APPLICATIONS
Dengan demikian dapat dilihat urgensinya
satelit pengamat bumi untuk keperluan
pemetaan. Satelit operasional dengan
penggunaan seperti ini sudah seharusnya
dimiliki oleh Indonesia. Kesediaan citra
satelit resolusi tinggi yang menjadi andalan
pemetaan skala desa belum mampu
memenuhi kebutuhan nasional terkait
kendala teknis seperti awan dan lainnya
serta kendala non teknis lainnya. Satelit
eksperimen Lapan A3/Lisat yang membawa
imager Multi spectral Scanner dalam misinya
belum dapat dikaji pemanfaatannya lebih
lanjut. Padahal keperluan pembangunan
nasional Nawacita terkait “Membangun
Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka Negara kesatuan” memerlukan
program (a) peletakan dasar-dasar
dimulainya desentralisasi asimetris terkait
pengembangan kawasan perbatasan,
pengembangan daerah tertinggal,
pembangunan desa dan kawasan perdesaan,
penguatan tata kelola pemerintah daerah
dan peningkatan kualitas pemerintahan
daerah, (b) penataan daerah otonom baru
untuk kesejahteraan rakyat dan (c)
pemerataan pembangunan antar wilayah
terutama kawasan timur Indonesia dan
pemerataan pembangunan antar wilayah
terutama kawasan timur Indonesia
(Kardono, 2016) memerlukan informasi
geospasial yang cepat, tepat dan akurat yang
antara lain dapat terpenuhi melalui
kesediaan data penginderaan jauh yang
salah satunya dapat dipenuhi melalui satelit
pengamat bumi operasional. Oleh Karena
itu, mau tidak mau, suka ataupun tidak,
sudah selayaknya lah Indonesia
menegakkan kemandirian teknologi satelit
yang berdigdaya atas wilayahnya sendiri.
EQUATORSPACE.COM
EQUATORSPACE.COM
Sehingga apa yang diamanatkan Undang
Undang Dasar 45 dapat dengan mandiri
dilaksanakan tanpa adanya campur tangan
teknologi asing.
REFERENSI:
1). Agustan. 2016. Satelit inderaja untuk Aplikasi
Pertanian Di Indonesia. Di presentasikan pada
workshop standing crops Bogor, 31 Agustus 2016
2). Bakosurtanal 2009. Peran Basis Data GeoSpasial (Peta) Dalam Penataan Ruang.
Dipresentasikan pada penanda tanganan MOU
Bakosurtanal dengan Pemda Sulawesi Tengah.
Palu, 2009
3). Irawadi, Dedi. 2016. Availability of Remote
Sensing Data for Forest Monitoring in Indonesia
Progress and Implementation. Di presentasikan
pada workshop standing crops Bogor, 31 Agustus
2016
4). Inpres No 6 tahun 2012 tentang Penyediaan,
Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan
Dan Distribusi Data Satelit Penginderaan Jauh
Resolusi Tinggi
5). Kardono, Priyadi. 2016. Quo Vadis Kebijakan
Satu Peta Di Badan Informasi Geospasial. Di
presentasikan pada FIT ISI 2016 dan 3rd
Conference on Geospatial Information Science and
Engineering, Yoyakarta 27 Oktober 2016.
6). PP No 8 Tahun 2013 tentang ketelitian peta
untuk tata ruang
7). Purnomo, A. 2015. Challenge and Opportunity
on using Space data services for marine &
fisheries development in Indonesia. Presented in
UK-Indonesia workshop, July 2015 §
Prof. Dewayany Sutrisno, PhD
Indonesian Society for Remote Sensing (ISRS/
MAPIN) Chairperson.
49
49