Poros Maritim Dunia
Presiden RI Jokowi membeberkan agenda pembangunan untuk
mewujudkan Poros Maritim Dunia memiliki lima pilar utama
pada forum KTT Asia Timur, di Naypyidaw, Myanmar.
Pertama, kami akan membangun kembali budaya maritim Indonesia.
Sebagai negara yang terdiri dari 17 ribu pulau, bangsa Indonesia harus
menyadari dan melihat dirinya sebagai bangsa yang identitasnya,
kemakmurannya, dan masa depannya, sangat ditentukan oleh bagaimana
kita mengelola samudera.
Kedua, kami akan menjaga dan mengelola sumber daya laut, dengan
fokus membangun kedaulatan pangan laut, melalui pengembangan industri
perikanan, dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama. Kekayaan
maritim kami akan digunakan sebesar-sebesarnya untuk kepentingan
rakyat kami.
Ketiga, kami akan memberi prioritas pada pengembangan infrastruktur
dan konektivitas maritim, dengan membangun Tol Laut, deep seaport,
logistik, dan industri perkapalan, dan pariwisata maritim.
Keempat, melalui diplomasi maritim, kami mengajak semua mitra-mitra
Indonesia untuk bekerjasama di bidang kelautan ini. Bersama-sama kita
harus menghilangkan sumber konflik di laut, seperti pencurian ikan,
pelanggaran kedaulatan, sengketa wilayah, perompakan, dan pencemaran
laut. Laut harus menyatukan, bukan memisahkan, kita semua.
Kelima, sebagai negara yang menjadi titik tumpu dua samudera, Indonesia
memiliki kewajiban untuk membangun kekuatan pertahanan maritim. Hal
ini diperlukan bukan saja untuk menjaga kedaulatan dan kekayaan maritim
kami, tetapi juga sebagai bentuk tanggungjawab kami dalam menjaga
keselamatan pelayaran dan keamanan maritim.