Special Feature
ASTINDO FAIR 2015
Kesuksesan pameran pariwisata terbesar di Indonesia – Astindo Fair, tak lepas dari peran
seorang Ibu Elly Hutabarat – Presiden Astindo. Di edisi kali ini, escape! mewawancarai
beliau terkait dengan perkembangan pariwisata dalam dan luar negeri, serta pelaksanaan
Astindo Fair 2015.
penjualan (sales volume) sebesar
10% dibanding tahun lalu. Tahun
Astindo Fair dihadiri oleh 65.000
pengunjung, dengan total
transaksi penjualan (sales volume)
sebesar Rp. 90 milyar. Total
transaksi penjualan (sales volume)
ini diperoleh dari penjualan tiket
(ticket issued) internasional
maupun domestik dan
paket-paket liburan.
Terkait dengan pelaksanaan
Astindo 2015, apa saja
perubahan di tahun ini?
Perubahan yang signifikan adalah
tempat penyelenggaraan yang
biasanya di Jakarta Convention
Center (JCC), tahun ini berpindah
ke ke JIExpo Kemayoran.
Astindo Fair tahun ini juga
sempat mengalami perubahan
tanggal dari 17 s/d 19 April ke 27
s/d 29 Maret. Perubahan ini
dikarenakan JCC pada periode
tersebut akan dipergunakan
penyelenggaraan Konferensi Asia
Afrika (KAA) ke 60 oleh
pemerintah RI.
Area pameran tahun ini juga
lebih luas yaitu sekitar 6000 meter
persegi, untuk mengakomodir
lebih banyak pelaku industri
pariwisata dan pendukungnya
berpartisipasi serta mengokomodasi
kebutuhan masyarakat yang akan
melalukan perjalanan, baik liburan
maupun bisnis.
Apa target yang ingin dicapai
Astindo Fair di tahun ini.
Tahun ini kami menargetkan
jumlah pengunjung, yaitu sekitar
85.000 dan kenaikan transaksi
20 escape!
Jika melihat minat wisata
yang besar dari turis
Indonesia, apa yang akan
menjadi tren wisata luar
negeri tahun ini?
Kami melihat tingkatan paling
banyak ke Jepang, karena bebas
visa dan mata uang Yen yang
sedang turun. Japan National
Tourism Organization (JNTO)
sendiri sangat agresif dalam
melakukan promosi destinasinya
di Indonesia.
Bagaimana perkembangan
wisata minat khusus di
kalangan turis Indonesia?
Saat ini wisata minat khusus
(special interest tourism) mulai
banyak diminati dan berpotensi
semakin berkembang, khususnya
oleh kalangan masyarakat
menengah keatas, sebagai
peralihan dari mass tourism yang
telah jenuh. Dari sana, muncul
konsep thematic tourism,
diantaranya culinary & cooking
tours, food & wine tours, dive
tours, cruise tours, safari tours,
marathon tours, pilgrim tours, dan
lainnya. Indonesia sendiri sangat
potensial untuk menjadi destinasi
eco-tourism.
Menteri Pariwisata
menggadangkan pariwisata
lokal dengan menargetkan
kunjungan wisman sebanyak
9 juta. Menurut ibu
bagaimana potensi
pariwisata lokal selain
destinasi yang telah terkenal
seperti Bali? – dan apakah
badan pariwisata daerah
juga berpartisipasi dalam
Astindo 2015 untuk menarik
minat turis lokal?
Indonesia memiliki cukup banyak
destinasi wisata yang sangat
potensial sebagai global travel
destination. Selain karena
flora-faunanya yang beraneka
ragam, Indonesia juga kaya
budaya. Tentu saja kami
menyadari, untuk menjadi daerah
tujuan wisata mancanegara,
masih banyak hal yang harus
dibenahi. Antara lain soal
aksesibilitas dan sarana
penunjang. Promosi pariwisata
Indonesia harus terus
ditingkatkan.
Badan promosi pariwisata
daerah yang akan hadir di
Astindo Fair tahun ini adalah
Kesultanan Cirebon, LombokSumbawa, dan Kalimantan Timur.
Menurut ibu, destinasi lokal
manakah yang potensial untuk
berkembang di tahun ini.
Untuk tahun 2015, destinasi
domestik yang masih favorit
adalah Bali dan Lombok. Namun
menurut saya, Labuan Bajo di
NTT dan Raja Ampat di Papua
memiliki potensi untuk
berkembang tahun ini.
Tip memilih penerbangan
yang nyaman baik
penerbangan domestik
maupun luar negeri (terkait
kasus AirAsia dan Lion Air
terakhir)
Dalam memilih maskapai
penerbangan, yang harus
dinomorsatukan adalah
keamanan dan kelamatan
penumpang. Perhatikan track
record airlines tersebut. Apakah
sering mengalami kerusakan,
keterlambatan, kehilangan bagasi, dll.
Tip memilih travel agent
dalam membeli paket
perjalanan wisata.
Konsumen harus teliti sebelum
membeli paket perjalanan,
terutama teliti pelayanan apa saja
yang didapat dan tidak didapat.
Misalnya saat membeli tiket
pesawat pastikan kalau ingin ada
perubahan atau membatalkan
bagaimana penggantiannya. Jika
membeli paket wisata, jangan
lupa minta itinerary dan
pengeluaran apa saja yang tidak
didapat. Jangan malas
mengkonfirmasi hotel yang sudah
dipesan. Sebab jangan sampai
hotel ternyata belum menerima
pesanan saat kita datang.
Perhatikan track record travel
agent tersebut. Hal ini bisa
diperoleh dari dari melalui
research maupun refererensi dan/
atau rekomendasi.
Pilih travel agent sesuai
spesialisasi. Spesialisasi ini
memang tidak secara formal
tetapi pada faktanya setiap travel
agent memiliki spesialisasi
berdasarkan destinasi dan
pelayanannya. Biasanya
spesialisasi ini berdasarkan
wilayah. Para travel agent memiliki
pengalaman dan jaringan relasi
yang lebih kuat di wilayah
masing-masing.
Terpenting adalah cermat
dalam bertransaksi. Jangan
sampai kesalahan memilih agen
perjalanan membuat perjalanan
kita menjadi tidak menyenangkan.