THAILAND
CITA RASA UTARA
Atas Ikan goreng
banyak dijual di
Warorot Market
yang luas
1- 4. Menjelajah kota
dengan berjalan kaki
akan mengantar
Anda ke penemuan
hal-hal lokal yang
menarik dan
menggugah panca
indera
D
Dijuluki oleh
penduduk Thailand
sebagai “Mawar dari
Utara,” Chiang Mai
adalah sebuah kota
kosmopolitan yang menyamar
sebagai “Tempat Terpencil di Asia
Tenggara” yang tersembunyi di kaki
Pegunungan Himalaya. Turis Barat
terkadang menggambarkan kota itu
sebagai negeri ajaib kaum bohemian,
sebuah tempat di mana para pria
bertato jelek minum bir Chang
sebelum siang, para pengemudi
tuktuk bertukar sumpah serapah
layaknya para pematung bertukar
tanah liat, dan para backpacker
berkumpul menikmati pancake
pisang untuk terakhi r kalinya
sebelum berkelana ke wilayah utara
yang liar. Terkadang hal-hal tersebut
benar adanya, tapi nuansa
keberagamanlah yang sungguhsungguh mendefinisikan wilayah
Thailand ini; ada getaran kebudayaan
64 escape!
5. Buah durian yang
termasyhur banyak
ditemukan di seluruh
Thailand Utara
yang membedakan Chiang Mai dari
Bangkok, dan kepekaan terukur yang
membedakannya dari pantai-pantai
di selatan. Dikelilingi
tembok-tembok yang nyaris runtuh
dan parit yang mampu menahan
serangan gerombolan gajah
perompak dari utara, kota ini
dikepung kuil-kuil kuno, loka
makanan jalanan paling jempolan,
hamparan pasar tradisional, dan
aneka festival yang meriah.
Meskipun daya tarik kebudayaan
berlimpah, pesona dari utara ini
telah meningkatkan pertaruhan gaya
kekinian; hotel-hotel butik Thai dan
Lanna tumbuh di sepanjang Sungai
Ping, demikian pula gerai-gerai
kesehatan jiwa dan raga telah
mengubah bagian-bagian kota tua
menjadi supermarket spiritual,
ditambah pula bar, cafe dan toko
perancang yang menarik dan modis
bermunculan meramaikan
Nimmanhaemin Road.
Orang Thai makan dalam porsi
sebanyak enam hingga tujuh kali
sehari dan begitu pula seharusnya
Anda ketika bertandang ke negeri ini.
Smer Jai (391 Charoenrat Rd, dekat
Kuil Fa Ham) digemari karena khao soi
(kari santan dengan mi telur) yang
merupakan kuliner khas Chiang Mai.
Duduklah di bangku plastik di Chang
Puak Gate Market dan akrabkan diri
dengan cita rasa lokal dari kaeng hang
lei (kari babi), jin larb (hati giling
dengan daun mint), dan gaeng
khanoon (kari nangka). Lupakan kelas
memasak untuk para turis dan
kunjungi gerobak makanan di Huay
Kaew Road (di depan Universitas
Chiang Mai). Kedai Tako Jung
memasak ikan segar yang dibakar
pada batang bambu, sedangkan Kuay
Tiew Lod na Fa Thani menghidangkan
porsi besar kwetiaw rebus. Hadiahi
diri Anda pertunjukan khantoke di The
Antique House
(antiquehousechiangmai.com), yang
menempati sebuah mansion kayu
jati berumur seratus tahun. Khun Nai
Dern Sai (Soi 11, Nimminhemin Rd)
memainkan musik lokal bermutu,
dan saya curiga jika mereka
membayar para musisi di sana
dengan babi panggangnya yang
menggiurkan.
Makanan kaki lima di Warorot
Market menawarkan khao siu terbaik
di kota ini, tetapi yang paling dicari
biasanya adalah sai ua bercita rasa
gurih; sosis babi yang dibumbui
lusinan rempah, banyak cabai,
kemudian digelung layaknya ular
dalam keranjang bambu untuk
diperebutkan para penikmatnya.
Penjual sai ua paling populer di
Warorot adalah Damrong, seringkali
habis sebelum siang menjelang. Sai
ua paling cocok dipadukan dengan
ketan mangga, terutama jika Anda
kurang suka bumbu Thailand.