Ramadhan ingin lebih nyata dalam
partisipasi membangun daerah asalnya
ini. Padahal, kalau mau egois, dia cukup
saja bertahan di dapil sebelumnya, Jatim
VII (Ponorogo, Trenggalek, Magetan,
Pacitan dan Ngawi), yang dimenanginya
pada pemilu 2009.
Dengan mengusung jargon Rukun
Perubahan (transparansi, akuntabilitas,
integritas, kredibilitas dan kerakyatan)
maka ia kembali ke Sumut. Tak
segan ia kembali blusukan menemui
masyarakat dalam memperkenalkan diri
dan sosialisasi program pemerintah.
Berada di Komisi I DPR RI, bahkan menjadi wakil ketua,
membuat sosok Ramadhan Pohan semakin terasah
kemampuan diplomasinya. Ia memiliki pengalaman
ter abung dalam delegasi parlemen ke beberapa
g
negara, termasuk Eropa dan Amerika Serikat.
D
ENGAN latar belakang
pendidikan internasional
–ia lulus dari American
University, Washington DC-, sungguh membuktikan
bahwa secara teori ia cukup menguasai
dalam pergaulan internasional.
Dalam kasus yang menyentuh
sensiti ias Indonesia, Ramadhan sering
vt
kali paling awal ‘’berteriak.’’ Pada kasus
penyadapan yang dilakukan beberapa
negara Barat terhadap Indonesia,
khususnya Australia, Ramadhan berada
di garis depan dalam menyuarakan
pembelaan terhadap Indonesia.
Begitu pula pada kasus protes
Singapura pada penamaan KRI UsmanHarun, Ramadhan dengan tegas
menyatakan, Singapura mestinya malu
mempersoalkannya. Sebab, mantan
PM Lee Kuan Yew menabur bunga
langsung ke makam Usman-Harun di
TMP Kalibata.
Latar belakang Ramadhan, sebagai
wartawan yang pernah menempati
pos di Eropa Timur, Asia Tengah, dan
Amerika Serikat, serta pengalaman
membuat reportase ke manca negara,
membuat dia paham posisi geopolitik
Indonesia di kancah internasional.
Pada sebuah kesempatan berdiskusi
dengannya, Ramadhan menyatakan,
relevansi Indonesia di geopolitik dunia
makin besar.
4|
GARDU ASPIRASI • APRIL 2014
Posisi Indonesia
sebagai negara
demokrasi terbesar
ketiga di Indonesia,
menjadi contoh
berbagai belahan
dunia. ’’Bahkan,
Amerika Serikat
sering memuji posisi
itu, sebagai negara
Islam besar yang
mampu menjalani
proses demokrasi
dengan mulus. Mereka
membandingkan
dengan gejolak
demokrasi di Timur
Tengah (Arab Spring) yang
berdarah-darah,’’ katanya.
Menurut Ramadhan,
Indonesia bukan hanya
dalam populasi saja
unggul (nomor 4 di dunia),
tetapi juga sudah menjadi
kekuatan ekonomi terbesar
ke-15 dunia (G20), serta
negara demokrasi terbesar
ketiga.
’’Kondisi seperti itu
menjadi modal yang sangat
baik untuk menentukan
strategi ke depan untuk
membuat Indonesia kita lebih
baik lagi,’’ cetusnya. (bik)
Komunikasi yang ia bangun sejak
dua tahun lalu, dengan mengunjungi
lebih 500 titik, dalam waktu dekat
diprediksi akan membuahkan hasil.
Lolos ke Senayan.
‘’Jika saya terpilih, insya Allah tetap
amanah,’’ tambahnya. (bik)