Sahabat Parlemen
Tetap di SUMUT II
Drs Saidi Butar Butar
BERADA di Dapil Sumut II, cukup berat. Sebab, wilayahnya
cukup luas, yakni 19 kota/kabupaten. Mulai dari Labuhan Batu,
Labuhan Batu selatan, Labuhan Batu Utara, Tapanuli Selatan,
Padang Sidempuan, Mandiling Natal, Nias, Nias Selatan, Nias
Utara, Nias Barat, Gunung Sitoli, Sibolga, Tapanuli Tengah,
Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Samosir,
Padan Lawas Utara, dan Padang Lawas.
Karena wilayahnya luas, maka perlu strategi tersendiri. Itulah
yang dilakukan Drs Saidi Butar Butar, anggota DPR RI yang
mencalonkan kembali dari wilayah yang sama.
Ia melukan cara konvensional, tetapi dikombinasi dengan
kondisi mutakhir bangsa. ’’Pendekatan kita secara familiar,
primordial. Pertama-tama kita mulai dari marga, kaitan dengan
marga saya, dengan marga istri saya, marga ibu,’’ katanya.
Langkah kedua, normatif saja yakni melalui partai dengan
kegiatan-kegiatan sosial. ’’Kita kumpulkan juga melalui DPC
DPC,’’ katanya.
Saidi juga blusukan ke daerah. Di sana, di wilayah yang jauh
dari kota, digelar kegiatan sosial seperti pengobatan gratis yang
dikombinasi dengan sosialisasi program pemerintah, seperti KUR
(kredit usaha rakyat). ‘’Ya itulah yang normatif.”
Di Sumut II, Saidi sudah bukan wilayah baru. Pada 2004 ia
sudah di dapil itu. ‘’Saya kan putra Sumatera Utara. Memang
saya kelahiran di situ, di daerah Tobasa, bagian dari Tapanuli.
Dalam sosialisasi program pemerintah, ia lebih mementingkan
bagaimana membantu usaha mikro. ’’Persoalan masyarakat
bawah itu kan agunan. Kita bantu carikan program tanpa
agunan. Atau, kita buatkan agunan formalnya, misalnya
sertifikat,’’ katanya.
Di daerah, sering ada warga memiliki tanah tetapi tidak ada
sertifikat. ’’Itu pertama yang saya sampaikan saat rapat dengan
Bank Indonesia dan seluruh bank. Saya minta pada mereka,
tolong dibentuk satu yayasan atau satu PT atau satu wadah,
guna mengurus sertifikat ini,’’ katanya.
‘’Warga di daerah terpencil
masih enggan ngurus sertifikat
karena tidak ada uang. Kalau
masalah pertanahan ini ada yang
mengkoordinir, itu kan bagus,’’
tambahnya.
Mengenai konvensi Demokrat,
Saidi mengatakan, belum ada
yang cocok. ’’Masih biasa biasa
saja. Tapi mereka semua putra
terbaik bangsa, kita akui. Saya
malah suka gaya Pak Jokowi,
yang blusukan serta gaya
pakaiannya. Sekarang
tambah lagi si Risma,’’
tambahnya.
(agung wahana)
24 |
GARDU ASPIRASI • MARET 2014
Sulitnya Pedagang
Kaki Lima
Walaupun hari sudah gelap Ramadhan Pohan tetap melanjutkan pertemuan dan
silaturahmi bersama warga Deli Serdang yang di antaranya adalah pedagang kaki
lima, Jumat (7/2). FOTO. RIZKY BATUBARA
KESULITAN untuk mencari tempat
berdagang, dikeluhkan oleh warga Tanjung
Morawa, Medan. Mereka mengeluh, seringkali
terkena garuk jika membuka lahan dagang.
Hal itu terungkap ketika Wakil Ketua Komisi
I Drs Ramadhan Pohan MIS, berdialog dengan
sekitar 40 orang warga Tanjung Mrorawa,
Medan.
Walau malam hari, Jumat (7/2) namun para
warga yang hadir yang mayoritasnya adalah
remaja, sangat antusias menanti kehadiran dari
Ramadhan Pohan.
Tuiman, salah satu warga, mengeluh soal
belum adanya tempat yang disediakan oleh
pemerintah provinsi atau kabupaten untuk
para pedagang kaki lima. ’’Sulit mendapatkan
tempat untuk berjualan,’’ katanya.
Sore harinya, Ramadhan bersilaturahmi di
kediaman Ny Rose dan Ny Atik di Titi Kuning.
’’Saya tidak percaya kalau Bapak benarbenar datang ke rumah saya,’’ kata Rose.
Kemudian Ramadhan dipersilakan masuk
ke dalam rumah tempat pertemuan.
Ramadhan Pohan memperkenalkan
diri serta menjabarkan apa saja yang telah
diperbuat untuk Sumatera Utara.
(rizky prabowo)