puluhan kader Barisan Indonesia
(Barindo), pejabat di Angkasa Pura
Medan juga menyambut. ’’Horas..
horas..mejuah-juah,’’ teriak Gita yang
disambut oleh warga dengan teriakan
balasan ’Horas.’
Setelah prosesi penyambutan, Gita
dan Ramadhan melangkah ke arah
stasiun kereta api Kuala Namu untuk
melanjutkan perjalanan menuju kota
Medan.
Berada satu kursi dengan
Ramadhan, Gita duduk di gerbong
empat, yang merupakan gerbong
terdepan. Mereka berjalan ke belakang
untuk berdialog dengan penumpang,
serta foto bersama. Sesampai di
stasiun Medan disambut oleh yel yel
Komunitas Brapo yang memang sudah
memadati Stasiun Merdeka, bersalaman
serta foto bersama. ’’Terimakasih,
terimakasih…,’’ ucap Gita dan
Ramadhan.
Dalam perjalanan menuju lokasi
pengungsian, Ramadhan dan Gita
menyempatkan waktu untuk menyapa
para pedagang dan mengunjungi Pasar
Kwala Bekala yang terletak di Jalan
Jamin Ginting Medan.
Ketika tiba di Pasar, langsung
disambut oleh Komunitas Brapo
(komunitas sukarelawan Bang
Ramadhan Pohan) dan para pedagang
di Pasar Kwala Bekala Medan.
Di Pasar ini, selain meninjau harga
bahan pokok, juga menyapa para
pedagang dan berfoto bersama. Para
pedagang dan pengunjung heboh.
Gita sempat bertanya harga bahan
pokok seperti tomat, cabai, bawang
merah, bawang putih serta bahan
pokok lainnya yang mulai tinggi di
Sumut. ’’Memang anomali cuaca saat
ini serta meletusnya Gunung Sinabung
sangat mempengaruhi tingginya harga
bahan pokok tersebut. Kita terus
upayakan agar petani di Sumut maupun
di luar Sumut untuk terus meningkatkan
produksinya,’’ kata Gita.
Dalam perjalannya lagi-lagi mampir
berkunjung ke Pasar Buah Berastagi.
Kunjungannya dimaksudkan untuk
memantau harga sayur mayur dan
buah-buahan pasca erupsi Gunung
Sinabung.
Sampai di Pasar Buah Berastagi
4|
GARDU ASPIRASI • FEBRUARI 2014
Gita Wirjawan dan Ramadhan Pohan bernyanyi dan menari bersama para pengungsi, Senin (20/1). FOTO. AGUNG WAHONO
sekitar pukul 18.00 WIB dan disambut
meriah oleh para pedagang. Seturunnya
dari bus rombongan, Gita langsung
menyapa pedagang.
Gita juga membeli buah jeruk,
salak, serta markisa. ’’Saya beli salak
5 kilogram, jeruk 5 kilogram dan
markisanya 5 kilogram,’’ kata Gita
sambil mengeluarkan uang dari dalam
dompetnya.
Rombongan tiba di posko
pengungsian di Masjid Agung
Kabanjahe, Kabupaten Karo, Senin
petang sekitar pukul 18.30.
Ramadhan dan Gita masuk
memantau langsung ke pengugsi dan
berdialog. Setelah bertemu dengan para
pengungsi dan memberikan bantuan,
ia bersama rombongan melanjutkan
perjalanan ke posko pengungsian
utama.
Di posko pengungsian utama, yang
terletak di Gedung DPRD Kabupaten
Karo, Gita yang juga didampingi
Ramadhan Pohan menyerahkan
bantuan secara simbolis kepada Bupati
Kabupaten Karo, Kenaukur Karojambi
Surbakti.
Bantuan itu dimuat dalam lima truk
yang terdiri dari sembako, peralatan
sekolah, obat-obatan, dan lainnya dan
mainan anak-anak. Bantuan diberikan
pertama ke lokasi pengungsian Masjid
Agung Kabanjahe dan dilanjutkan ke
lokasi pengungsian utama Gunung
Sinabung yang diterima langsung oleh
Bupati Karo tadi.
’’Kita di Jakarta (pemerintah pusat)
terus berupaya untuk berkordinasi agar
para pengungsi tetap terbantu. Dan,
ke depannya kita juga mengharapkan
agar kondisi alam kita kembali normal
sehingga bencana ini cepat berlalu,’’
kata menteri lulusan Harvard itu.
Total Gita dan Ramadhan
menyambangi lima titik pengungsian.
Di pengungsian terakhir, tepatnya di
Gereja Pantekosta Jalan Kiras Bangun
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten
Karo, Ramadhan dan Gita makan
malam yang memang sudah disediakan
oleh warga.
Usai makan malam, berdialog
dengan warga sekitar. ’’Bang
Ramadhan anggota DPR Pusat
pertama yang menyambangi kami,
lalu kemana yang lain khususnya
daerah pemilihan kami, kami perlu
bantuan,’’ ujar Kasman, salah satu
warga yang menjadi coordinator posko
pengungsian.
Ramadhan pun menjawab, ’’Kami
di DPR RI, Pak Kasman, sudah
melakukan keputusan menyisihkan 25
persen dari gaji pokok 560 anggota
DPR RI untuk diserahkan ke korban )