik dalam perdagangan daging, penempaan baja, maupun penjualan hasil-hasil bumi setempat. Jenisnya memang tak terlalu variatif, namun berkualitas dan segar karena baru saja selesai dipanen. Kios-kios di pasar ini menawarkan daun tembakau berwarna kecokelatan, daun sirih yang masih hijau segar, bawang putih yang putih bersih, serta kunyit dan jahe. Di pasar ini, ternak diperdagangkan hidup-hidup; tidak dilelang, namun tawar-menawar terus bergulir seiring berpindahnya sejumlah besar uang dari satu tangan ke tangan lain. Para “koboi” berbusana perlente lengkap, kemeja kotak-kotak, kacamata hitam, serta topi koboi, berjualbeli, dan bercanda mulai dari subuh hingga usainya perdagangan menjelang tengah hari. Saya berjalan-jalan ke Toraja bersama seluruh anggota keluarga. Sambutan hangat dan penuh kekeluargaan membuat kami merasa nyaman. Kami pun mencicipi makanan di kedai-kedai lokal serta menghadiri acara jamuan makan di rumah sahabat. Hal semacam itu membuat kami mengenal lebih dekat tradisi Toraja ini. Makanan Toraja benar-benar sangat segar, tak peduli bagaimana masyarakat Barat mempercanggih cara mereka bercocok tanam dan mempercantik tampilan hidangan, tak ada yang dapat menandingi kuatnya karakter rasa daging segar yang dimasak, atau kelembutan dan kelezatan pa’piong—daging babi guling—yang disajikan langsung ke atas piring Anda dari bilah bambu yang dipanggang di atas arang cukup lama, dan dibumbui hanya dengan bawang putih, garam, dan merica. Pa’piong ini dihidangkan bersama sambal pedas, kangkung serta nasi. Di sebuah warung, kami menikmati pa’piong burak manuk yang lembut, daging ayam kampung besar yang direbus dalam bilah bambu, lalu dimasak bersama batang pisang dan kelapa. Ikan air tawar juga kerap kali dinikmati untuk menu makan siang. Masakan berkuah ikan pamarrasan, misalnya, diolah menggunakan keluak (bumbu yang berasal dari buah besar beracun, namun dapat dimakan setelah melewati proses fermentasi), serai, asam, dan pare.