escape! Indonesia Mar/Apr/May 2015 | Page 66

THAILAND CITA RASA UTARA Atas Ikan goreng banyak dijual di Warorot Market yang luas 1- 4. Menjelajah kota dengan berjalan kaki akan mengantar Anda ke penemuan hal-hal lokal yang menarik dan menggugah panca indera D Dijuluki oleh penduduk Thailand sebagai “Mawar dari Utara,” Chiang Mai adalah sebuah kota kosmopolitan yang menyamar sebagai “Tempat Terpencil di Asia Tenggara” yang tersembunyi di kaki Pegunungan Himalaya. Turis Barat terkadang menggambarkan kota itu sebagai negeri ajaib kaum bohemian, sebuah tempat di mana para pria bertato jelek minum bir Chang sebelum siang, para pengemudi tuktuk bertukar sumpah serapah layaknya para pematung bertukar tanah liat, dan para backpacker berkumpul menikmati pancake pisang untuk terakhi r kalinya sebelum berkelana ke wilayah utara yang liar. Terkadang hal-hal tersebut benar adanya, tapi nuansa keberagamanlah yang sungguhsungguh mendefinisikan wilayah Thailand ini; ada getaran kebudayaan 64 escape! 5. Buah durian yang termasyhur banyak ditemukan di seluruh Thailand Utara yang membedakan Chiang Mai dari Bangkok, dan kepekaan terukur yang membedakannya dari pantai-pantai di selatan. Dikelilingi tembok-tembok yang nyaris runtuh dan parit yang mampu menahan serangan gerombolan gajah perompak dari utara, kota ini dikepung kuil-kuil kuno, loka makanan jalanan paling jempolan, hamparan pasar tradisional, dan aneka festival yang meriah. Meskipun daya tarik kebudayaan berlimpah, pesona dari utara ini telah meningkatkan pertaruhan gaya kekinian; hotel-hotel butik Thai dan Lanna tumbuh di sepanjang Sungai Ping, demikian pula gerai-gerai kesehatan jiwa dan raga telah mengubah bagian-bagian kota tua menjadi supermarket spiritual, ditambah pula bar, cafe dan toko perancang yang menarik dan modis bermunculan meramaikan Nimmanhaemin Road. Orang Thai makan dalam porsi sebanyak enam hingga tujuh kali sehari dan begitu pula seharusnya Anda ketika bertandang ke negeri ini. Smer Jai (391 Charoenrat Rd, dekat Kuil Fa Ham) digemari karena khao soi (kari santan dengan mi telur) yang merupakan kuliner khas Chiang Mai. Duduklah di bangku plastik di Chang Puak Gate Market dan akrabkan diri dengan cita rasa lokal dari kaeng hang lei (kari babi), jin larb (hati giling dengan daun mint), dan gaeng khanoon (kari nangka). Lupakan kelas memasak untuk para turis dan kunjungi gerobak makanan di Huay Kaew Road (di depan Universitas Chiang Mai). Kedai Tako Jung memasak ikan segar yang dibakar pada batang bambu, sedangkan Kuay Tiew Lod na Fa Thani menghidangkan porsi besar kwetiaw rebus. Hadiahi diri Anda pertunjukan khantoke di The Antique House (antiquehousechiangmai.com), yang menempati sebuah mansion kayu jati berumur seratus tahun. Khun Nai Dern Sai (Soi 11, Nimminhemin Rd) memainkan musik lokal bermutu, dan saya curiga jika mereka membayar para musisi di sana dengan babi panggangnya yang menggiurkan. Makanan kaki lima di Warorot Market menawarkan khao siu terbaik di kota ini, tetapi yang paling dicari biasanya adalah sai ua bercita rasa gurih; sosis babi yang dibumbui lusinan rempah, banyak cabai, kemudian digelung layaknya ular dalam keranjang bambu untuk diperebutkan para penikmatnya. Penjual sai ua paling populer di Warorot adalah Damrong, seringkali habis sebelum siang menjelang. Sai ua paling cocok dipadukan dengan ketan mangga, terutama jika Anda kurang suka bumbu Thailand.