Dicecar Pertanyaan Kritis
Ramadhan Pohan mendapatkan berbagai pertanyaan kritis saat berlangsungnya dialog dan silaturahmi bersama warga di rumah Situmeang, Medan, Jumat (7/2). Sudah dua tahun lebih Ramadhan aktif
melakukan aksi turun ke bawah (turba) di Sumatera Utara untuk dapat menangkap aspirasi masyarakat secara langsung. FOTO. RIZKY BATUBARA
Berkali-kali mengunjungi Helvetia Medan. Namun, baru kali ini
mendapat cecaran pertanyaan kritis. Pertemuan itu dilakukan di
depan rumah Situmeang. Warga berjejal menutupi gang rumah
Situmeang untuk mendengarkan arahan dan perkenalan diri dari
Ramadhan, Jumat (7/2). Setelah memperkenalkan diri, sesi dialog
pun dibuka.
D
IAWALI dengan Sinaga
yang merupakan salah
satu warga setempat.
Ia menanyakan tentang
hukum HAM yang
menyudutkan guru dalam bidang
pendidikan saat ini. ‘’Guru tidak leluasa
dalam mengajar,’’ katanya.
Hal itu langsung dijawab oleh
Ramadhan. ’’Hukum HAM bukan
menyudutkan guru Pak. Namun cara
guru untuk mendidik siswa-siswanya
saat ini sudah berbeda. Sudah tidak
seperti dahulu lagi. Karena siswa-siswa
sekarang diberikan hak sepenuhnya
untuk berkreasi dan berinovasi dalam
pendidikan. Guru berfungsi untuk
mengarahkan dan memberikan
pelajaran dengan baik kepada siswasiswanya. Bukan dengan kekerasan
lagi,’’ jelasnya.
Di sela-sela perbincangan antara
Ramadhan Pohan dengan warga, ada
salah satu warga yang menyeletuk.
’’Bang, kenapa nggak jadi gubernur
saja,’’ pungkasnya. Lalu, Ramadhan
menjawab dengan wajah tersenyum..
’’Belum bisa Bang, saya menilai
kapasitas diri saya untuk menjadi
seorang gubernur. Biarlah saya
mewakili rakyat langsung dulu di
Senayan,’’ pungkasnya.
Ada lagi warga yang mengeluh
soal caleg yang selalu muncul di
kala hanya mau pemilu saja. Namun
setelah menjadi pejabat, ia lupa dengan
rakyatnya.
Ramadhan Pohan memberikan
pencerahan kepada warga yang hadir
bahwa dirinya tidak seperti itu.
Dengan memberikan bukti karyanya
selama menjabat sebagai anggota
Dua tahun saya sudah turun
di masyarakat. Mengetahui
kondisi masyarakat khususnya
Sumatera Utara. Padahal saya
masih mewakili Jawa Timur.
Namun semua itu sama. Semua
adalah masyarakat Indonesia
RAMADHAN POHAN
DPR-RI berupa majalah yang setiap
bulan diserahkan ke rakyat, menurut
Ramadhan, itu sudah cukup.
’’Dua tahun saya sudah turun
di masyarakat. Mengetahui kondisi
masyarakat khususnya Sumatera
Utara. Padahal saya masih mewakili
Jawa Timur. Namun semua itu sama.
Semua adalah masyarakat Indonesia,’’
pungkasnya. (rizky prabowo)
MARET 2014 • GARDU ASPIRASI |
7