GARDU ASPIRASI (GARASI) EDISI 49 / FEBRUARI 2014 | Page 4

puluhan kader Barisan Indonesia (Barindo), pejabat di Angkasa Pura Medan juga menyambut. ’’Horas.. horas..mejuah-juah,’’ teriak Gita yang disambut oleh warga dengan teriakan balasan ’Horas.’ Setelah prosesi penyambutan, Gita dan Ramadhan melangkah ke arah stasiun kereta api Kuala Namu untuk melanjutkan perjalanan menuju kota Medan. Berada satu kursi dengan Ramadhan, Gita duduk di gerbong empat, yang merupakan gerbong terdepan. Mereka berjalan ke belakang untuk berdialog dengan penumpang, serta foto bersama. Sesampai di stasiun Medan disambut oleh yel yel Komunitas Brapo yang memang sudah memadati Stasiun Merdeka, bersalaman serta foto bersama. ’’Terimakasih, terimakasih…,’’ ucap Gita dan Ramadhan. Dalam perjalanan menuju lokasi pengungsian, Ramadhan dan Gita menyempatkan waktu untuk menyapa para pedagang dan mengunjungi Pasar Kwala Bekala yang terletak di Jalan Jamin Ginting Medan. Ketika tiba di Pasar, langsung disambut oleh Komunitas Brapo (komunitas sukarelawan Bang Ramadhan Pohan) dan para pedagang di Pasar Kwala Bekala Medan. Di Pasar ini, selain meninjau harga bahan pokok, juga menyapa para pedagang dan berfoto bersama. Para pedagang dan pengunjung heboh. Gita sempat bertanya harga bahan pokok seperti tomat, cabai, bawang merah, bawang putih serta bahan pokok lainnya yang mulai tinggi di Sumut. ’’Memang anomali cuaca saat ini serta meletusnya Gunung Sinabung sangat mempengaruhi tingginya harga bahan pokok tersebut. Kita terus upayakan agar petani di Sumut maupun di luar Sumut untuk terus meningkatkan produksinya,’’ kata Gita. Dalam perjalannya lagi-lagi mampir berkunjung ke Pasar Buah Berastagi. Kunjungannya dimaksudkan untuk memantau harga sayur mayur dan buah-buahan pasca erupsi Gunung Sinabung. Sampai di Pasar Buah Berastagi 4| GARDU ASPIRASI • FEBRUARI 2014 Gita Wirjawan dan Ramadhan Pohan bernyanyi dan menari bersama para pengungsi, Senin (20/1). FOTO. AGUNG WAHONO sekitar pukul 18.00 WIB dan disambut meriah oleh para pedagang. Seturunnya dari bus rombongan, Gita langsung menyapa pedagang. Gita juga membeli buah jeruk, salak, serta markisa. ’’Saya beli salak 5 kilogram, jeruk 5 kilogram dan markisanya 5 kilogram,’’ kata Gita sambil mengeluarkan uang dari dalam dompetnya. Rombongan tiba di posko pengungsian di Masjid Agung Kabanjahe, Kabupaten Karo, Senin petang sekitar pukul 18.30. Ramadhan dan Gita masuk memantau langsung ke pengugsi dan berdialog. Setelah bertemu dengan para pengungsi dan memberikan bantuan, ia bersama rombongan melanjutkan perjalanan ke posko pengungsian utama. Di posko pengungsian utama, yang terletak di Gedung DPRD Kabupaten Karo, Gita yang juga didampingi Ramadhan Pohan menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Bupati Kabupaten Karo, Kenaukur Karojambi Surbakti. Bantuan itu dimuat dalam lima truk yang terdiri dari sembako, peralatan sekolah, obat-obatan, dan lainnya dan mainan anak-anak. Bantuan diberikan pertama ke lokasi pengungsian Masjid Agung Kabanjahe dan dilanjutkan ke lokasi pengungsian utama Gunung Sinabung yang diterima langsung oleh Bupati Karo tadi. ’’Kita di Jakarta (pemerintah pusat) terus berupaya untuk berkordinasi agar para pengungsi tetap terbantu. Dan, ke depannya kita juga mengharapkan agar kondisi alam kita kembali normal sehingga bencana ini cepat berlalu,’’ kata menteri lulusan Harvard itu. Total Gita dan Ramadhan menyambangi lima titik pengungsian. Di pengungsian terakhir, tepatnya di Gereja Pantekosta Jalan Kiras Bangun Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, Ramadhan dan Gita makan malam yang memang sudah disediakan oleh warga. Usai makan malam, berdialog dengan warga sekitar. ’’Bang Ramadhan anggota DPR Pusat pertama yang menyambangi kami, lalu kemana yang lain khususnya daerah pemilihan kami, kami perlu bantuan,’’ ujar Kasman, salah satu warga yang menjadi coordinator posko pengungsian. Ramadhan pun menjawab, ’’Kami di DPR RI, Pak Kasman, sudah melakukan keputusan menyisihkan 25 persen dari gaji pokok 560 anggota DPR RI untuk diserahkan ke korban )