menjalankan perubahan tersebut.
Setelah perang berakhir, Jepang berada dalam kondisi yang kacau. Jutaan orang menganggur karena pabrik-pabrik perang berhenti beroperasi. Hasil pertanian p angan t i d a k d ap at mencukupi kebutuhan seluruh negeri. Bahan bakar sangat minim dan membuat listri sering padam. Sarana transportasi tidak memadai. Masyarakat menjadi bingung dan putus asa. Pemulihan adalah prioritas bagi pemerintah Jepang.
Di tengah carut marut kondisi Jepang, langkah awal yang dilakukan kekaisaran Jepang ternyata adalah tindakan yang tidak disangka-sangka. Kalimat pertama yang terlontar dari kaisar Jepang adalah:“ Berapa banyak guru yang masih selamat?...” Kaisar Jepang saat itu sadar bahwa setelah kehancuran yang mereka alami mereka harus segera bangkit membangun lagi bangsanya. Mereka segera bangkit dan bahu membahu dalam mewujudkan impian untuk kembali membangun kejayaan Jepang. Salah satu hal penting yang dijadikan prioritas adalah memperbaiki sistem pendidikan Jepang yang diyakini sebagai tonggak dasar pembangunan.
Dengan mengumpulkan semua Guru yang masih tersisa, potensi untuk segera pulih lebih besar dan lebih cepat dari yang diperkirakan. Cerita Jepang bangkit adalah dimulai dari manusianya, setelah bom atom jatuh banyak warga Jepang yang dikirim ke luar negeri untuk menimba ilmu. Hebatnya, setelah mereka mendapat ilmu dari luar, mereka kembali untuk membangun bangsanya.
Dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama, hanya beberapa puluh tahun, Jepang bertransformasi dari kondisi zero mejadi hero. Jepang menjadi negara maju yang bisa disejajarkan dengan negara maju dibelahan Barat. Hal ini tidak lain disebabkan oleh kualitas sumber daya manusianya. Efisiensi dan efektivitas menjadi budaya orang Jepang. Bagaimana kualitas manusia Jepang bisa sedemikian hebatnya? Apakah ini muncul sendirinya? Ataukah bawaan lahir?
Jawaban logis atas pertanyaan tersebut adalah berkat jasa para pendidik dan pengajarnya. Tanpa proses pengajaran mustahil mampu melahirkan orangor ang y ang b e rdedikasi t i nggi, professional, dan berkualitas. Oleh sebab itu seorang pengajar atau Guru adalah seorang yang sangat terhormat di Jepang. Guru menjadi sebuah profesi yang sangat dihargai karena mereka menyadari bahwa tanpa jasa seorang pengajar maka mereka tidak akan memiliki kemampuan dalam hal apapun. Lebih jauh lagi, bangsa Jepang t i d a k a k a n m e n c a p a i k e j a y a a n sebagaimana yang mereka raih sekarang ini tanpa peran besar dari seorang guru.
Edumedia Edisi Desember 2016- 28