Garuda Indonesia Colours Magazine January 2020 | Page 114
Business / Outlook
products designed to help people
struggling with dyslexia, repetitive
strain injury and the brain disorder
dyscalculia. Many people who suffer
with these conditions find it difficult to
type at a similar rate to their co-workers
and may become overwhelmed in the
typical workplace. Advanced speech
recognition software and dictation
enables these workers to access
business IT infrastructure more easily.
Hands Free Computing also works
with the UK National Health Service
to deliver Dragon voice recognition
software to busy medical professionals.
Capable of processing 160 words
per minute with 99 per cent accuracy,
Dragon is deployed in medical situations
where typing physical notes is otherwise
impossible or could compromise
hygiene.
Will the future be biometric?
There are still some major hurdles
to overcome for full implementation
in our daily lives. Experts have raised
concerns that fake data, such as
computer-generated fingerprints,
could lead to the compromise of
user data and personal accounts.
Dubbed ‘DeepMasterPrints’,
a team of researchers from New
York University found that computer-
generated fingerprints can be used
in force-attacks to match with random
victims. The method uses known
fingerprints to build a sophisticated
model for generating convincing fakes.
Although matches are low, this
method is still effective enough to
be used by fraudsters, highlighting
the fallibility of current systems. It’s
likely to be only a matter of time before
fraudsters figure out a way to fake
other forms of biometric data too.
The key to ongoing implementation is
finding new biometric markers which
are inherently harder to mimic, while
also integrating clear and transparent
legislation to protect our personal data.
Tubuh manusia memiliki detail-detail unik yang
menjadikan setiap individu berbeda. Studi dan
penggunaan ciri pengindentifikasi, yang laksana
barcode pada tubuh kita, ini dikenal sebagai
"biometrik".
Banyak dari kita yang sehari-harinya
bersentuhan dengan teknologi biometrik.
Pemindai sidik jari, yang kini lazim di
ponsel cerdas, adalah salah satu contoh
biometrik yang paling banyak digunakan.
Meski teknologi biometrik sering
dianggap sesuatu yang ultra-futuristik,
teknologi ini berakar 140 tahun lalu, dari
seorang perwira polisi Prancis bernama
Alphonse Bertillon. Bekerja untuk kantor
polisi Paris pada 1879, Bertillon mulai
mengembangkan apa yang kemudian
menjadi Sistem Bertillon, daftar data
biometrik resmi pertama yang digunakan
oleh penegak hukum di seluruh dunia.
Bertillon memakai pengukuran
biometrik tahap awal, yang mencakup
pengukuran kerangka dan kepala,
bersama dengan foto, untuk
mengidentifikasi pelaku kejahatan.
Melompat ke abad ke-21,
biometrik kini digunakan secara luas
dan melahirkan cara-cara baru dalam
kehidupan kita sehari-hari. Sekarang,
biometrik tidak hanya dimanfaatkan
untuk mengidentifikasi, tetapi juga
untuk mengakses antarmuka
manusia dan mesin dengan
cara-cara baru dan inovatif.
Memanfaatkan perkembangan
pesat teknologi ini, bisnis menjadi
ujung tombak penyebaran biometrik
untuk interaksi pelanggan dan proses
internal yang lebih efisien.
112
Perusahaan analisis bisnis Statista
melaporkan, industri teknologi biometrik
bernilai lebih dari US$21 miliar (sekitar
Rp295 triliun) pada 2018, dan lebih dari
46 persen bisnis berencana menerapkan
biometrik pada rantai nilai mereka di
masa mendatang.
Di sini, kami mengeksplorasi beberapa
cara paling inovatif dalam memanfaatkan
teknologi ini di dunia bisnis.
Pembayaran dan verifikasi
Meski sudah ada banyak cara
sederhana bagi pelanggan untuk
melakukan pembayaran in-store,
seperti kartu nirsentuh dan solusi
pembayaran mobile, metode
pembayaran secara fisik ini banyak
kelemahannya. Kartu dan perangkat
pintar bisa hilang atau dicuri, dan
metode ini memerlukan pembuatan
kartu plastik atau perangkat keras
khusus secara fisik.
Sementara, biometrik kini memungkinkan
seseorang untuk membayar dan
mengautentikasi transaksi hanya
dengan menggunakan pengidentifikasi
pada tubuh mereka. Ini termasuk sidik
jari, pengenalan wajah, dan, yang
menarik, identifikasi pembuluh darah.
Walaupun, tentu saja, setiap orang
memiliki pembuluh darah di bagian
tubuh yang sama, struktur dan
penempatannya berbeda pada setiap
individu. Karena itu, pembuluh darah