diESCAPOLOGY
Sungai. Oya dengan kisaran Rp.85.000 – Rp.95.000 per
orang. Harga ini sudah termasuk sewa life vest, helm,
senter kepala, dan sepatu karet. Untuk menitipkan barang
bawaan dan baju ganti di fasilitas loker yang tersedia,
dikenakan biaya Rp.1000 per loker. Sementara fasilitas
kamar mandi dan ruang ganti yang tersedia di sana cukup
bersih dan nyaman.
Setelah melengkapi diri dengan baju dan perlengkapan
kemanan, Geng Si Bolang ini pun siap menyusuri lokasi
pertama: Goa Sriti. Menurut informasi pemandu kami, goa
ini baru dibuka untuk wisata umum sekitar delapan bulan
yang lalu. Sebelumnya, lokasi ini terkenal sebagai tempat
semedi orang-orang yang datang untuk mencari ilmu.
Mistis? Sudah tentu! Sebelum memasuki goa, penjaga
lokasi sudah mengingatkan kami untuk menjaga perilaku
dan ucapan selama berada di dalam nantinya. Jadi kalau
Hard Rockers punya penyakit latah mengucapkan katakata kotor, siap-siap bawa lakban untuk menutup mulut,
ya!
Untuk korang-orang yang baru pertama kali caving
(menyusuri goa/cave), memasuki Goa Sriti mungkin
awalnya akan terasa menyesakkan dada. Air di dalam goa
ini di beberapa titik bisa mencapai dada orang dewasa.
Jalur sepanjang goa yang sekitar 250 meter ini pun
kadang sempit dan hanya muat untuk dilewati satu orang
saja secara bergantian. Gelap? Ya iya laah, namanya juga
dalam goa. Tanpa senter, suasana di dalam bisa hitam
pekat.
Sambil menyusuri perut Sriti, pemandu kami menunjukkan
titik-titik tempat yang biasa dipakai untuk semedi, dan
bercerita tentang mitos-mitos seputar batu dan stalaktit di
sepanjang dinding dan langit-langit goa. Ada stalaktit
yang bentuknya menyerupai alat vital laki-laki, yang kalau
disentuh katanya akan menambah keperkasaan. Ada juga
yang berbentuk payudara perempuan, yang kalau
disentuh katanya akan menambah kecantikan. Percaya gak
percaya, kami turuti saja untuk seru-seruan. Toh, tanpa itu
kami sudah cantik dan perkasa.
Selesai di Goa Sriti, kami “diangkut” menggunakan mobil
pick-up menuju lokasi selanjutnya: Goa Pindul. Berbeda
dengan di Sriti, di tempat ini wisatawan disediakan ban
besar untuk menyusuri goa, istilah kerennya cave tubing.
Bergandengan antara satu ban dengan ban yang lainnya,
iring-iringan kami ditarik olah pemandu yang berenang
paling depan. Kami tinggal duduk manis di atas ban
seperti sedang naik kereta istana boneka di taman
hiburan. Gua Pindul memiliki panjang sekitar 350 meter,
dengan lebar sampai 5 meter. Jarak permukaan air dengan
atap gua adalah 4 meter, dengan kedalaman air sekitar
5-12 meter. Goa ini memiliki tiga zona; zona terang, zona
remang, dan zona gelap. Waktu tempuh untuk menyusuri
goa adalah sekitar 45 menit. Sebelum masuk, kami
kembali diingatkan untuk ikut menjaga kebersihan,
perilaku, dan ucapan selama nanti berada di perut goa.
Tidak jauh berbeda dengan lokasi sebelumya, selama
tubing kami pun disuguhi mitos seputar stalaktit dan
bebatuan yang bentuknya menyerupai benda/hewan/
bagian tubuh manusia. Karena Goa
Pindul juga menjadi rumah bagi
beberapa spesies seperti
kelelawar dan burung walet (dan
mahkluk lain yang tidak terlihat –
katanya), jadi wisatawan
disarankan untuk tidak berteriakteriak atau bersuara keras supaya
tidak mengganggu mereka.
Yang menarik dari Goa Pindul
adalah goa vertikal di tengahnya,
di mana langit-langit goa terbuka
dan memberi jalan sinar matahari
untuk masuk dengan indahnya.
Menurut informasi pemandu, goa
vertikal inilah yang
pernah dipakai untuk
pengambilan gambar
sebuah iklan rokok
dengan tagline
“adventure”
.
45
diradio
26TH edition
NOV-DEC’13