.Doc Edisi IX DOTDOC IX - CETAK single | Page 19

. BERDIKARI

Mencatat dan Menyimpan Peristiwa

MELESTARIKAN BATIK DENGAN BISNIS oleh : Zahidah Zulfa Zahira

Batik semakin hari semakin berkembang dengan sangat baik , terlebih setelah adanya pengakuan dari UNESCO yang membuat semua orang semakin menghargai batik sebagai warisan budaya kita . Hal itulah yang membuat Andena Hirma Putri ( 23 ) semangat untuk memulai usaha batiknya , Andena Batik .

Dari kecil , Andena memang suka berwirausaha dan sudah dilatih untuk mandiri hingga memulai usaha batik pada saat ini . “ Awal ketertarikan saya di bidang wirausaha sejatinya telah tumbuh semenjak duduk di bangku sekolah dasar . Waktu kecil saya sempat menyewakan buku , majalah , komik ke teman-teman ,” ungkap Andena .

Niat dan tekadnya untuk memulai usaha muncul sejak ia masuk kuliah , ia ingin sukses selagi masih muda , apalagi setelah melihat berbagai peluang bisnis batik asal daerahnya , Tasikmalaya . Tak heran setelah satu tahun mengenyam pendidikan di bangku kuliah , ia pun membuka usaha batiknya pada Agustus 2010 dengan modal hanya Rp 500.000 .
Ia pun kemudian mulai bekerjasama dengan pengrajin untuk memulai usaha batik . Meskipun orang tuanya pada saat itu tidak begitu mendukung usahanya , namun ia tetap berkeinginan untuk menciptakan lapangan pekerjaan untuk usaha batiknya yang mengangkat nilai sejarah yang indonesia .
Kecintaan lulusan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ini terhadap batik tak bisa dipisahkan begitu saja dari latar belakangnya yang berasal dari keluarga pengrajin butik , buyut Andena merupakan satu-satunya pendiri Yayasan Batik Priangan yang masih ada .
“ Pertama kali yang saya lakukan menjual batik masih dengan kisaran harga murah tanpa melihat pasar batik yang sudah ada . Dari sana saya mempunyai inisiatif untuk lebih mengembangkan usaha batik karena melihat pasar yang cukup bagus ,” kata Andena .
Dalam membangun Andena Batik yang sudah berjalan hampir empat tahun ini diperlukan sebuah kerja keras dan semangat pantang menyerah . Selain itu , sikap kreatif dan inovatif pun perlu terus dikembangkan guna menjaga persaingan usaha yang semakin berat .
“ Awalnya hanya mengambil batik Tasik , tapi lama kelamaan saya membuat desain sendiri . Saya belajar mandiri dengan terus berinovasi dalam batik agar lebih dicintai warisan Indonesia dengan tema ‘ Legendaris Batik , Kartun Batik ’,” ujar Andena yang memiliki motto batiknya sebagai “ Khasanah Nusantara yang tiada tara , berbatik dengan warna eyecatching ”.
Usaha batiknya ini tidak memproduksi kain saja , tapi juga menerima pesanan baju customize yang sesuai dengan permintaan pelanggan . Desain motif batik yang ia produksi eksklusif dan menggunakan bahan premium untuk mengejar kualitas tinggi . Kini , Andena batik pun memproduksi sepatu seperti flat shoes , wedges , hingga high heels . Tas dan dompet pun ia produksi . Tanggapan pasar atas produknya ia akui bagus , karena pelangganya tersebut kini memiliki anggapan baru bahwa batik tidak mesti bergambar tua .
Meskipun ia berasal dari Fakultas Peternakan , ia tak melihat adanya perbedaan signifikan dengan kegemarannya berdagang . Ternyata dengan kesempatan inilah yang melahirkan pemikiran dalam diri Andena untuk menghasilkan suatu bentuk kolaborasi unik antara pendidikan akademis dengan kewirausahaan yang dijalani . “ Sempat ada saran untuk bikin batik animal , tapi itu sudah ada dari Cirebon . Saya inginnya sih bikin motif kartun untuk anak-anak ,” ujar Andena .
INOVASI PRODUK BATIK
Wanita yang hobi menyanyi ini mengaku tak akan berhenti berinovasi karena itu merupakan kunci utamanya dalam mengembangkan Andena Batik . Berbagai macam inovasi batik pun dilakukan oleh Andena Batik seperti mendobrak pakem batik yang selama ini didominasi oleh warna yang cenderung gelap dan menggantinya dengan warna-warna terang seperti oranye , merah , hijau , merah muda . Namun , dari berbagai macam inovasi produk batiknya tersebut , Andena tetap tak ingin meninggalkan sisi budaya yang harus tetap lestari .
“ Inovasi yang kita lakukan sih sebenarnya lebih ke batik modern , jadi batik yang enggak terikat dengan nilai-nilai budaya atau motifmotif batik terdahulu ,” ungkap gadis kelahiran Ciamis , 25 April 1991 ini .
DOTDOC 19