e-Magz JIA XIANG HOMETOWN 2016 Edisi 09 2016 | Page 38

HUMANIORA teman yang lain melindungi sudah banyak altar sesaji yang bisa berdiri,” rusak terkena ujar Alan salah terjangan air laut satu warga yang saat sebelum ikut menegakan dimulainya telur saat ritual bersama. perayaan Peh Untungnya Cun. sejumlah sesaji “Dalam yang telah kepercayaan disiapkan tidak ikut Tionghoa, orang hanyut air laut. Dalam kepercayaan yang berhasil “Melalui ritual Tionghoa, orang yang berhasil menegakan telur doa ini, kami menegakan telur akan mendapat akan mendapat mengundang para berkah dari para dewa di langit, berkah dari para dewa dari langit tetapi saat ini hal tersebut dapat serta para leluhur dewa di langit, dimaknai berbeda-beda. tetapi saat ini hal dan mahkluk tersebut dapat dimaknai berbeda- hidup yang terlihat dan tak terlihat beda,” jelas Hans Purwanto. untuk menghadiri perayaan Rangkaian acara dilanjutkan Peh Cun,” ujar Suryo Purnomo, dengan berdoa bersama di depan Pandita Majelis Buddha Indonesia. bibir Pantai Parangtritis. Ritual doa Setelah prosesi doa bersama, bersama dipimpin oleh Suryo sejumlah warga Tionghoa Purnomo, Pandita Majelis Buddha membubarkan diri dan ada Indonesia. juga yang masih melanjutkan Kembang, buah-buahan, dan mendirikan telur. kue Chang menjadi sesaji di depan Terdapat juga beberapa altar yang digunakan untuk ritual warga yang masih berdoa secara doa bersama dengan menghadap pribadi yang diakhiri dengan ke arah Pantai Parangtritis. Sebuah menabur kembang di bibir Pantai gubuk yang digunakan untuk Parangtritis. Dimas Parikesit } HALAMAN S E B E L U M N YA 38 | Jia Xiang Hometown • e-MAGZ 09 • 2016 ARTIKEL BERIKUT