18. Dasar-dasar digitalisasi
a. White balance
Satu-satunya problem saat fotografi
masuk ke dunia digital,
adalah sulitnya menentukan
whitebalance. Bukan berarti
jaman dulu tidak ada, tapi pada masa
lalu, setting white balance
dilakukan, merubah warna
lampu
saat
melakukan
pemotretan ataupun pencetakan (post
processing), cara lainnya
adalah dengan mengganti
filter lensa dengan warna lain
yang lebih "hangat" (kuning) atau
"dingin" (biru). Nah sekarang, pada era digital fotografi,
white balance dilakukan sejak awal proses pemotretan,
dimana kamera memiliki fitur yang memungkinkan fotografer
memilih WB, baik secara otomatis WB, presett WB, Custom
WB, maupun Manual WB. Manapun yang dipilih,
sebenarnya didasari pada konsep: “Mengatur warna putih,
hitam atau abu yang se asli mungkin – sehingga warna lain
bisa menyesuaikannya” . Tapi ingat, bahwa WB bukan
merubah warna, tapi merupakan satu bentuk kompensasi
yang diberikan oleh prosesor kamera untuk memiliki
temperatur warna yang lebih akurat, sehingga warna putih
yang terlihat oleh mata, benar-benar putih saat tampil di
layar monitor ataupun saat di cetak di kertas foto.
Untuk membuat hasil foto menjadi lebih natural, khususnya
jika memotret di malam hari di sebuah restoran yang di
dominasi warna lampu pijar yang kuning, maka warna kulit
akan terlihat kuning dan tidak natural. Nah disini peranan
WB sangat penting, sehingga dengan melihat pantulan
cahaya lampu tadi di atas kertas/piring/serbet warna putih,
83