Garuda Indonesia Colours Magazine January 2020 | Page 133
Garuda Indonesia / News
Garuda Indonesia
Employees Train Migrant
Workers in Hong Kong
Garuda Indonesia supported
its employees in the implementation
of a training workshop for approximately
120 female migrant workers at the
Function Hall of Bank Negara Indonesia
(BNI) Building in Hong Kong in late
November 2019. Led by Diah Saraswati,
the organising team consisted of nine
employees. The workshop was an
initiative by the community development
division of Garuda Indonesia’s Corporate
Social Responsibility and the Partnership
& Environmental Development
(CSR-PKBL) programme.
A state-owned enterprises (BUMN)-
initiated CSR-PKBL collaborative
programme, the event was also
supported by the Consulate General
of the Republic of Indonesia in Hong
Kong. During the capacity-building
workshop, the women learned the craft
of patchwork. They turned patches with
Nusantara motifs into handicrafts like
Kartini dolls wearing kebaya, Gambyong
dancers from Yogyakarta, and dolls
wearing traditional costumes such as
rumbia from Papua.
By participating in the workshop,
Indonesian migrant workers can gain
skills that they can use as alternative
ways to improve their prosperity.
Indonesian migrant workers are one of
the target groups in Garuda Indonesia's
community development programme,
which ensures they have skills
that they can use to make a living
once they return home.
Karyawan Garuda Indonesia Latih
Tenaga Kerja Migran di Hong Kong
Garuda Indonesia memberikan
dukungan kepada tim karyawan dalam
pelaksanaan kegiatan pelatihan bagi
sekitar 120 tenaga kerja wanita migran
di Function Hall Gedung Bank BNI
di Hong Kong, pada akhir November
2019. Kegiatan yang dipandu oleh
Diah Saraswati bersama sembilan
rekan kerjanya ini merupakan bagian
dari program Corporate Social
Responsibility dan Program Kemitraan
Bina Lingkungan (CSR-PKBL) di bidang
pengembangan masyarakat.
Selain Bank BNI di Hong Kong, kegiatan
yang merupakan wujud sinergi BUMN
dalam program CSR-PKBL ini juga
didukung oleh Konsulat Jenderal
Republik Indonesia (KJRI) di Hong Kong.
Adapun agenda kegiatan yaitu membuat
kerajinan tangan dengan memanfaatkan
kain perca bermotif khas Nusantara.
Hasilnya, antara lain boneka berkebaya
ala Kartini, boneka dengan rumbia ala
Papua, boneka penari gambyong ala
Yogyakarta, dan lain-lain.
Melalui kegiatan semacam ini
diharapkan para pekerja migran
Indonesia dapat memiliki keahlian
lain yang dapat dimanfaatkan sebagai
pilihan untuk menyejahterakan
kehidupannya. Para pekerja migran
Indonesia menjadi salah satu fokus
dalam program edukasi masyarakat
terkait pentingnya memiliki keahlian
lain, sehingga dapat dipergunakan
ketika mereka kembali untuk
mencari nafkah di negara sendiri.
131