Garuda Indonesia Colours Magazine January 2020 | Page 115

Business / Outlook Perusahaan analisis bisnis Statista melaporkan, industri teknologi biometrik bernilai lebih dari US$21 miliar (sekitar Rp295 triliun) pada 2018, dan lebih dari 46% bisnis berencana menerapkan biometrik pada rantai nilai mereka di masa mendatang. menjadi bagian penting dalam penelitian para ilmuwan biometrik. Seperti namanya, Fingopay, perusahaan baru yang berbasis di Inggris, memungkinkan pengguna memproses transaksi hanya dengan memindai jari. Berbeda dengan cara tradisional yang menggunakan sidik jari sebagai sarana autentikasi, Fingopay menggunakan pola vena yang unik pada jari untuk memproses pembayaran. Tidak seperti sidik jari yang meninggalkan jejak fisik yang bisa dilihat pada antarmuka, pembuluh darah pada ujung jari tersembunyi di dalam. Disebut "VeinID", teknologi Fingopay memindai jari dengan cahaya inframerah, dan menggunakan struktur pembuluh vena sebagai ID digital yang disimpan di Cloud. Dengan menghubungkan pola vena dengan kartu pembayaran, pengguna cukup memindai jari untuk membayar dalam hitungan detik dan memverifikasi identitas mereka. Pemindai jari, yang ukurannya lebih kecil dari mesin pembaca kartu, bisa dipasang dengan mudah oleh para merchant di seluruh dunia. Pengenalan wajah Meneruskan visi Bertillon untuk mencegah kejahatan dengan biometrik, sejumlah pengusaha ritel kini menggunakan perangkat lunak pengenal wajah untuk mengidentifikasi dan mencegah pencurian di toko-toko. Di AS saja, Federasi Ritel Nasional memperkirakan "penyusutan inventaris"—eufemisme untuk menyebut pencurian dan penipuan— merugikan ritel lebih dari US$46 miliar (sekitar Rp648 triliun) per tahun. Guna mengatasi masalah ini, perusahaan seperti Panasonic meluncurkan solusi pengenalan wajah, dengan model analisis mendalam, untuk mengenali orang-orang yang tercatat pernah mengutil, ketika mereka memasuki toko. Panasonic baru-baru ini memasang sistem FacePRO mereka di toko utama jaringan supermarket Belanda Jumbo Ten Brink Food, sebagai bagian dari kebijakan zero-tolerance terhadap pengutil. Sistem, yang terdiri atas 80 kamera yang terhubung ke software pengenal wajah dari Panasonic, ini dapat mengidentifikasi wajah dengan akurasi 90%. Akan tetapi, pengenalan wajah mengundang kritik serius dari pegiat masalah privasi dan politisi, yang berpendapat bahwa teknologi ini melanggar kebebasan pribadi. Pada September 2019, Forbes melaporkan, banyak orang khawatir pengenalan wajah akan digunakan oleh penegak hukum untuk terus-menerus mengawasi ruang publik. Kekhawatiran ini mendorong legislator di California untuk melarang penggunaan pengenal wajah oleh jawatan publik tertentu, seperti kepolisian. Pengenalan suara Pengenalan ucapan sangat populer di kalangan konsumen teknologi. Perangkat seperti Alexa dari Amazon dan Siri, keluaran Apple, membuat interaksi dengan mesin pencari dan aplikasi navigasi jadi lebih mudah. Pada kuartal pertama tahun 2019, lebih dari 35% orang Amerika yang online menggunakan pencarian dengan suara setidaknya sebulan sekali, dan angka ini terus bertambah. biasa. Perangkat lunak pengenal suara dan dikte canggih memungkinkan para pekerja ini mengakses infrastruktur IT perusahaan dengan lebih mudah. Hands Free Computing juga bekerja sama dengan Layanan Kesehatan Nasional Inggris, menciptakan perangkat lunak pengenal suara Dragon untuk para tenaga medis yang sibuk. Mampu memproses 160 kata per menit dengan akurasi 99%, Dragon digunakan dalam situasi medis di mana mengetik catatan fisik mustahil dilakukan dan tidak higienis. Akankah biometrik merajai masa depan? Ada beberapa kendala utama yang harus diatasi untuk menerapkan biometrik sepenuhnya dalam kehidupan sehari-hari. Para ahli khawatir data palsu, seperti sidik jari buatan komputer, akan membahayakan data pengguna dan akun pribadi. Tim peneliti dari New York University menemukan bahwa sidik jari buatan komputer, yang dijuluki "DeepMasterPrints", dapat digunakan dalam peretasan dengan korban acak. Metode ini menggunakan sidik jari yang sudah tercatat untuk membangun model canggih guna menghasilkan sidik jari palsu yang meyakinkan. Walaupun tingkat kecocokannya rendah, metode ini masih cukup efektif bagi penipu, dan menunjukkan kelemahan sistem biometrik yang ada saat ini. Bukan tidak mungkin, penipu juga mencari cara untuk memalsukan bentuk data biometrik lainnya. Kunci untuk implementasi lebih luas adalah menemukan penanda biometrik baru yang secara inheren lebih sulit ditiru, dan didukung dengan undang- undang yang jelas dan transparan untuk melindungi data pribadi kita. Di dunia usaha, pengenal ucapan yang diatur untuk mengenal suara pengguna tunggal memberikan peluang kerja yang sama bagi pekerja dengan disabilitas. Perusahaan Inggris Hands Free Computing menawarkan serangkaian produk pengenal suara yang dirancang untuk membantu orang-orang dengan disleksia, cedera regangan berulang, dan gangguan otak diskalkulia. Banyak orang dengan kondisi ini kesulitan mengetik secepat rekan kerja mereka dan mungkin kewalahan di tempat kerja 113