Garuda Indonesia Colours Magazine January 2020 | Page 91
Travel / Archipelago Journal
1. A tiny sand-fringed islet
emerges at low tide.
2. A monument to
legendary American
General Douglas
MacArthur, who played a
decisive role in the World
War II battle for the Pacific.
1
Salah satu titik paling utara Nusantara ini pernah memainkan
peranan penting saat Perang Dunia Kedua berkecamuk.
Colours menjelajahi warisan sejarahnya dan menyingkap daya
tariknya kini sebagai pulau surgawi dan tempat menyelam
yang populer.
Lautan biru nan jernih membingkai Morotai
beserta pulau-pulau rawit di sisinya. Predikatnya
sebagai mahkota Provinsi Maluku Utara bukanlah
bualan, sebab pulau tropis ini begitu memesona
dengan kehijauannya yang dikelilingi pantai-
pantai nan menggoda. Kehidupan di sini
berpendar hangat ceria berkat limpahan
kebaikan Samudra Pasifik.
“Tapi dulu, saat Perang Dunia Kedua
berkecamuk, Samudra Pasifik mendatangkan
keresahan bagi Morotai,” kata Sarwan Hamdi,
warga lokal Daruba yang memberi saya
tumpangan. “Pulau kami dipandang strategis
oleh Sekutu, dan dijadikan basis. Bayangkan,
warga setiap hari resah menyaksikan kapal-
kapal perang hilir mudik. Syukurlah, perang
berakhir dan kedamaian terpelihara hingga
kini,” lanjut Sarwan.
Letak Morotai dekat dengan Filipina. Sekutu,
yang terdiri atas Amerika Serikat, Inggris, dan
Australia bersatu dan memilih Morotai sebagai
pangkalan mereka. Kemenangan dalam
2
5
senses:
touch
Tanjung Sopi Waves
E/ Enjoy the sensation
of surfing on top of
the fast rolling waves
in north Morotai,
off the village of
Sopi. The strong,
unpredictable waves
are not suitable for
beginners, but are
great for more
advanced surfers.
November to March
are the best
months to visit.
I/ Rasakan sensasi
meluncur di atas ombak
yang bergulung cepat
di utara Morotai,
tepatnya di lepas pantai
Desa Sopi. Ombaknya
yang kuat dan sulit
diprediksi memang
tidak disarankan bagi
pemula, tetapi tentu
sangat menyenangkan
bagi peselancar yang
sudah ahli. November
hingga Maret adalah
waktu terbaik untuk
berkunjung.
89