Edisi XV Sept 2021 Bersyukur XV Sept 2021 | Page 29

Rasa syukur tidak hanya berdampak positif bagi kesehatan fisik , melainkan juga bagi kesehatan mental . Terapi rasa syukur mengurangi gejala burnout , depresi , dan gangguan rasa takut . Selanjutnya , seperti yang ditulis oleh Kamase dan rekan-rekannya dari Universitas Tokyo , rasa syukur meningkatkan rasa optimisme dan efektivitas diri . Secara keseluruhan , pribadi yang bersyukur melihat situasi secara positif , baik dalam emosi , pikiran maupun perilaku .
Dalam pekerjaan pun rasa syukur memberikan banyak dampak positif . Komasi dkk menuliskan dalam sebuah laporan tahun 2020 bahwa walau rasa syukur muncul dari pengaruh positif yang di luar andil penerima kebaikan , individu yang bersyukur merasakan kontrol yang lebih kuat dalam pekerjaannya . Mereka juga tercatat memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi , serta lebih produktif dalam pekerjaan . Terlebih lagi , orang yang bersyukur memiliki dedikasi yang
lebih tinggi dalam pekerjaan .
Tidak hanya bagi diri sendiri , ucapan terima kasih yang ditujukan kepada orang lain memberikan efek positif bagi orang yang menerima rasa syukur dan interaksi sosial secara keseluruhan . Berbagai penelitian mencatat bahwa ucapan terima kasih mempererat hubungan sosial . Dalam pekerjaan , ungkapan terima kasih memperkuat dukungan sosial , rasa saling percaya , dan meningkatkan atmosfer saling membantu , baik sesama rekan maupun dari atasan . Sebagian orang menilai bahwa atasan yang mengungkapkan rasa terima kasih adalah sebagai sosok yang lemah . Hal yang terjadi justru sebaliknya . Atasan yang mengungkapkan rasa terima kasih dinlai sebagai pemimpin yang kompeten serta mampu menghargai kinerja karyawan . Dalam organisasi , rasa bersyukur bisa mempengaruhi loyalitas , mengurangi tingkat fluktuasi karyawan , dan meningkatkan perilaku tata-krama di perusahaan . Penelitian yang dilakukan oleh American Psychology Association di tahun 2012 dengan melibatkan 1700 pekerja mengungkapkan bahwa lebih dari separuh pekerja berpikiran untuk berpindah kerja karena merasa kurang dihargai oleh perusahaan . Sebaliknya , seperti yang ditulis oleh Riodan di Harvard Business Review di tahun 2013 , ketika karyawan merasa dihargai , mereka akan memiliki kepuasan kerja yang tinggi , bersedia untuk bekerja lembur , terlibat dalam relasi yang lebih produktif dengan rekan dan atasan , serta bermotivasi untuk berprestasi dan mencapai tujuan perusahaan . ( Aurita , berbagai sumber )