ESCAPE ASIA Nov. 2013 | Page 19

tahun 1976. Dan di rumahnya ini pulalah, kami menginap. KELILING PULAU BELITUNG Mayoritas pekerjaan masyarakat Belitung sebagai nelayan dan penambang. Hampir seluruh atap rumah terbuat dari lembaran seng. Bentuk rumah memanjang ke belakang khas Belitung, dimensinya kira-kira 15x6 meter. “Cumi-cumi dan Tenggiri banyak di bulan 7 dan 8 (Juli dan Agustus). Sedangkan untuk ikan Kakap merah banyak di bulan 4 (April),” tutur pak Senawi. “Kita melaut biasanya jam empat sore dan kembali keesokan harinya jam tujuh pagi, karena pada malam hari air laut justru sangat tenang.” Tak lama kemudian, kami sampai di Pulau Pasir. Ukuran pulau ini sangat kecil, tapi pulau ini akan semakin luas bila air laut semakin surut. Dan bila pasang, maka pulau ini pun 19 b a c k p a Ck i n I A pril - M E I 2 0 1 3 tenggelam. Sebelum sampai di Pulau Pasir, saya melewati Pulau Kepala Garuda karena bentuknya memang menyerupai kepala burung garuda. Berikutnya kami singgah di Pulau Babi, lalu Pulau Burung. Pulau Burung ini cukup luas untuk dikelilingi. Dengan hamparan pasir putihnya yang lembut. Namun agak kotor oleh rontoknya dedaunan dari pohon-pohon di sekitar pulau alias sam pah organik. Walaupun masih ada sampah plastik, namun bisa dianggap relatif bersih untuk sebuah pulau yang tidak berpenghuni. Lanjut. Pulau Lengkuas adalah destinasi berikutnya. Di pulau Lengkuas ini berdiri sebuah mercusuar asal pabrikan Chance Brothers & Co yang terletak dekat Kota Birmingham. Di pulau ini kami mengelilingi pulau, bersantaisantai dibawah rindang pohon, naik ke mercusuar, menyiapkan makan siang dan malam, MENGINTIP LASKAR PELANGI Di Bukit Samak ini terdapat beberapa kandang yang berisi binatang-binatang liar seperti elang laut, tupai, monyet, dan lain-lain. Binatang-binatang ini sengaja dikandangkan oleh pengelola tempat wisata demi menambah atraktif spot wisata Bukit Samak. Sungguh amat disayangkan. PULAU KEPALA GARUDA BENTUKNYA MENYERUPAI KEPALA BURUNG GARUDA BATU GARUDA | FOTO: IWAN IRAWAN PULAU BABI foto-foto, snorkeling, bermain air, menikmati bintang-bintang di langit, dan akhirnya tidur. Salah satu keistimewaan Pulau Lengkuas adalah, di sini kita dapat melihat matahari terbenam di sore hari dan matahari terbit di pagi harinya. Dan itulah yang kami dapat saat bermalam di pulau ini. Dari sini pula terdapat beberapa pulau-pulau kecil yang dapat kita datangi dengan berjalan kaki. Namun hal ini hanya dapat kita lakukan pada saat air laut sedang surut, dengan kedalaman sampai dengan dada orang dewasa. Keesokan harinya, kami kembali ke Tanjung Kelayang. Setelah bersih-bersih di rumah Pak Senawi, kami melanjutkan petualangan ke Vihara Budhayyana. Foto-foto sebentar, berikutnya kami menuju Pantai Burung Mandi. Main-main air dan bersantai sejenak, selanjutnya kami makan siang di Manggar. Lalu siap-siap berangkat ke Bukit Samak. APRIL-MEI 2013 I b a c K p a Ck i n 20