Seiring dengan dinamika tuntutan tugas Penerbangan
Angkatan Laut serta dalam rangka alih bina teknis
seluruh komponen Penerbangan TNI Angkatan Laut
maka Dinas Penerbangan Angkatan Laut (Disnerbal)
berubah menjadi Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut
(Puspenerbal) berdasarkan Keputusan Kasal Nomor
Kep/6/VI/2006 tanggal 13 Juni 2006. Peraturan Kasal
Nomor Perkasal/98/XII/2008 tanggal 31 Desember
2008 tentang perubahan nama dan alih bina kedudukan
Wing Udara Koarmatim dan Satudarmabar serta alih
bina kedudukan Lanudal dan pembentukan Fasharkan
Pesud.
Puspenerbal sendiri merupakan Badan Pelaksana
Pusat (Balakpus) TNI Angkatan Laut bertugas
membina kekuatan Penerbangan TNI Angkatan Laut
meliputi Pengintaian Udara Taktis, Anti Kapal Selam,
Anti Kapal Atas Air, Pendaratan Pasrat Lintas Heli,
Dukungan Logistik Cepat, Pengamatan Laut Terbatas
serta Penyelenggaraan Fungsi Dukungan Pesawat
Udara, pembinaan material dan personel Penerbangan
TNI Angkatan Laut sebagai salah satu bagian dari
Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) dalam rangka
penegakan kedaulatan dan hukum di laut NKRI.
Personel Penerbangan Angkatan Laut
Dalam rangka memenuhi kebutuhan personel,
Penerbangan Angkatan Laut yang telah terbentuk, maka
mulai tahun 1949 sampai dengan 1963 dikirimkanlah
personel-personel TNI AL baik Perwira, Taruna,
Bintara maupun Tamtama untuk mengikuti pendidikan
Penerbang, Navigator dan Teknisi penerbangan serta
persenjataan di Belanda, Inggris, Rusia dan Amerika
Serikat.
Diawali pada tahun 1949 Pemerintah Hindia Belanda
atas nama Pemerintah Indonesia mengirimkan dua
pemuda yaitu Taruna R. Moedjono Poerbonegoro dan
Taruna Sahono Subroto, untuk mengikuti pendidikan
Penerbang di Koninklijk Instituut voor de Marine (KIM)
di Den Helder Belanda.
Pada tahun 1950 ALRIS (Angkatan Laut Republik
Indonesia Serikat) memberangkatkan 3 orang Taruna
sebagai calon Penerbang Angkatan Laut ke KIM,
Belanda. Karena KIM saat itu tidak membuka pendidikan
penerbang maka ketiga perwira muda calon penerbang
tersebut mengikuti pendidikan navigator selama satu
tahun sebagai syarat untuk mengikuti pendidikan
Penerbang di Marine Vlig Kamp (MVK) Valkenburg di
Markas Angkatan Laut Belanda. Sedangkan untuk Perwira
Muda Poerbonegoro melanjutkan pendidikan Penerbang
di Sekolah Penerbang (Sekbang) AURI Angkatan ke
VII Kalijati dan setelah selesai menjalani pendidikan
penerbang, maka Perwira Muda Poerbonegoro kembali
ke ALRI sebagai Penerbang Angkatan Laut.
Pada tahun 1957 ALRI mengirimkan 12 orang
perwira muda lulusan KIM dan 4 orang perwira muda
lulusan IAL (Institut Angkatan Laut) untuk dididik
menjadi calon Penerbang Angkatan Laut ke Royal Air
Force (RAF) Inggris. Kelompok ketiga direkrut dari 16
taruna dari Ikatan Dinas Pendek (IDP). Pada kelompok
ketiga ini sebanyak 7 orang berhasil mendapatkan brevet
penerbang RAF, sedangkan 8 orang lainnya mendapatkan
brevet Navigator.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan perwira
teknik dikirimkan 6 Perwira ke Royal Air Force Tehnical
Colleges di Henlow Bedfordshire dan 2 personel
dilatih sebagai perwira ahli persenjataan. Selain itu juga
dikirimkan 3 Perwira untuk memenuhi kebutuhan perwira
elektronika. Selanjutnya ada beberapa personel Bintara
juga dikirim ke India kemudian melanjutkan pendidikan
di Inggris untuk menjadi ground crew, sedangkan untuk
keahlian persenjataan dikirim 3 Bintara, dan keahlian
operator telegrafis dikirim 3 Bintara.
Rombongan calon penerbang yang diberangkatkan
ke Amerika Serikat dalam rangka IMET terbagi dalam
beberapa gelombang. Sedangkan calon penerbang/
navigator dikirim ke Subic Bay Philipina untuk
melaksanakan medical check up dan setelah lulus
baru dikirim ke Washinton D.C. untuk mengikuti
Cakrawala Edisi 426 Tahun 2015
37