Bikin Mobil
Listrik
Ternyata
Gampang
Lho!
ZULKIFLI HALIM, Staf Khusus Menteri Riset dan Teknologi dari Kemenristek.
Hanya dengan
memasang lima
komponen utama
yaitu, baterai, motor
listrik, sistem kendali,
sistem manajemen
baterai, dan sistem
pengisian baterai,
maka mobil
konvensional bisa
disulap menjadi mobil
listrik.
MERAKIT atau membuat mobil listrik ter
nyata tidak sesulit yang kita bayangkan.
Bagaimana tidak, hanya dengan mema
sang lima komponen utama yaitu, motor
(sistem penggerak) listrik, sistem kendali
(motor controller), sistem manajemen ba
terai (battery management system), baterai,
dan sistem pengisian baterai (on board
charging system), maka mobil konvensional
bisa disulap menjadi mobil listrik. Demikian
yang dikemukakan oleh Zulkifli Halim, Staf
Khusus Menteri Riset dan Teknologi dari
Kementerian Riset dan Teknologi (Kemen
ristek), saat ditemui di Komplek LIPI Jalan
Sangkuriang, Bandung, Jawa Barat.
Pada prinsipnya, lanjut dia, motor listrik
menggantikan engine (mesin bakar),
baterai dan charger menggantikan bensin,
sistem kendali menggantikan karburator
yang ada pada mobil konvensional.
Secara umum, tambahnya, prinsip kerja
mobil listrik dimulai dengan adanya daya
yang mengalir dari baterai ke motor listrik,
yang kemudian menggerakkan roda. Me
kanismenya berawal dari adanya input
pengendali yang diperoleh dari pedal
akselerator (gas). Pengendali ini menye
diakan sinyal yang sesuai ke konverter da
ya elektronika yang mengatur kecepatan
(rpm) motor (kecepatan putaran ban mobil).
Zulkifli menambahkan, pada mobil listrik,
motor listriknya juga memainkan peran
generator, yang mengkonversi energi pe
ngereman menjadi elektron dan mengisi
baterai. Ketika mengerem atau mengurangi
kecepatan kendaraan, tenaga kinetik
dari ban mengisi ulang baterai melalui
motor listrik yang saat itu berfungsi sebagai
generator atau pembangkit listrik. Dengan
demikian, energi yang secara normal
hilang sebagai gesekan panas diubah
menjadi tenaga listrik dan digunakan
sebagai energi cadangan di baterai.
Motor listrik menghasilkan torsi yang besar
dari keadaan mobil berhenti. Pada saat
akselerasi atau percepatan mendadak
dibutuhkan, seperti pada saat berjalan
menanjak, tambah dia, tenaga cadangan
di dalam baterai disuplai ke motor listrik
untuk membantu tenaga mobil. “Hal ini
menghasilkan kinerja yang sangat bagus.
Percepatan dan daya mobil listrik jauh
melampaui mobil konvensional,” jelasnya.
Keunggulan mobil listrik adalah pada
murahnya biaya perawatan dan biaya
sumber: Ristek
operasional. Hampir tidak ada biaya untuk
perawatan mobil listrik. Untuk mobil sejenis
sedan, biaya operasional mobil listrik hanya
sekitar Rp 200/km dibanding mobil kon
vensional yang berkisar Rp 1.000 /km.
Meski mobil listrik ramah lingkungan, tidak
bising, dan memiliki akselerasi yang baik,
murah dalam perawatan dan operasio
nalnya, tetapi Zulkifli mengakui, mobil ini
membutuhkan tersedianya sistem pengisian
listrik dan infrastruktur yang cukup dan mudah
penggunannya. “Inilah yang menjadikan
mobil listrik saat ini tampak tidak sepraktis
mobil konvensional, karena baterai yang
ada saat ini masih membutuhkan waktu
cukup lama untuk isi ulang” tambahnya.
Tapi ini hanya memerlukan kemauan politik
pemerintah, berupa insentif dan adanya
kebijakan yang berpihak pada mobil listrik.
“Jika itu (kebijakan dan insentif) ada, stasiun
pengisian baterai cepat (fast charging station)
dapat saja dibangun dibanyak tempat,
serta tempat pengisian konvensional 220V
(colokan listrik) bisa dibuat di manamana
bahkan di setiap sudut jalan”, tutup Zulkifli.
DESEMBER • GARDU ASPIRASI |
13