e-Magz JIA XIANG HOMETOWN 2016 | Page 3

Begitu juga dengan Arcandra, mengapa tiba-tiba bisa diangkat menjadi pejabat negara lagi. Bila ditelusuri lebih jauh memang keputusan Presiden ini dipastikan menuai kritikan. Tak sedikit pula yang bertanya apa yang ada di benak Presiden dalam mempertimbangkan sebelum mengangkat kedua pejabat itu. Bila Presiden mencopot seorang dari jabatan menteri, logikanya terkait dengan gagalnya dia menjalankan tugas atau kinerjanya buruk. Nah, Jonan yang pernah dicopot, logikanya dia berkinerja buruk alias tidak maksimal. Namun, mengapa kini kembali dipercaya sebagai Menteri ESDM. Dengan kata lain, pertimbangan reshuffle bukan saja karena kinerja tidak maksimal, tapi juga gagal memperlihatkan profesionalitasnya yang berdampak pada pelaksanaan kerja secara keseluruhan. Artinya sekarang, apakah sosok Jonan mampu membawa Kementerian ESDM ini seperti yang diinginkan oleh Presiden Joko Widodo? Bukankah banyak persoalan dan pekerjaan rumah yang harus dituntaskan? Sebut saja antara lain, Undang-Undang Migas termasuk mengenai alih kelola wilayah kerja. Ada juga Undang-undang Minerba termasuk masalah relaksasi ekspor, dan ada beberapa HALAMAN S E B E L U M N YA NI HAO MA Wajah Lama pun Muncul Lagi pekerjaan lain mendekati selesai. Belum lagi persoalan lain seperti Blok Masela, kelistrikan, energi terbarukan, dan perbaikan iklim investasi di tengah harga minyak yang rendah. Kita belum tahu sepak terjang apa yang akan dilakukan oleh Jonan-Arcandra. Akankah kebiasaan lama yaitu ganti menteri-ganti kebijakan menjadi sebuah gambaran umum yang muncul sebagai sebuah fenomena. Tentunya banyak pihak berharap hal itu tidak terwujud. Sebab, bila masih ada kebiasaan lama itu, maka pertanyaannya mau dibawa ke mana kebijakan soal energi di negeri ini? Mungkin seperti yang diharapkan oleh Presiden bahwa kedua orang ini mampu menjalankan kebijakan di bidang keenergian. Tetapi sejauh mana implementasi kebijakan di sektor migas atau keenergian itu? Masih kita lihat kinerja menteri Jonan. Yang diharapkan adalah kebijakan yang berpihak ke rakyat. Bolehboleh saja atau wajar-wajar saja memperbaiki iklim investasi, tapi iklim yang berdampak kepada kesejahteraan rakyat, bukan pada “pihak-pihak” tertentu. 3 | Jia Xiang Hometown • e-MAGZ 17 • 2016 ARTIKEL B E R I K U T