EDISI XIV Juni 2021 Kekerasan Juni 2021 | Page 33

Ketika Anak Belajar Menjadi Teroris

Perundungan pada anak dan remaja adalah serangan fisik, verbal dan psikologis atau intimidasi yang bertujuan menimbulkan rasa takut, ketegangan dan penderitaan pada korban. Perundungan ini merupakan ketidakseimbangan kekuasaan di mana anak(-anak) yang kuat menindas anak yang lemah secara berulang kali dalam jangka waktu lama. Dengan demikian, ketika anak belajar di sekolah dan belajar melakukan perundungan, mereka juga, sayangnya, belajar menjadi teroris cilik.

            Penelitian oleh William Copeland, PhD. dkk dengan sample sebanyak 1400 anak dan remaja menunjukkan bahwa 22 % dari anak menderita perundungan di sekolah, sementara 5 % lainnya adalah perundung, sedangkan 10 % lainnya adalah korban yang belajar menjadi perundung. Baik anak laki-laki maupun anak perempuan bisa menjadi korban perundungan, sedangkan kebanyakan perundung adalah anak laki-laki. Demikian juga korban yang belajar menjadi perundung cenderung siswa laki-laki. Perundungan pun tak memandang usia, baik anak SD sampai SMU bisa menjadi korban. Pengalaman menjadi korban atau perundung tampaknya mengasah perilaku anak. Dalam penelitian dari Duke University Medical Centre di USA tersebut, anak yang mengalami perundungan cenderung mengalami perundungan di usia dewasa (usia 21-26; 91 %). Remaja yang mengasah perilaku perundungan akan tetap merundung saat dewasa (89 %). Sedangkan mereka yang mengalami pengalaman di- dan merundung juga terus memastikan pengalamannya (90 %), sedangkan anak yang tak terlibat perundungan, juga tetap terlindung saat dewasa (90 %).

Photo by Laercio Cavalcanti on Unsplash

33

/ A&O EDISI XIV Juni 2021