Garuda Indonesia Colours Magazine February 2018 | Page 91
Travel | Kumano Kodo
89
2
1
Pembangunan pariwisata di sepanjang jalur Kumano
Kodo telah mendorong banyak anak muda urban lainnya
untuk banting setir dan menetap di Kumano...
di Osaka delapan tahun lalu. Namun
akhirnya saya berpikir sudah cukup saya
menjalani kehidupan di kota, saatnya
kembali ke kampung halaman.”
Nakamine menanam padi untuk menyuplai
Café Bocu, kafe dan penginapan miliknya
yang baru dibuka. Salah satu jalur Kumano
Kodo melintasi pintu belakang kafe ini.
“Meningkatnya jumlah wisatawan yang
melewati jalur ini mendorong saya untuk
membuka bisnis di sini,” kata Nakamine.
“Saya tidak menyangka jalanan kuno ini
bakal mengubah hidup saya.”
Nakamine tak sendiri. Pembangunan
pariwisata di sepanjang jalur Kumano Kodo
telah mendorong banyak anak muda urban
lainnya untuk banting setir dan menetap
di Kumano, sehingga memberikan energi
baru ke kawasan ini. Hal tersebut
penting mengingat banyak daerah
pedesaan di Jepang kini menghadapi
dampak tingginya populasi lansia. JAKARTA TO OSAKA
Shiba Yasuo, pembuat topi berusia 90 tahun,
adalah salah satu yang merasakan manfaat
dari kebangkitan kembali Kumano Kodo.
Sehari-hari Yasuo membuat minachi-gasa
atau topi kerucut tradisional yang terbuat
dari serutan kayu cemara. Topi yang biasanya
dipakai oleh peziarah ini sekarang laris
sebagai suvenir dan pelindung dari matahari
saat hiking. Frequency 3 flights per week
Topi sederhana dan praktis buatan
Yasuo ini menjadi simbol yang menunjukkan
bagaimana keindahan dan karunia alam
menjadi pilar budaya, perdagangan dan
sumber spiritual. Berkat kebangkitan
Kumano Kodo, hingga hari ini pengunjung
masih bisa merasakan sebuah pengalaman
yang luar biasa.
Flight Time 6 hours, 20 minutes
• Osaka
1 An outdoor onsen close to Kumano Nachi Taisha shrine.
2 Onsen are one of the highlights of the Kumano Kodo
and the perfect way to relax after a day's hiking.