Santunan Anak Yatim di Posko
MENJELANG Idul Fitri lalu, Wakil Ketua Komisi I Drs Ramadhan Pohan MIS dan tim Rukun Perubahan berbagi dengan sesama. Bertempat di posko Jalan STM, Ramadhan menyantuni sekitar 35 orang anak yatim. Sekitar pukul 17.30 acara dimulai dengan diawali kata sambutan oleh Ramadhan Pohan. Ia menyampaikan harapannya bahwa bulan ramadan saat itu dapat meningkatkan iman dan takwa. ’’Ramadhan kali ini iman dan takwa kita harus semakin menebal dan semoga kesehatan serta kesuksesan kita juga semakin bertambah,’’ katanya. Ramadhan memberikan motivasi bahwa ia termasuk salah satu anak yatim yang bisa membuktikan mampu meraih cita-cita. ’’Anak yatim ini sudah bisa mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia, S2 di Amerika dan mengelilingi lebih dari 23 negara.’’ Di akhir kata sambutan, ia meminta agar terus didoakan agar bisa tetap amanah menjalankan tugas dan diberi kesehatan. Wita dan Nila, pimpinan yayasan Kasih Bunda, mengatakan bahwa jarang sekali ada yang memberikan motivasi kepada anak yatim. ’’Kalau yang memberikan santunan untuk anak yatim di yayasan kami banyak, tetapi jarang yang memberikan motivasi kepada mereka. Padahal mereka sangat perlu motivasi agar tidak nyerah dengan keadaan mereka.’’ Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh Ustadz Muniruddin dan buka puasa bersama. Suasana Posko pun menjadi meriah. Semoga berkah. (adelita)
Dialog dengan Nelayan
Sindo (paling kiri) nelayan pencari udang, bersama nelayan Hamparan Perak lainya berdialog dengan Wakil Ketua Komisi I DPR RI Ramadhan Pohan. Para nelayan mengeluhkan sulitnya mencari udang saat ini. FOTO: RIZKY ASHARI
BATUBARA / REZA FAHLEVY
SALAH satu desa di Kecamatan Ham ar p an Perak ini memang telah terkenal dengan hasil kekayaan alam laut yang dimilikinya. Tak heran hampir keseluruhan masyarakat di desa ini menggantungkan hidupnya sebagai nelayan. Salah seorang masyarakat yang dijumpai oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI Drs Ramadhan Pohan MIS di desa ini adalah Sindo, yang sehari-hari bekerja sebagai pencari udang. Meskipun sudah berumur 79 tahun tetapi pria ini masih terlihat sangat sehat dan
awet muda. Ia mengaku, masih kuat dan sanggup untuk pergi berlayar dan mencari udang dan pekerjaan ini memang sudah dilakoninya berpuluh-puluh tahun. Pekerjaan yang bagi sebagian orang dianggap berat ini terasa biasa baginya. Sehari-harinya ia mampu mengumpulkan 10-15 kilogram udang. Bahkan, menurutnya, dulu ia pernah mengumpulkan 100 kg udang per harinya. Tetapi karena adanya indikasi pembuang limbah ke laut membuat jumlah an udang semakin sedikit dan ia terpaksa mem
perluas jangkauannya untuk mencari udang. Setiap hari ia berangkat di sore hari, di saat air sedang surut, untuk mencari udang dengan mempergunakan jaring. Dia baru pulang di malam hari. Tapi tidak jarang ia juga terpaksa menginap dan harus tidur di dalam perahu. Jenis udang yang biasanya didapat Udang Kelong, Tiger, Swallow. Udangudang tersebut dijual oleh Sindo ke koperasi desa dengan kisaran harga Rp 10.000/kg untuk udang kecil dan Rp 20.000/kg untuk udang besar. (adelita)
10
GARASI • SEPTEMBER 2013