escape! Indonesia Mar/Apr/May 2015 | Page 22

Special Feature ASTINDO FAIR 2015 Kesuksesan pameran pariwisata terbesar di Indonesia – Astindo Fair, tak lepas dari peran seorang Ibu Elly Hutabarat – Presiden Astindo. Di edisi kali ini, escape! mewawancarai beliau terkait dengan perkembangan pariwisata dalam dan luar negeri, serta pelaksanaan Astindo Fair 2015. penjualan (sales volume) sebesar 10% dibanding tahun lalu. Tahun Astindo Fair dihadiri oleh 65.000 pengunjung, dengan total transaksi penjualan (sales volume) sebesar Rp. 90 milyar. Total transaksi penjualan (sales volume) ini diperoleh dari penjualan tiket (ticket issued) internasional maupun domestik dan paket-paket liburan. Terkait dengan pelaksanaan Astindo 2015, apa saja perubahan di tahun ini? Perubahan yang signifikan adalah tempat penyelenggaraan yang biasanya di Jakarta Convention Center (JCC), tahun ini berpindah ke ke JIExpo Kemayoran. Astindo Fair tahun ini juga sempat mengalami perubahan tanggal dari 17 s/d 19 April ke 27 s/d 29 Maret. Perubahan ini dikarenakan JCC pada periode tersebut akan dipergunakan penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke 60 oleh pemerintah RI. Area pameran tahun ini juga lebih luas yaitu sekitar 6000 meter persegi, untuk mengakomodir lebih banyak pelaku industri pariwisata dan pendukungnya berpartisipasi serta mengokomodasi kebutuhan masyarakat yang akan melalukan perjalanan, baik liburan maupun bisnis. Apa target yang ingin dicapai Astindo Fair di tahun ini. Tahun ini kami menargetkan jumlah pengunjung, yaitu sekitar 85.000 dan kenaikan transaksi 20 escape! Jika melihat minat wisata yang besar dari turis Indonesia, apa yang akan menjadi tren wisata luar negeri tahun ini? Kami melihat tingkatan paling banyak ke Jepang, karena bebas visa dan mata uang Yen yang sedang turun. Japan National Tourism Organization (JNTO) sendiri sangat agresif dalam melakukan promosi destinasinya di Indonesia. Bagaimana perkembangan wisata minat khusus di kalangan turis Indonesia? Saat ini wisata minat khusus (special interest tourism) mulai banyak diminati dan berpotensi semakin berkembang, khususnya oleh kalangan masyarakat menengah keatas, sebagai peralihan dari mass tourism yang telah jenuh. Dari sana, muncul konsep thematic tourism, diantaranya culinary & cooking tours, food & wine tours, dive tours, cruise tours, safari tours, marathon tours, pilgrim tours, dan lainnya. Indonesia sendiri sangat potensial untuk menjadi destinasi eco-tourism. Menteri Pariwisata menggadangkan pariwisata lokal dengan menargetkan kunjungan wisman sebanyak 9 juta. Menurut ibu bagaimana potensi pariwisata lokal selain destinasi yang telah terkenal seperti Bali? – dan apakah badan pariwisata daerah juga berpartisipasi dalam Astindo 2015 untuk menarik minat turis lokal? Indonesia memiliki cukup banyak destinasi wisata yang sangat potensial sebagai global travel destination. Selain karena flora-faunanya yang beraneka ragam, Indonesia juga kaya budaya. Tentu saja kami menyadari, untuk menjadi daerah tujuan wisata mancanegara, masih banyak hal yang harus dibenahi. Antara lain soal aksesibilitas dan sarana penunjang. Promosi pariwisata Indonesia harus terus ditingkatkan. Badan promosi pariwisata daerah yang akan hadir di Astindo Fair tahun ini adalah Kesultanan Cirebon, LombokSumbawa, dan Kalimantan Timur. Menurut ibu, destinasi lokal manakah yang potensial untuk berkembang di tahun ini. Untuk tahun 2015, destinasi domestik yang masih favorit adalah Bali dan Lombok. Namun menurut saya, Labuan Bajo di NTT dan Raja Ampat di Papua memiliki potensi untuk berkembang tahun ini. Tip memilih penerbangan yang nyaman baik penerbangan domestik maupun luar negeri (terkait kasus AirAsia dan Lion Air terakhir) Dalam memilih maskapai penerbangan, yang harus dinomorsatukan adalah keamanan dan kelamatan penumpang. Perhatikan track record airlines tersebut. Apakah sering mengalami kerusakan, keterlambatan, kehilangan bagasi, dll. Tip memilih travel agent dalam membeli paket perjalanan wisata. Konsumen harus teliti sebelum membeli paket perjalanan, terutama teliti pelayanan apa saja yang didapat dan tidak didapat. Misalnya saat membeli tiket pesawat pastikan kalau ingin ada perubahan atau membatalkan bagaimana penggantiannya. Jika membeli paket wisata, jangan lupa minta itinerary dan pengeluaran apa saja yang tidak didapat. Jangan malas mengkonfirmasi hotel yang sudah dipesan. Sebab jangan sampai hotel ternyata belum menerima pesanan saat kita datang. Perhatikan track record travel agent tersebut. Hal ini bisa diperoleh dari dari melalui research maupun refererensi dan/ atau rekomendasi. Pilih travel agent sesuai spesialisasi. Spesialisasi ini memang tidak secara formal tetapi pada faktanya setiap travel agent memiliki spesialisasi berdasarkan destinasi dan pelayanannya. Biasanya spesialisasi ini berdasarkan wilayah. Para travel agent memiliki pengalaman dan jaringan relasi yang lebih kuat di wilayah masing-masing. Terpenting adalah cermat dalam bertransaksi. Jangan sampai kesalahan memilih agen perjalanan membuat perjalanan kita menjadi tidak menyenangkan.