GARDU ASPIRASI (GARASI) EDISI 47 / DESEMBER 2013 | Page 13

Bikin Mobil Listrik Ternyata Gampang Lho! ZULKIFLI HALIM, Staf Khusus Menteri Riset dan Teknologi dari Kemenristek. Hanya dengan memasang lima komponen utama yaitu, baterai, motor listrik, sistem kendali, sistem manajemen baterai, dan sistem pengisian baterai, maka mobil konvensional bisa disulap menjadi mobil listrik. MERAKIT atau membuat mobil listrik ter­ nyata tidak sesulit yang kita bayangkan. Bagaimana tidak, hanya dengan mema­ sang lima komponen utama yaitu, motor (sistem penggerak) listrik, sistem kendali (motor controller), sistem manajemen ba­ terai (battery management system), baterai, dan sistem pengisian baterai (on board charging system), maka mobil konvensional bisa disulap menjadi mobil listrik. Demikian yang dikemukakan oleh Zulkifli Halim, Staf Khusus Menteri Riset dan Teknologi dari Kementerian Riset dan Teknologi (Kemen­ ristek), saat ditemui di Komplek LIPI Jalan Sangkuriang, Bandung, Jawa Barat. Pada prinsipnya, lanjut dia, motor listrik menggantikan engine (mesin bakar), baterai dan charger menggantikan bensin, sistem kendali menggantikan karburator yang ada pada mobil konvensional. Secara umum, tambahnya, prinsip kerja mobil listrik dimulai dengan adanya daya yang mengalir dari baterai ke motor listrik, yang kemudian menggerakkan roda. Me­ kanismenya berawal dari adanya input pengendali yang diperoleh dari pedal akselerator (gas). Pengendali ini menye­ diakan sinyal yang sesuai ke konverter da­ ya elektronika yang mengatur kecepatan (rpm) motor (kecepatan putaran ban mobil). Zulkifli menambahkan, pada mobil listrik, motor listriknya juga memainkan peran generator, yang mengkonversi energi pe­ ngereman menjadi elektron dan mengisi baterai. Ketika mengerem atau mengurangi kecepatan kendaraan, tenaga kinetik dari ban mengisi ulang baterai melalui motor listrik yang saat itu berfungsi sebagai generator atau pembangkit listrik. Dengan demikian, energi yang secara normal hilang sebagai gesekan panas diubah menjadi tenaga listrik dan digunakan sebagai energi cadangan di baterai. Motor listrik menghasilkan torsi yang besar dari keadaan mobil berhenti. Pada saat akselerasi atau percepatan mendadak dibutuhkan, seperti pada saat berjalan menanjak, tambah dia, tenaga cadangan di dalam baterai disuplai ke motor listrik untuk membantu tenaga mobil. “Hal ini menghasilkan kinerja yang sangat bagus. Percepatan dan daya mobil listrik jauh melampaui mobil konvensional,” jelasnya. Keunggulan mobil listrik adalah pada murahnya biaya perawatan dan biaya sumber: Ristek operasional. Hampir tidak ada biaya untuk perawatan mobil listrik. Untuk mobil sejenis sedan, biaya operasional mobil listrik hanya sekitar Rp 200/km dibanding mobil kon­ vensional yang berkisar Rp 1.000 /km. Meski mobil listrik ramah lingkungan, tidak bising, dan memiliki akselerasi yang baik, murah dalam perawatan dan operasio­ nalnya, tetapi Zulkifli mengakui, mobil ini membutuhkan tersedianya sistem pengisian listrik dan infrastruktur yang cukup dan mudah penggunannya. “Inilah yang menjadikan mobil listrik saat ini tampak tidak sepraktis mobil konvensional, karena baterai yang ada saat ini masih membutuhkan waktu cukup lama untuk isi ulang” tambahnya. Tapi ini hanya memerlukan kemauan politik pemerintah, berupa insentif dan adanya kebijakan yang berpihak pada mobil listrik. “Jika itu (kebijakan dan insentif) ada, stasiun pengisian baterai cepat (fast charging station) dapat saja dibangun dibanyak tempat, serta tempat pengisian konvensional 220V (colokan listrik) bisa dibuat di mana­mana bahkan di setiap sudut jalan”, tutup Zulkifli. DESEMBER • GARDU ASPIRASI | 13