Survei dan Pemetaan Nasional (Basurtanal). Pada tahun
2000 Penerbangan TNI AL mendapat pesawat Cassa
Patmar sebanyak 3 buah, 3 buah Helicopter Colibri EC120 B dan 1 buah helikopter BO-105.
Tahun 2009 s.d. 2015 Penerbangan TNI AL
menerima 3 buah Pesud Patmar jenis CN-235 dan
dilanjutkan dengan 1 buah helikopter angkut taktis BO105 dipersenjatai sebagai helikopter Escort dan 8 buah
pesawat Bonanza G-36 sedangkan untuk pengadaan
Helikopter AKS direncanakan akan diadakan 11
Helikopter jenis Panther AS-565.
Puspenerbal saat ini memiliki pesawat udara dari
berbagai jenis dan fungsi meliputi Fixed Wing antara lain
CN-235 Patmar, NC 212 Casa Angkut, NC 212 Casa
Patmar, TB-9 Tampico(latih), TB-10 Tobago (latih),
F-33 Bonanza (latih), G-36 Bonanza (latih) N-22/N 24
Nomad (latih). Sedangkan fungsi Rotary Wing meliputi
NBO-105 Bolkow, Nbell-412, Nbell-412 EP, EC-120
Colibri (latih). Pesawat-pesawat tersebut berada di
Wing Udara 1 sebanyak 63 Pesud dan di Wing Udara 2
sebanyak 13 Pesud.
Pangkalan Udara Angkatan Laut
Pangkalan Udara Morokrembangan Surabaya,
dijadikan Pangkalan Udara Angkatan Laut pertama.
Dasar pemikirannya adalah di Surabaya sudah ada
lapangan terbang Tanjung Perak, bekas Pangkalan Udara
Angkatan Laut Belanda yang disebut Marine Vlieg Kamp
Morokrembangan. Pada tahun 1959 Mayor Hamami
ditunjuk menjadi Komandan Kesatuan Penerbangan
di Morokrembangan. Tahun 1960, Pangkalan Udara
Morokrembangan siap dioperasikan dan ditetapkan
melalui Surat Keputusan Kasal Nomor 19/1/II tanggal
2 April 1960 dibentuklah
Pangkalan Udara Angkatan
Laut
Morokrembangan
(PUALAM). Mayor Hamami
kembali ditunjuk menjadi
Komandan
PUALAM
yang pertama. PUALAM
diresmikan
oleh
pejabat
Presiden RI/Perdana Menteri
Ir. H. Djuanda pada tanggal 4
April 1960.
Kemudian dalam rangka
untuk
mempersiapkan
fasilitas pangkalan yang dapat
mendukung pesawat militer
ukuran besar dan rangka
perjuangan pembebasan Irian
Barat serta Pangkalan Udara bertaraf Internasional
sesuai ketentuan ICAO maka menetapkan Waru
sebagai lokasi Pangkalan Udara Angkatan Laut untuk
menggantikan PUALAM. Akhirnya tanggal 12 Agustus
1964 dilangsungkan upacara peresmian ‘Pangkalan Udara
Angkatan Laut Djuanda’ dengan inspektur upacara
Presiden Soekarno.
Selain Pangkalan Udara Angkatan Laut Juanda,
Penerbangan Angkatan Laut juga telah membangun
stasion-stasion udara TNI AL yang disingkat (Sionudal)
yaitu di Sabang, Tanjungpinang, Matak, Jakarta, Manado,
Kupang dan Aru. Namun sejak reorganisasi TNI AL pada
tahun 1985 nama Sionudal dirubah menjadi Pangkalan
Udara TNI AL dengan kemampuan dukungan logistik
terhadap unsur-unsur udara operasional milik TNI AL
maupun TNI. Adapun Pangkalan Udara TNI Angkatan
Laut antara lain: Lanudal kelas A (Lan Ց