Edisi XVII Mar 2022 Technology Mindfulness XVII Mar 2022 | Page 34

Tentu kita familiar dengan kalimat-kalimat tsb. Jika ditilik lebih jauh, seluruh standar layanan seperti itu mensyaratkan keramahan, kegembiraan, ketulusan, atau simpati. Adalah hal yang tidak mudah untuk selalu mengekspresikan hal yang positif. Masalah di bidang kerja maupun di ranah privat adalah hal yang tak dapat dielakkan. Namun, demi profesionalitas, selama bekerja kita dituntut untuk memperlakukan orang lain secara profesional.

Pertanyaannya kemudian adalah, seberapa jauh kita bisa menekan emosi atas nama profesionalitas? Jawabannya adalah, hanya karena kita dituntut untuk bersikap profesional, bukan berarti bahwa kita harus selalu memendam emosi. Disini kita dapat mengembangkan kemampuan pengelolaan emosi kita.

Melalui buku „Emotional Intelligence“, Goleman mempopulerkan istilah kecerdasan emosi pada tahun 1995. Goleman yang adalah jurnalis serta psikolog ini berpendapat bahwa EQ (emotional quotient) lebih penting daripada IQ (intelligence quotient). Istilah ini sebenarnya bukan istilah yang baru sama sekali. Pada tahun 1990, psikolog dari Universitas New Hampshire, John D. Mayer, serta psikolog dari Universitas Yale, Peter Salovey, merumuskan tentang kecerdasan emosi. Menurut mereka, kecerdasan emosi berarti kemampuan merasakan, mengerti, dan mengendalikan emosi diri dan orang lain dengan tepat. 70 tahun sebelum mereka, 2 psikolog, yakni Edward Lee Thorndike dan David Wechsler, mencetuskan terminologi kecerdasan sosial pada tahun 1920. Yang dimaksud oleh Thorndika dan Wechsler sebagai kecerdasan sosial adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sesuai kebutuhan dan kenyataan.

CIRI-CIRI

Lalu apa saja ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan emosi? Orang yang memiliki kecerdasan emosi mampu mengenali perasaan sendiri dan menerima emosinya tersebut. Tidak hanya itu, ia juga mampu mengendalikan perasaannya. Mengendalikan perasaan disini bukan dalam arti memendam perasaan. Namun, hal ini berarti bahwa seseorang mampu mengekspresikan emosi secara proporsional. Orang yang memiliki kecerdasan emosi juga mampu mengendalikan emosi negatif serta mampu meningkatkan emosi positif. Tidak hanya sampai disitu, orang yang memiliki kecerdasan emosi juga mampu menggunakan emosi untuk mencapai tujuan.

, misalnya memotivasi, menahan diri, meredam impuls, dll.

kecerdasan emosi mampu menunjukkan empati. Ia mampu mengenali emosi orang lain dan mampu menempatkan diri di posisi orang lain. Dalam berinteraksi, ia dapat bereaksi secara proporsional, sesuai dengan kondisi lawan bicara dan situasi dimana interaksi sedang terjadi.

Psyche

A & O Magazine / Mar, 2022 28