Garuda Indonesia Colours Magazine February 2020 | Page 55
Lifestyle / Interview
“My favourite would be the rosé –
it is a full-bodied and complex rosé.
It also has a nice smell and colour,”
Bagus says, adding that the wine is
made from a blend of black Malvasia
Nera and Alphonse Lavallée grapes.
Bagus is confident that he will take
Isola Wine to the next level, considering
he has already received offers from
China and Singapore, but his main
focus at the moment is local markets.
As a businessman, Bagus often
flies with Garuda Indonesia. “The
in-flight meal is always tasty, and
they even serve nasi padang on
the plane. Aside from the delicious
food, I like the friendliness of the
cabin crew,” Bagus says.
Pemilik Isola Wine by Cantine
Balita, Agung Bagus Pratiksa Linggih,
mengakui ada banyak tantangan
dalam membangun bisnis anggur
di Indonesia tetapi hal tersebut
tidak menghentikannya.
Memulai bisnis winery pertamanya
yang fokus pada produksi anggur
berstandar internasional di tanah
kelahirannya, Bali pada 2012,
Bagus menyadari sepenuhnya
bahwa perjalanannya tidak akan
mudah. Kualitas anggur yang buruk
karena lingkungan yang lembap dan
iklim tropis, serta kurangnya varietas
anggur, membuat banyak pihak
tidak percaya pada anggur lokal.
Teknik lain yang ia gunakan adalah
menciptakan musim dingin buatan
selama musim hujan. “Meskipun
kami bisa panen hingga tiga kali
setahun, kami hanya melakukannya dua
kali karena pada musim hujan kualitas
anggurnya tidak terlalu bagus. Apa yang
kami lakukan selama musim hujan
adalah kami memangkas tanaman, jadi
mereka tidak menghasilkan bunga.
Dengan melakukan hal ini, nutrisi
tersimpan di dalam tanaman sehingga
akan menghasilkan anggur dan panen
yang lebih baik,” kata Bagus.
Teknik pertanian ini melengkapi varietas
anggur yang diimpor Bagus dari Italia
selatan. Dia menanam anggur-anggur ini
di perkebunan di Kabupaten Buleleng,
barat laut Bali, yang tanahnya kaya
mineral dan subur. Hal ini membuat
anggur yang diproduksi oleh Isola Wine
memiliki cita rasa unik.
Isola Wine memiliki reputasi tepercaya
di antara klien-kliennya, yang termasuk
di antaranya hotel dan resor premium
seperti Alila, Bvlgari, dan Potato Head
Beach Club. Anggur-anggur ini tersedia
tidak hanya di Bali tetapi juga di daerah
lain di Indonesia, termasuk Jakarta,
Bandung dan Flores.
Isola Wine memproduksi 100.000 botol
anggur per tahun, yang terdiri atas
anggur merah, rosé, dan putih. “Favorit
saya adalah rosé—karena kaya rasa.
Selain itu, rosé memiliki aroma yang
enak dan warna yang bagus,” kata
Bagus yang juga menambahkan bahwa
anggur tersebut dibuat dari campuran
anggur hitam Malvasia Nera dan
Alphonse Lavallée.
Bagus percaya bahwa ia bisa membawa
Isola Wine lebih maju mengingat ia
sudah mendapatkan tawaran dari
Tiongkok dan Singapura. Namun, fokus
dia saat ini adalah pasar lokal.
Sebagai seorang pebisnis, Bagus sering
terbang dengan Garuda Indonesia.
“Makanan di dalam pesawatnya selalu
enak, bahkan sekarang tersedia Nasi
Padang. Selain makanannya yang enak,
saya juga suka dengan awak kabinnya
yang ramah,” ucap Bagus.
Bagus percaya bahwa
ia bisa membawa
Isola Wine lebih maju
mengingat ia sudah
mendapatkan tawaran
dari Tiongkok dan
Singapura.
“Anggur dikenal sebagai minuman
yang diproduksi di negara-negara
subtropis, dan Anda cenderung tidak
mengaitkan Indonesia dengan anggur.
Jadi, menjual anggur Indonesia bisa
sedikit rumit,” kata Bagus.
Alumnus Alliance Manchester
Business School (Universitas
Manchester) ini menyadari bahwa
kualitas buah anggur adalah prioritas
utama untuk mengubah paradigma
negatif ini. Jadi, dia bereksperimen
dalam viticulture (budidaya dan panen
anggur), yang ternyata menjadi
keputusan yang bijaksana.
“Kami menggabungkan ilmu
viticulture Italia dengan tradisi
pertanian Bali untuk menghasilkan
anggur berkualitas terbaik di iklim
tropis Bali. Viticulturist kami bekerja
berdampingan dengan para petani
dan menemukan solusi untuk
menghasilkan anggur berkualitas
tinggi di Bali,” Bagus menjelaskan.
53