Edisi XVIII Jun 2022 Internet & Keluarga XVIII Jun 2022 | Page 36

dari contoh-contoh di atas, kita dapat melihat bahwa baik kelompok pertama

maupun kelompok kedua sama-sama berpotensi menghambat potensi dan kinerja perempuan di tempat kerja. Menghambat potensi dan kinerja ini tidak hanya berimbas pada perempuan itu sendiri, namun juga pada kinerja tim dan bahkan pada kinerja perusahaan.

Mengapa demikian? Hal ini karena jika satu karyawan dapat mencapai potensi dan kinerja yang maksimal, hal ini dapat berimbas positif pada tim

dan pada perusahaan. Demikian pula sebaliknya, jika potensi dan kinerja seorang karyawan terhambat, maka hal ini akan berimbas pada kinerja tim dan bahkan kinerja perusahaan.

Jika anda perhatikan, dua kalimat terakhir pada paragraf sebelumnya menulis tentang seseorang tanpa

menyebut identitas gender. Lalu bagaimana praktek di dunia kerja jika seseorang dinilai tanpa harus memberikan embel-embel gender tertentu?

Mari kita kembali ke contoh-contoh di atas. Jika seseorang memberikan / mendelegasikan tugas, baik

perempuan maupun laki-laki, ia sedang bekerja sama dengan orang lain, baik perempuan maupun laki-laki. Kerjasama dibutuhkan kemampuan dari semua pihak. Dengan demikian, pikiran, pendapat, keahlian, dan bahkan perasaan dari semua pihak pun dibutuhkan untuk mencapai target.

Lalu berkenaan contoh kedua soal bersikap tegas. Jika sikap tegas ditunjukkan oleh laki-laki, ia bahkan bisa dilabeli berjiwa kepemimpinan. Mengapa label yang sama tidak diberikan kepada perempuan?

Jika seseorang bertindak tegas, hal itu terkait dengan batasan yang diberikan oleh orang tsb. Batasan ini berfungsi untuk menjaga standar, profesionalitas, atau hal-hal lain yang berhubungan dengan

perusahaan. Dengan demikian, sikap tegas dibutuhkan dalam bekerja terlepas dari gender seseorang. Sehubungan dengan promosi di tempat kerja. Promosi diasumsikan sebagai suatu tahap dimana seseorang telah mencapai keahlian dan kemampuan tertentu sehingga ditempatkan di posisi yang lebih

tinggi dibandingkan sebelumnya. Dengan demikian, apapun tugasnya sebagai pemimpin, ia harus dan

mampu untuk melakukan tugas dan tanggung jawab sebagaimana yang diembankan kepadanya,

terlepas gender apa yang dimiliki oleh orang tsb.

Dengan demikian, baik seksisme yang agresif maupun seksisme yang non-agresi sama-sama berpotensi

menghambat perempuan dan bahkan menghambat tim dan perusahaan. Kedua kelompok besar tersebut,

baik yang agresif maupun yang tidak, sama-sama membuat perempuan menjadi maju kena mundur

kena di dunia kerja.

A & O Magazine / Juni, 2022 31