diRadio Magazine Vol.24 - HOLIDAY issue | Page 28

yang pada jaman itu ingin membentuk rezim baru dengan memusnahkan bangsa, tradisi, budaya, dan agama. Jadi bisa dibayangkan betapa ngerinya membunuh keluarga dan saudara sendiri. Choeung Ek adalah kuburan Cina yang disulap menjadi ladang pembantaian, korban yang dipenjara dan disiksa di Tuol Sleng dibawa ke Choeung Ek untuk dibantai. Bekas kuburan hampir nggak bersisa, hanya ada satu nisan dengan karakter Cina yang hampir hancur yang menandakan kalau tempat tersebut dulunya adalah kuburan Cina. Ditempat ini ada dua bangunan utama; Museum berisi foto-foto dan galeri alat-alat untuk membunuh seperti arit, palu, cangkul, termasuk juga video tentang tragedi tersebut. Kemudian Stupa atau Pagoda sekaligus monument untuk menghormati korban. Dalam stupa, dipajang 8000 tengkorak yang tertata rapi berdasarkan jenis kelamin dan umur. Selesai menikmati kengerian masa lalu di Choeung Ek kita melanjutkan perjalanan ke Tuol Sleng Museum yang masih berhubungan dengan Choeung Ek. Ditempat inilah saya lebih bergidik dan merinding, karena tempat ini adalah penjara tempat menyiksa para tahanan sebelum dibawa dan dibunuh di Choeung Ek. Tuol Sleng sebenarnya adalah sekolah yang diubah menjadi penjara massal yang disebut Security Prison 21 (S-21). Tiket masuknya lagi-lagi lumayan mahal, 3 dollar! Seperti Camp Auswitch di Polandia yang digunakan Nazi untuk membantai Bangsa Yahudi. Tempat ini nggak kalah mencekam dan mengerikan. Temple tour to Siem Reap, Cambodia Alasan kenapa saya ngebet ingin ke Kamboja, adalah karena Angkor wat yang terkenal itu! Angkor Wat, satusatunya daya tarik dari Kamboja, mungkin kalau nggak ada Angkor Wat turis nggak sudi datang ke negara tersebut hehehe. Tapi bagi saya “is not about the destination but it’s all about the journey itself” 28 diradio 24th edition JUL-AUG ’13 Angkor Wat hanya satu dari puluhan candi yang tersebar di Siem Reap, dan memang yang paling besar dan paling spektakuler, ukuran persegi dari candi adalah 1 kilometer tiap sisinya, belum lagi danau buatan di sekelilingnya! Kalau ingin menyusuri tiap sisi dan melihat relief dinding di masing-masing sisi berarti sudah berjalan sebanyak 4 kilometer. Tiket masuknya, 20 dollar untuk tiket terusan 1 hari. Komplek candi-candi Angkor Wat kalau dikunjungi hanya sehari nggak akan selesai saking luasnya, biar puas bisa beli tiket terusan 3 hari (40 USD) atau 1 minggu (60 USD). Dijamin stress lihat candi setiap hari, beberapa candi juga saya skip karena kaki sudah gempor. Rute yang saya ambil adalah Angkor Wat, kemudian kompleks Angkor Thom, dan Ta Phrom - yang dipakai syuting Angelina Jolie di film Tomb Raider. Angkor Wat sendiri lebih muda 300 tahun dari Borobudur, dimana Angkor Wat dibangun di Abad 12 (Borobudur, Abad 9). Arsitekturnya unik, simetris, dan dikeliling oleh parit/ danau buatan. Supir tuk-tuk kita sudah nawarin untuk berhenti di setiap candi-candi kecil yang satu arah, tapi karena di Angkor Thom saja capeknya bukan main, saya putuskan untuk langsung ke tujuan terakhir yang paling penting, apalagi kalau bukan Ta Phrom yang jadi populer setelah dipakai syuting film Tomb Raider. Dan memang sangat mengesankan meski bangunannya sudah nggak sempurna banyak reruntuhan-reruntuhan, justru itulah letak daya tariknya. Letaknya di dalam hutan menambah kesan angker nan mistis, rambatan akar pohon raksasa menempel erat di beberapa bangunan candi, yang konon katanya kalau akar pohon yang merambat erat tersebut dibongkar, candi tersebut benar-benar akan runtuh! Itu dia perjalan ke kamboja. Kita ketemu lagi Hardrockers di trip berikut nya