TEKNOLOGI
Munculnya
Pegunungan Baru
di Asia Tengah
adanya gambaran yang lebih
bernuansa mengubah kawasan Asia
Tengah menjadi gurun.
"Sementara Asia Tengah mungkin
tidak pernah subur dan hijau, namun
pasti lebih hijau pada 23 juta tahun
lalu dan mungkin bahkan lebih hijau
di masa itu," kata Jeremy Kesner
Caves, seorang mahasiswa calon
doktor di Stanford University School
of Earth, Energy & Environmental
Science dan anggota peneliti yang
menerbitkan penelitiannya secara
online dalam jurnal Geology.
Para peneliti pun akhirnya tiba
pada kesimpulan setelah mereka
mengukur isotop tertentu, atau
karbon yang terkubur, sampel
tanah kuno. Isotop itu menjelaskan
keringnya kondisi pada saat deposisi
tanah ini. Basah, kondisi banyak
hujan memungkinkan banyaknya
jumlah organisme yang lebih
besar, termasuk tanaman dan
bakteri yang ada di dalam tanah,
untuk berkembang dan menarik
karbon keluar dari tanah memacu
pertumbuhan dan metabolisme
mereka, dan akhirnya meninggalkan
isotop di lingkungan mereka.
Caves dan rekan lainnya melihat
HALAMAN
S E B E L U M N YA
sampel selama rentang geografis dan
temporal untuk menggambar secara
lebih lengkap tentang perubahan
iklim yang mempengaruhi komposisi
tanah. "Penelitian kami adalah
yang pertama kalinya mencoba
menyajikan peta isotop karbon
selama jangka waktu geologi dari
lebih dari satu juta tahun," ujar Caves
seperti dikutip dari pers di Stanford.
Dia dan beberapa rekan penulis
berkunjung ke Mongolia, Kazakhstan
timur dan Cina bagian utara untuk
mengumpulkan 171 sampel tanah
baru. Sementara peneliti dari
Rusia mengumpulkan sampel
dekat Danau Baikal. Sampel tanah
baru itu digabung dengan 2.200
sampel tanah lainnya yang telah
dikumpulkan sebelumnya. Karena
sebagian besar dari sampel itu
berasal dari Dataran Tinggi Tibet,
maka ada kesenjangan di dalam tim
peneliti dalam cakupan geografis
dengan sedikit sekali studi mengenai
kawasan bagian utara Asia Tengah.
Secara keseluruhan, sampel itu
diperoleh mulai dari tanah yang
berusia 23 juta hingga 2,6 juta tahun
yang lalu selama periode geologi
yang dikenal sebagai Neogen.
49 | Jia Xiang Hometown • e-MAGZ 17 • 2016
HALAMAN
B E R I K U T