ESCAPE ASIA Nov. 2013 | Page 47

RESENSI P E R JA L A NA N K U adalah P E R JA L A NA N M U OLEH : MUHAMMAD IQBAL TITIK NOL BUKAN sekadar catatan perjalanan seorang backpacker yang berkeliling Asia. Titik nol adalah catatan seorang perenung dan pembelajar yang seiring perjalanannya mendapatkan hikmah kehidupan. Agus menerapkan prinsip ini dalam perjalanannya: di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Dia betul-betul bernapas dengan budaya lokal. Sampai-sampai dia ikut menggeleng-gelengkan kepalanya ketika di India, mengikuti budaya masyarakat India. Dia juga enggan untuk melihat wajah lawan jenis ketika di Pakistan, karena masyarakat setempat melakukannya. Pengalaman buruk? Agus sudah kenyang dengan bumbu yang satu ini. Di hari pertama perjalanannya, dia sudah kemalingan. Itu juga terjadi di hari kedua. Di hari-hari berikutnya, Agus mengalami percobaan pemerkosaan, penyakit hepatitis yang membuat matanya menguning berminggu-minggu, mengalami penipuan, dan sepertinya dia telah mengalami semua hal tidak menyenangkan selama perjalanan. Tapi toh memang di situ serunya, bukan? Perjalanannya begitu menggoda dibalut 49 b a c k p a Ck i n I A pril - M E I 2 0 1 3 PRIL dengan gaya bahasa deskriptif yang membuat pembaca seakan ikut di dalamnya. Tengok saja ketika Agus mendapati fantasi dan realita yang begitu berjauhan di Kathmandu (Nepal). Di sebuah pusat turis di Kathmandu, mudah sekali menemukan huru-hara para turis, pesta perayaan, dan tetabuhan seruling yang menyemarakkan kuil. Tapi dengan berjalan sedikit saja ke jalan Rani Pokhari, ironi ada di depan mata: demonstrasi besar, jalan macet luar biasa, mahasiswa berteriak demokrasi, polisi di mana-mana. Nepal mengalami gejolak politik yang begitu hebat karena harga-harga melambung. Tengok juga bagaimana Agus mendapati paradoksal besar di India. Di satu sisi memberikan fasilitas kesehatan gratis, bahkan untuk orang asing, tetapi tepat di depan rumah sakit banyak orang yang seperti tinggal menunggu mati. Di satu sisi mudah sekali menemukan gedung-gedung pencakar langit, tapi tepat di depannya tersebar gubuk kumuh. Orang pun sudah terbiasa melihat bayi yang dibuang di jalanan dan tak ambil pusing dengan itu. Kita dibawa larut dalam suasana yang dialami Agus. APRIL-MEI 2013 I b a c K p a Ck i n 50