GARDU ASPIRASI (GARASI) EDISI 50 / MARET 2014 | Page 24

Sahabat Parlemen Tetap di SUMUT II Drs Saidi Butar Butar BERADA di Dapil Sumut II, cukup berat. Sebab, wilayahnya cukup luas, yakni 19 kota/kabupaten. Mulai dari Labuhan Batu, Labuhan Batu selatan, Labuhan Batu Utara, Tapanuli Selatan, Padang Sidempuan, Mandiling Natal, Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, Gunung Sitoli, Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Samosir, Padan Lawas Utara, dan Padang Lawas. Karena wilayahnya luas, maka perlu strategi tersendiri. Itulah yang dilakukan Drs Saidi Butar Butar, anggota DPR RI yang mencalonkan kembali dari wilayah yang sama. Ia melukan cara konvensional, tetapi dikombinasi dengan kondisi mutakhir bangsa. ’’Pendekatan kita secara familiar, primordial. Pertama-tama kita mulai dari marga, kaitan dengan marga saya, dengan marga istri saya, marga ibu,’’ katanya. Langkah kedua, normatif saja yakni melalui partai dengan kegiatan-kegiatan sosial. ’’Kita kumpulkan juga melalui DPC DPC,’’ katanya. Saidi juga blusukan ke daerah. Di sana, di wilayah yang jauh dari kota, digelar kegiatan sosial seperti pengobatan gratis yang dikombinasi dengan sosialisasi program pemerintah, seperti KUR (kredit usaha rakyat). ‘’Ya itulah yang normatif.” Di Sumut II, Saidi sudah bukan wilayah baru. Pada 2004 ia sudah di dapil itu. ‘’Saya kan putra Sumatera Utara. Memang saya kelahiran di situ, di daerah Tobasa, bagian dari Tapanuli. Dalam sosialisasi program pemerintah, ia lebih mementingkan bagaimana membantu usaha mikro. ’’Persoalan masyarakat bawah itu kan agunan. Kita bantu carikan program tanpa agunan. Atau, kita buatkan agunan formalnya, misalnya sertifikat,’’ katanya. Di daerah, sering ada warga memiliki tanah tetapi tidak ada sertifikat. ’’Itu pertama yang saya sampaikan saat rapat dengan Bank Indonesia dan seluruh bank. Saya minta pada mereka, tolong dibentuk satu yayasan atau satu PT atau satu wadah, guna mengurus sertifikat ini,’’ katanya. ‘’Warga di daerah terpencil masih enggan ngurus sertifikat karena tidak ada uang. Kalau masalah pertanahan ini ada yang mengkoordinir, itu kan bagus,’’ tambahnya. Mengenai konvensi Demokrat, Saidi mengatakan, belum ada yang cocok. ’’Masih biasa biasa saja. Tapi mereka semua putra terbaik bangsa, kita akui. Saya malah suka gaya Pak Jokowi, yang blusukan serta gaya pakaiannya. Sekarang tambah lagi si Risma,’’ tambahnya. (agung wahana) 24 | GARDU ASPIRASI • MARET 2014 Sulitnya Pedagang Kaki Lima Walaupun hari sudah gelap Ramadhan Pohan tetap melanjutkan pertemuan dan silaturahmi bersama warga Deli Serdang yang di antaranya adalah pedagang kaki lima, Jumat (7/2). FOTO. RIZKY BATUBARA KESULITAN untuk mencari tempat berdagang, dikeluhkan oleh warga Tanjung Morawa, Medan. Mereka mengeluh, seringkali terkena garuk jika membuka lahan dagang. Hal itu terungkap ketika Wakil Ketua Komisi I Drs Ramadhan Pohan MIS, berdialog dengan sekitar 40 orang warga Tanjung Mrorawa, Medan. Walau malam hari, Jumat (7/2) namun para warga yang hadir yang mayoritasnya adalah remaja, sangat antusias menanti kehadiran dari Ramadhan Pohan. Tuiman, salah satu warga, mengeluh soal belum adanya tempat yang disediakan oleh pemerintah provinsi atau kabupaten untuk para pedagang kaki lima. ’’Sulit mendapatkan tempat untuk berjualan,’’ katanya. Sore harinya, Ramadhan bersilaturahmi di kediaman Ny Rose dan Ny Atik di Titi Kuning. ’’Saya tidak percaya kalau Bapak benarbenar datang ke rumah saya,’’ kata Rose. Kemudian Ramadhan dipersilakan masuk ke dalam rumah tempat pertemuan. Ramadhan Pohan memperkenalkan diri serta menjabarkan apa saja yang telah diperbuat untuk Sumatera Utara. (rizky prabowo)