yang pada
jaman itu ingin
membentuk
rezim baru
dengan
memusnahkan
bangsa, tradisi,
budaya,
dan agama.
Jadi bisa
dibayangkan
betapa
ngerinya
membunuh
keluarga dan
saudara sendiri.
Choeung
Ek adalah
kuburan Cina
yang disulap menjadi ladang pembantaian, korban yang
dipenjara dan disiksa di Tuol Sleng dibawa ke Choeung
Ek untuk dibantai. Bekas kuburan hampir nggak bersisa,
hanya ada satu nisan dengan karakter Cina yang hampir
hancur yang menandakan kalau tempat tersebut dulunya
adalah kuburan Cina. Ditempat ini ada dua bangunan
utama; Museum berisi foto-foto dan galeri alat-alat untuk
membunuh seperti arit, palu, cangkul, termasuk juga
video tentang tragedi tersebut. Kemudian Stupa atau
Pagoda sekaligus monument untuk menghormati korban.
Dalam stupa, dipajang 8000 tengkorak yang tertata rapi
berdasarkan jenis kelamin dan umur.
Selesai menikmati kengerian masa lalu di Choeung Ek kita
melanjutkan perjalanan ke Tuol Sleng Museum yang masih
berhubungan dengan Choeung Ek. Ditempat inilah saya
lebih bergidik dan merinding, karena tempat ini adalah
penjara tempat menyiksa para tahanan sebelum dibawa
dan dibunuh di Choeung Ek. Tuol Sleng sebenarnya adalah
sekolah yang diubah menjadi penjara massal yang disebut
Security Prison 21 (S-21). Tiket masuknya lagi-lagi lumayan
mahal, 3 dollar! Seperti Camp Auswitch di Polandia yang
digunakan Nazi untuk membantai Bangsa Yahudi. Tempat
ini nggak kalah mencekam dan mengerikan.
Temple tour to Siem Reap,
Cambodia
Alasan kenapa saya ngebet ingin ke Kamboja, adalah
karena Angkor wat yang terkenal itu! Angkor Wat, satusatunya daya tarik dari Kamboja, mungkin kalau nggak ada
Angkor Wat turis nggak sudi datang ke negara tersebut
hehehe. Tapi bagi saya “is not about the destination but it’s
all about the journey itself”
28
diradio
24th edition
JUL-AUG ’13
Angkor Wat hanya satu dari puluhan candi yang tersebar
di Siem Reap, dan memang yang paling besar dan paling
spektakuler, ukuran persegi dari candi adalah 1 kilometer
tiap sisinya, belum lagi danau buatan di sekelilingnya!
Kalau ingin menyusuri tiap sisi dan melihat relief dinding
di masing-masing sisi berarti sudah berjalan sebanyak 4
kilometer.
Tiket masuknya, 20 dollar untuk tiket terusan 1 hari.
Komplek candi-candi Angkor Wat kalau dikunjungi hanya
sehari nggak akan selesai saking luasnya, biar puas bisa
beli tiket terusan 3 hari (40 USD) atau 1 minggu (60 USD).
Dijamin stress lihat candi setiap hari, beberapa candi juga
saya skip karena kaki sudah gempor.
Rute yang saya ambil adalah Angkor Wat, kemudian
kompleks Angkor Thom, dan Ta Phrom - yang dipakai
syuting Angelina Jolie di film Tomb Raider. Angkor Wat
sendiri lebih muda 300 tahun dari Borobudur, dimana
Angkor Wat dibangun di Abad 12 (Borobudur, Abad 9).
Arsitekturnya unik, simetris, dan dikeliling oleh parit/
danau buatan.
Supir tuk-tuk kita sudah nawarin untuk berhenti di
setiap candi-candi kecil yang satu arah, tapi karena di
Angkor Thom saja capeknya bukan main, saya putuskan
untuk langsung ke tujuan terakhir yang paling penting,
apalagi kalau bukan Ta Phrom yang jadi populer setelah
dipakai syuting film Tomb Raider. Dan memang sangat
mengesankan meski bangunannya sudah nggak
sempurna banyak reruntuhan-reruntuhan, justru itulah
letak daya tariknya. Letaknya di dalam hutan menambah
kesan angker nan mistis, rambatan akar pohon raksasa
menempel erat di beberapa bangunan candi, yang konon
katanya kalau akar pohon yang merambat erat tersebut
dibongkar, candi tersebut benar-benar akan runtuh!
Itu dia perjalan ke kamboja. Kita ketemu lagi Hardrockers
di trip berikut nya