Edisi XVII Mar 2022 Technology Mindfulness XVII Mar 2022 | Page 49

Seketika, timbul firasat buruk mengenai hasil wawancara kerja. Benar saja, tak lama kemudian masuk pesan dari headhunter bahwa user membatalkan rencana semula dengan alasan bahwa perusahaan tsb sedang membutuhkan kandidat untuk posisi lain.

Pandemi telah membuat saya kehilangan kesempatan pekerjaan, yang sudah ada di depan mata. Bahkan, ketika penyakit itu masuk ke Indonesia, kegiatan belajar bahasa Jepang berhenti total, sehingga rencana cadangan gagal total. Keadaan yang ada, tak membuat saya patah arang. Inilah yang membawa saya masuk ke dunia literasi pada 16 April 2020.

Saya menulis terakhir kali ketika kuliah -dan itu juga untuk sebuah renungan harian remaja yang sudah tidak ada lagi. Praktis, ketika menulis cerita pertama, tanda baca, PUEBI, KBBI, dialog tag, dan lain sebagainya kacau balau. Namun, keadaan demikian tak berhenti menyurutkan niat untuk belajar dari 0.

Saya mulai giat mengikuti seminar tentang kepenulisan, termasuk bergabung ke beberapa grup yang memang mengajarkan tentang cara menulis yang baik. Semua pembelajaran menggunakan WhatsApp sebagai medianya. Selain itu, ada pula grup penulis yang memakai Telegram. Ketika mengetahui banyak remaja lebih jago dalam hal literasi, maka semangat untuk memacu diri pun naik menjadi tiga kali lipat. Hal ini terutama karena saya merasa malu sudah banyak ketinggalan.

Tulisan saya yang semula kacau balau, perlahan membaik. Ketika pandemi yang melanda seolah menutup semua jalan untuk mendapatkan pekerjaan, malah hal itu ternyata mengantarkan saya ke talenta yang sudah lama ada, yaitu menulis. Dari situ, fee yang didapat cukup untuk makan, serta membiayai anak sekolah.

Pandemi memang memaksa setiap orang untuk bertahan hidup, tapi bukan berarti menyerah. Jika kita memiliki talenta dalam menulis, menjual barang atau apa pun yang positif, maka pergunakanlah sebaik-baiknya, karena bisa jadi dari situ sumber penghasilan baru yang cocok. Apalagi jika penghasilan baru ini bisa membuat keluarga masih bisa makan dan anak tetap bersekolah seperti biasa.

A & O Magazine / Mar, 2022 43