Garuda Indonesia Colours Magazine August 2016 | Page 105
Travel | Tarakan
101
© David Metcalf; Suwardi Chue Ardi
Tarakan merupakan sebuah pulau yang
terletak sekitar 100 kilometer ke arah selatan
perbatasan Malaysia, khususnya di utara
Kalimantan. Kalimantan Utara lepas dari
Kalimantan Timur dan menjadi provinsi
sendiri pada 2012. Sebesar 70 persen dari
provinsi ini masih memiliki hutan hujan
tropis yang orisinal dan perawan sehingga
provinsi ini punya banyak potensi untuk
dikembangkan sebagai eco-tourism.
5 Senses – Sight
BESI BRIDGE
Visit Jembatan Besi, where you
can wander through the fascinating
museum and see remnants of the
fighting that took place during the
Second World War. There are some
interesting black-and-white photos
on the walls, and you can get real
insights into the history of Tarakan.
The memorial is located at Peningki
Lama, Mamburungan Timur.
Berkunjunglah ke Jembatan Besi
di mana Anda bisa berkeliling di
antara museum yang memesona dan
melihat sisa-sisa perjuangan yang
terjadi se lama Perang Dunia Kedua.
Ada beberapa foto hitam putih yang
menarik terpampang di dinding, dan
Anda bisa mendapatkan pengetahuan
nyata tentang sejarah Tarakan. Tugu
peringatan ini berlokasi di Peningki
Lama, Mamburungan Timur.
Penduduk asli Tarakan adalah masyarakat
Tidung, sebuah suku turunan dari suku
Dayak yang menetap di hampir seluruh Pulau
Kalimantan. Suku Tidung diyakini mendirikan
sebuah kerajaan di wilayah Tarakan pada 1076
dan menetap di wilayah pesisir sejak 1571.
Suku Tidung, yang berjumlah sekitar 31.000
jiwa, mempunyai bahasa sendiri. Kebanyakan
dari mereka adalah petani dan sebagian lainnya
bekerja sebagai nelayan. Sebagian warga masih
menjalankan kepercayaan animisme tradisional,
namun sebagian lainnya telah memeluk agama
Islam, yang muncul berbarengan dengan
datangnya pedagang dari Sulawesi. Meski
demikian, seperti umumnya terjadi di Indonesia,
kepercayaan spiritual tradisional masih sangat
kuat dan upacara tradisi rutin dilakukan untuk
menjaga keseimbangan antara kebaikan dan
kejahatan. Upacara ini dilakukan secara serius
oleh dukun desa.
The large impressive rhinoceros hornbill sits like a king
in the forest, looking for his next meal. The sight of these
sacred birds flying across the canopy of the rainforest
is simply unforgettable.
These motifs are from the Dayak Kenyah tribe and are
found throughout North Kalimantan.
Saya menemukan Tarakan sangat kaya akan
kebudayaan dan dipengaruhi oleh sejarah penuh
warna, sebagaimana suku Bugis, Jawa dan
Indo-China menetap di pulau ini.
A young Dayak warrior performing a traditional
war dance.
Tarakan dalam bahasa Tidung berarti sebuah
tempat pertemuan untuk bersantap. “Tarak”
artinya ‘tempat pertemuan’ dan “ngakan” berarti
‘makan’. Nama yang sesuai sebagaimana pulau
ini diberkahi dengan banyak hidangan laut
(seafood) dari Sungai Sesayap, yang mengalir dan
mengitari pulau dan membawa kumpulan ikan
serta makhluk laut lainnya, termasuk buayabuaya berukuran besar!
Minyak ditemukan di Tarakan pada 1905,
dan satu tahun kemudian produksi minyak
dimulai. Pada 1920, Tarakan menghasilkan
5 juta barel minyak berbasis parafin kualitas
tinggi. Jumlah ini mewakili sepertiga minyak
yang diproduksi di seluruh daerah yang dikuasai
Dutch East Indies. Hal tersebut memberikan
pengaruh besar terhadap Pulau Tarakan
terutama saat Perang Dunia II terjadi pada 1940.
Hingga kini, banyak pengunjung menaruh
hormat kepada para pahlawan yang berperang
di Jembatan Besi, yang penuh kenangan, dan
terletak beberapa kilometer dari pusat kota.
Memegang peranan penting dalam perjuangan
negeri demi kemerdekaan, setiap tahun Tarakan
merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia
dengan menyuguhkan atraksi fesyen spektakuler
dengan parade jalanan. Banyak warga desa dan
kota berdatangan untuk melakukan permainan
tradisional setelah upacara kenaikan bendera.
Tahun ini, bersamaan dengan perayaan
Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus, akan