Garuda Indonesia Colours Magazine June 2018 | Page 125

Travel | Tana Toraja Part of a tongkonan house with horns of buffalo and wood carvings and paintings. Tak heran, jumlah kunjungan wisatawan ke Tana Toraja terus meningkat, terutama dari Eropa. Salah satu daya tariknya adalah upacara pemakaman yang megah... bisa dipelajari dari budaya dan gaya hidupnya yang menarik.” untuk menghadiri pemakaman ayahnya yang berusia 80 tahun. Tak heran, jumlah kunjungan wisatawan ke Tana Toraja terus meningkat, terutama dari Eropa. Salah satu daya tariknya adalah upacara pemakaman yang megah dan rumit, sebuah tradisi kuno yang dramatis. Walau tak bisa dipastikan kapan upacara berlangsung, tetapi baru 20 menit memasuki Tana Toraja, sopir kami, Ali, melihat pita-pita merah cerah yang menandakan prosesi pemakaman sedang berlangsung di sepanjang sisi lembah. Ini adalah prosesi pertama dari lima pemakaman besar yang kami temukan selama beberapa hari berikutnya. Kami berjalan melintasi lembah dan, meskipun saya segan karena ini momen pribadi keluarga, kami disambut hangat oleh Pak Santium. Ia langsung mengundang kami Bahkan menurut ukuran masyarakat Toraja, pemakaman ini terbilang besar. Kami mendaki bukit menuju pondok-pondok bambu yang dibangun untuk menampung lebih dari seribu tamu dan keluarga yang datang dari jauh, seperti Papua Barat dan Kalimantan. Untuk makanan para tamu, Pak Santium mengatakan lebih dari 130 hewan akan disembelih selama empat hari upacara. Untuk pemakaman kelas atas, minimal 24 ekor kerbau harus dikorbankan. Aspek terpenting dari upacara ini adalah pemotongan 30 kerbau berkualitas yang diyakini akan membawa roh ayah Pak Santium menuju Puya, surga dalam kepercayaan orang Toraja. Di Tana Toraja, keluarga dinilai dari seberapa besar upacara pemakaman mereka dan 123