JEDA
T urisme
P engacak
N i lai
51
b a c k p a Ck i n I AA pril MM E I 2 2 0 3 3
PRIL-- EI
011
TURISME DIMULAI DENGAN pola seperti ini.
Si Dia tinggal di rumahnya yang sepi dan terpencil, namun nyaman berbahagia di dunianya
sendiri. Lalu datang si Aku, menumpang dan
menikmati rumah itu, memberi tahu bahwa
rumah Dia adalah surga yang paling mulia. Si
Dia senang, si Aku riang.
Semakin lama si Aku melihat rumah
ini, semakin Aku merasakan betapa banyak
cacatnya. Bocor di sini, bolong di situ. Surga itu
harus sempurna, begitu seru Aku.
Di sisi lain, datangnya Aku yang murah hati membuat Dia berdendang menikmati
madu yang Aku beri. Si Dia berpikir, bagaimana
caranya memuaskan Aku agar memberi
madu lebih banyak lagi, bagaimana caranya
mengeruk keuntungan yang tanpa henti.
Si Dia terus berdandan sampai norak,
memoles rumahnya, mengecat, memasang barisan sofa paling nyaman. Aku memanggil lusinan
kawannya untuk bersama mencicip sensasi
surga, seraya terus memuji sambil mengimingimingi sesendok madu pada Dia, padahal itu
adalah madu beracun laksana candu.
Si Dia semakin rakus menenggak
madu, berusaha mati-matian, bahkan rela
menjungkirbalikkan seluruh rumah dan segala isinya demi memikat hati para Aku, yang
masing-masing punya kemauan beda-beda.
Tuntutan para Aku semakin mewah dan mahal,
sambil memerintah begini begitu sekalian juga
meninggalkan sampah-sampah menjijikan
berceceran.
Hingga akhirnya rumah mungil itu
berantakan, awut-awutan, penuh penyakit, tak
lag ?????F???F??6?F???r?V6?GV???GR?6V????&W&??v2F??V??6?w&W6?`?F??v?&???W7F7W&v'V&"7VF??&?F?RW&v?F?&???V?&ƒ?6V?V?F&GV??'V??FW&GVGV??W&V?V?v?'V??6W??????r&V?V?&VF??F??V?v???&???RwV?V@?6VFW&????rGV?R?v??F??WF?F&?'V?RF?F??????'?wW7F??W0?v?&?v???$????T?#0???"2?6???S ??