Edisi XV Sept 2021 Bersyukur XV Sept 2021 | Page 47

Di neraka tidak ada dosa sama sekali . Disini seperti di pegunungan , hanya udaranya tidak terlalu bagus . Jadi bagaimana caranya disini orang bisa berbuat dosa ? Setiap jiwa disini menyesuaikan dengan jiwanya masing-masing , tidak ada uang disini , juga tidak ada perempuan , kan perempuan ada di tempat lain . Dengan demikian , 99 % dosa tidak terjadi . Untuk 1 % selebihnya mubazir kalau dibahas . Disini tidak ada yang bisa dibunuh , mana ada jiwa bisa dibunuh . Disini tidak ada yang dapat ditipu , orang-orang disini terlalu hancur untuk dapat ditipu . Hukum dan peraturan , yang dapat dijalankan dengan sepenuh jiwa , tidak akan dapat dijalankan , semata-mata karena perundungan . Politik tidak tersedia , karena itulah neraka diciptakan . Intinya disini orang-orang tidak dapat berbuat salah , dan disitulah kepahitan neraka yang sebenarnya . Yang paling hype dari semua itu adalah , hal ini paling berat dialami , oleh mereka yang paling banyak dosanya . Jiwajiwa mereka membentur dinding-dinding hingga ke langit-langit neraka karena kebosanan dan keputus-asaan ; ini akan dirasakan di bumi sebagai gempa bumi .
Ketika saya empat minggu berada disana , saya merasa benar-benar muak . Benar-benar tidak terjadi apapun , saya merasa tercabikcabik dan mengajukan form penanganan secara individu . Bagian administrasi meresponnya dengan mengirimkan kepada saya seseorang yang mengajarkan saya bahasa Perancis 6 jam setiap harinya . Saya dapat mengenali guru bahasa Perancis saya dulu dan kemudian saya meninjunya . Akibatnya , ia melipatgandakan dirinya dan mengajar dua halaman lebih banyak daripada sebelumnya . Itulah yang terjadi di neraka .
Seharusnya saya tidak pernah mengajukan permohonan penanganan secara individu . Sepanjang malam saya dapat mendengar petugas pengelola tempat tinggal saya memanggilmanggil kucingnya . Belum pernah saya berharap untuk berada di surga selain ketika mendengar petugas itu memanggil-manggil nama kucingnya sepanjang malam .
Tidak , bukan karena itu saya mati . Saya pun menemui bos neraka . Sang iblis memiliki sifat yang sangat mirip dengan manusia , ia membiarkan saya menunggu lama , dan memperlakukan saya dengan cara yang merendahkan . Bagi saya , penampakannya terlihat asing , ia menggenakan jam tangan mewah dan dasi yang tegak lurus , minum bir dan bukan cangkir yang berisi api , dan berpenampilan seperti kaum borjuis . Ia juga tidak memiliki tanduk , dia belum menikah . Ia meyakinkan saya bahwa ia telah merubah total hidupnya dan menjelaskan pada saya selama satu jam tentang geranium yang ditanamnya . Secara profesional , ia tidak terlihat memiliki jabatan yang tinggi . Ketika saya bertanya-tanya , karena saya tidak melihat satu pun koleganya , ia mengangkat bahu . „ Apakah anda pengacara ?“ Kolega itu apa ya ? Saya belum pernah mendengar kata itu . Memang kata itu ada ya ?“