tahun 1976. Dan di rumahnya ini pulalah, kami
menginap.
KELILING PULAU BELITUNG
Mayoritas pekerjaan masyarakat Belitung sebagai nelayan dan penambang. Hampir
seluruh atap rumah terbuat dari lembaran
seng. Bentuk rumah memanjang ke belakang
khas Belitung, dimensinya kira-kira 15x6 meter.
“Cumi-cumi dan Tenggiri banyak di
bulan 7 dan 8 (Juli dan Agustus). Sedangkan
untuk ikan Kakap merah banyak di bulan 4
(April),” tutur pak Senawi. “Kita melaut biasanya jam empat sore dan kembali keesokan
harinya jam tujuh pagi, karena pada malam
hari air laut justru sangat tenang.”
Tak lama kemudian, kami sampai di
Pulau Pasir. Ukuran pulau ini sangat kecil, tapi
pulau ini akan semakin luas bila air laut semakin surut. Dan bila pasang, maka pulau ini pun
19
b a c k p a Ck i n I
A pril - M E I 2 0 1 3
tenggelam. Sebelum sampai di Pulau Pasir,
saya melewati Pulau Kepala Garuda karena
bentuknya memang menyerupai kepala burung garuda.
Berikutnya kami singgah di Pulau Babi,
lalu Pulau Burung. Pulau Burung ini cukup
luas untuk dikelilingi. Dengan hamparan pasir
putihnya yang lembut. Namun agak kotor oleh
rontoknya dedaunan dari pohon-pohon di
sekitar pulau alias sam pah organik. Walaupun
masih ada sampah plastik, namun bisa dianggap relatif bersih untuk sebuah pulau yang
tidak berpenghuni.
Lanjut. Pulau Lengkuas adalah destinasi
berikutnya. Di pulau Lengkuas ini berdiri sebuah mercusuar asal pabrikan Chance Brothers & Co yang terletak dekat Kota Birmingham.
Di pulau ini kami mengelilingi pulau, bersantaisantai dibawah rindang pohon, naik ke mercusuar, menyiapkan makan siang dan malam,
MENGINTIP LASKAR PELANGI
Di Bukit Samak ini terdapat beberapa
kandang yang berisi binatang-binatang liar
seperti elang laut, tupai, monyet, dan lain-lain.
Binatang-binatang ini sengaja dikandangkan
oleh pengelola tempat wisata demi menambah atraktif spot wisata Bukit Samak. Sungguh
amat disayangkan.
PULAU KEPALA GARUDA
BENTUKNYA MENYERUPAI
KEPALA BURUNG GARUDA
BATU GARUDA | FOTO: IWAN IRAWAN
PULAU BABI
foto-foto, snorkeling, bermain air, menikmati
bintang-bintang di langit, dan akhirnya tidur.
Salah satu keistimewaan Pulau Lengkuas adalah, di sini kita dapat melihat matahari
terbenam di sore hari dan matahari terbit di
pagi harinya. Dan itulah yang kami dapat saat
bermalam di pulau ini. Dari sini pula terdapat
beberapa pulau-pulau kecil yang dapat kita
datangi dengan berjalan kaki. Namun hal ini
hanya dapat kita lakukan pada saat air laut sedang surut, dengan kedalaman sampai dengan
dada orang dewasa.
Keesokan harinya, kami kembali ke
Tanjung Kelayang. Setelah bersih-bersih di
rumah Pak Senawi, kami melanjutkan petualangan ke Vihara Budhayyana. Foto-foto sebentar, berikutnya kami menuju Pantai Burung
Mandi. Main-main air dan bersantai sejenak,
selanjutnya kami makan siang di Manggar. Lalu
siap-siap berangkat ke Bukit Samak.
APRIL-MEI 2013
I b a c K p a Ck i n
20