Garuda Indonesia Colours Magazine March 2015 | Page 117
Travel | Berastagi
115
Saya beruntung tinggal hanya satu setengah
jam jauhnya dari Berastagi. Di Medan, kami
sudah terbiasa dengan hiruk-pikuk, cuaca
khatulistiwa, dan lalu lintas padat yang
merupakan konsekuensi tinggal di salah satu
kota besar di Indonesia. Namun, tak sampai
70 km di selatan kota Medan, Berastagi
menyodorkan jeda sejenak dari semua itu.
Berastagi terletak di dataran
tinggi (sekitar 1.300 meter), di
antara 2 gunung berapi teraktif di
Sumatera. Gunung Sibayak (2.212
meter) bertakhta di langit utara,
sementara Gunung Sinabung
(2.460 meter) menjulang tinggi di
arah barat. Bukit-bukit vulkanik
subur di antara kedua gunung
tersebut membentang dengan
hutan hujannya, pemandangan
ladang hijau yang indah, serta
Kota Berastagi sendiri yang
memiliki kelebihan berupa iklim
sejuk sepanjang tahun berkat
lokasi strategisnya. Tak heran,
kota kecil berbukit ini menjadi
tujuan berlibur akhir pekan yang
populer di antara kawan-kawan
saya sesama orang Medan.
Sesungguhnya, Berastagi bukan
sekadar kota kecil. Berastagi
justru merupakan kota utama
dengan populasi kurang dari
50.000 jiwa dan secara teknis
merupakan salah satu
kecamatan dari Kabupaten
Karo, menghubungkan dataran
tinggi Karo ke kota pesisir
Medan. Saya terpaksa
menyebutnya kota kecil hanya
karena area seputar kota ini
masih terbilang kuno. Hingga
tahun 1900-an, Berastagi tak
lebih dari sebuah desa. Namun,
daerah ini dikenal sebagai kota
di tahun 1920 ketika kolonial
Belanda tertarik pada lingkungan
yang subur dan iklimnya yang
sejuk, lalu membangun sebuah
sekolah berasrama di sini.
Sebelum diduduki oleh kolonial
Belanda, Berastagi dikenal
sebagai pusat pertanian padi dan
perdagangan beras. Itulah
asal-usul nama kota ini; Berastagi
dalam dialek lokal berarti ‘gudang
beras’. Namun, kini tak hanya
beras yang akan Anda temui di
pasar. Berastagi juga terkenal
A local farmer picking ripe
tomatoes and vegetables.
The cold climate has also made
Berastagi a perfect place for flower
farms such as this one, where you
can v isit and buy flowers.
5 Senses – Sight
GUNDALING HILLS
Hike up to the Gundaling
Hills to see panoramic views of
Berastagi. From here you can
walk down to the fields to
connect with local farmers and
get a sense of their daily lives.
About 3km from the heart of
Berastagi the hills are 1,575m
above sea level, and you can see
Sinabung and Sibayak. There are
even beautiful gardens to enjoy,
making this a perfect spot for a
family picnic. If you don’t feel up
for a hike, or just want to enjoy
the ride, hire a local sado
(two-wheeled horse-drawn
carriage) to take you.
Anda bisa mendaki Bukit
Gundaling untuk menikmati
pemandangan Berastagi. Dari
sini, berjalan-jalanlah ke ladang
untuk merasakan kehidupan
petani sehari-harinya. Sekitar 3
km dari jantung Kota Berastagi,
terdapat perbukitan setinggi
1.575 meter dari atas permukaan
laut di mana Anda dapat melihat
Sinabung dan Sibayak. Terdapat
pula taman-taman indah yang
cocok untuk piknik keluarga. Jika
Anda tak begitu suka mendaki,
atau sekadar ingin menikmati
perjalanan, Anda dapat menyewa
sado (kereta kuda beroda dua).