Garuda Indonesia Colours Magazine June 2018 | Page 134

132 Travel | Kaimana
1
1 The fish market in Kaimana is busiest at sunrise .
2 Fresh fish for sale in Kaimana ’ s market .
3 A family of fisherfolk sell their catch in the early morning near Aiduma Island .
2
Hiu paus , yang panjangnya dapat mencapai 18 m , telah dikenal oleh nelayan di Papua selama berabad-abad , tetapi baru awal tahun 2000-an satwa ini menjadi daya tarik wisata .
3
Hiu paus , yang panjangnya dapat mencapai 18 m , telah dikenal oleh nelayan di Papua selama berabad-abad , tetapi baru awal tahun 2000-an satwa ini menjadi daya tarik wisata .
Dalam serangkaian ekspedisi eksplorasi yang dilakukan oleh Conservation International ( CI ) dan World Wildlife Fund ( WWF ) Indonesia , wawancara dilakukan dengan nelayan jaring angkat atau bagan di Kaimana . Para ilmuwan menemukan bahwa nelayan-nelayan ini hampir setiap hari berinteraksi dengan hiu paus ketika memberi makan ikan besar itu dengan ikan kecil atau ikan teri tangkapan mereka .
“ Sebagian nelayan bagan melakukannya karena hiu merepresentasikan leluhur dan membawa keberuntungan ; sedangkan yang lain mengatakan , jika hiu paus berkumpul di sekitar bagan mereka di pagi hari , mereka juga bisa mendapatkan ikan cakalang , mackerel dan ikan layar ,” jelas Abraham Sianipar , Elasmobranch Conservation Management Specialist dari CI .
Dari wawancara dengan para nelayan , peneliti menemukan bahwa keberadaan perahu-perahu bagan menjadikan kawasan ini salah satu tempat terbaik di Nusantara untuk melihat hiu paus .
Kapten Sequoia , Suriani merencanakan agar kami tiba di dekat perahu bagan di Teluk Triton sesaat sebelum matahari terbit . Saat cahaya fajar pertama bersinar di timur , dive master Yohardik Lumettu menjelaskan kepada kami tentang rencana pagi itu : “ Kami akan menanyakan kepada nelayan apakah mereka pernah melihat hiu paus di pagi hari — kalau ada orang yang sedang memberi makan di bagan , kita bisa menyelam bersama mereka .”
Kedengarannya sederhana , tetapi antisipasi terlihat di ruang utama Sequoia . Semua orang memeriksa ulang peralatan mereka sambil menantikan kesempatan sekali seumur hidup untuk melihat raksasa laut yang jinak ini .
Perairan Teluk Triton yang berwarna biru kobalt terlihat tenang saat kami melintas dengan perahu penjemput , sementara cakrawala menyatu dengan cahaya keemasan langit pagi bagaikan cermin .
Sesampainya di salah satu perahu nelayan bagan , kami bertemu Akbar , nelayan berusia 22 tahun , yang sedang menyandar pada jaring angkat yang sangat besar . Ia dan rekannya mencoba menangkap ribuan ikan puri — ikan perak kecil — untuk dikeringkan atau dijual sebagai umpan untuk ikan yang lebih besar . Dive master Yohardik membeli beberapa ikan puri dari Akbar , yang akan digunakan untuk memberi makan hiu paus .
“ Pagi ini , kami sudah didatangi dua hiu paus di sini ,” kata Akbar , sambil menyandar pada bingkai jaring . Di belakangnya , kami mendengar suara seperti bak mandi besar yang sedang dikuras . Hiu paus berada di permukaan untuk makan .
Pinneng , teman menyelam saya dan sesama fotografer bawah laut , terlihat gembira saat mengecek ulang tangki scuba-nya . Satu per satu , kami berenam terjun ke air untuk