GARDU ASPIRASI (GARASI) EDISI 51 / APRIL 2014 | Page 4

Ramadhan ingin lebih nyata dalam partisipasi membangun daerah asalnya ini. Padahal, kalau mau egois, dia cukup saja bertahan di dapil sebelumnya, Jatim VII (Ponorogo, Trenggalek, Magetan, Pacitan dan Ngawi), yang dimenanginya pada pemilu 2009. Dengan mengusung jargon Rukun Perubahan (transparansi, akuntabilitas, integritas, kredibilitas dan kerakyatan) maka ia kembali ke Sumut. Tak segan ia kembali blusukan menemui masyarakat dalam memperkenalkan diri dan sosialisasi program pemerintah. Berada di Komisi I DPR RI, bahkan menjadi wakil ketua, membuat sosok Ramadhan Pohan semakin terasah kemampuan diplomasinya. Ia memiliki pengalaman ter­ abung dalam delegasi parlemen ke beberapa g negara, termasuk Eropa dan Amerika Serikat. D ENGAN latar belakang pendidikan internasional –ia lulus dari American University, Washington DC-, sungguh membuk­ti­kan bahwa secara teori ia cukup menguasai dalam pergaulan internasional. Dalam kasus yang menyentuh sensiti­ i­as Indonesia, Ramadhan sering vt kali paling awal ‘’berteriak.’’ Pada kasus penyadapan yang dilakukan beberapa negara Barat terhadap Indonesia, khususnya Australia, Ramadhan berada di garis depan dalam menyuarakan pembelaan terhadap Indonesia. Begitu pula pada kasus protes Singapura pada penamaan KRI UsmanHarun, Ramadhan dengan tegas menyatakan, Singapura mestinya malu mempersoalkannya. Sebab, mantan PM Lee Kuan Yew menabur bunga langsung ke makam Usman-Harun di TMP Kalibata. Latar belakang Ramadhan, sebagai wartawan yang pernah menempati pos di Eropa Timur, Asia Tengah, dan Amerika Serikat, serta pengalaman membuat reportase ke manca negara, membuat dia paham posisi geopolitik Indonesia di kancah internasional. Pada sebuah kesempatan berdiskusi dengannya, Ramadhan menyatakan, relevansi Indonesia di geopolitik dunia makin besar.  4| GARDU ASPIRASI • APRIL 2014 Posisi Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di Indonesia, menjadi contoh berbagai belahan dunia. ’’Bahkan, Amerika Serikat sering memuji posisi itu, sebagai negara Islam besar yang mampu menjalani proses demokrasi dengan mulus. Mereka membandingkan dengan gejolak demokrasi di Timur Tengah (Arab Spring) yang berdarah-darah,’’ katanya. Menurut Ramadhan, Indonesia bukan hanya dalam populasi saja unggul (nomor 4 di dunia), tetapi juga sudah menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-15 dunia (G20), serta negara demokrasi terbesar ketiga. ’’Kondisi seperti itu menjadi modal yang sangat baik untuk menentukan strategi ke depan untuk membuat Indonesia kita lebih baik lagi,’’ cetusnya. (bik) Komunikasi yang ia bangun sejak dua tahun lalu, dengan mengunjungi lebih 500 titik, dalam waktu dekat diprediksi akan membuahkan hasil. Lolos ke Senayan. ‘’Jika saya terpilih, insya Allah tetap amanah,’’ tambahnya. (bik)