Cakrawala Edisi 423 Tahun 2014 | Page 59

Sejumlah limbah pertanian dapat digunakan untuk produksi energi biomassa diantaranya adalah jerami, ampas tebu, kotoran ternak, serta kotoran unggas yang bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan panas dan listrik. Sedanngkan biogas diproduksi melalui pemecahan bahan organik seperti kotoran manusia, material tanaman, pupuk kandang, dan lain-lain. Gas yang dihasilkan dapat digunakan untuk bahan bakar seperti menyalakan kompor, digunakan sebagai pemanas, atau untuk membangkitkan listrik. Selain itu sejumlah tanaman energi yang ditanam secara komersial dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Tanaman ini dapat dibudidayakan dalam skala besar dan diproses untuk menghasilkan bahan bakar. Berbagai tanaman sumber energi ini diantaranya adalah jagung, kedelai, rami, serta gandum. Sedangkan produksi bahan bakar yang dapat dihasilkan dapat berupa butanol, etanol, metanol, propanol, serta biodiesel. Sumber energi kayu yang dibakar sebagai bahan bakar di banyak tempat di seluruh wilayah Indonesia. Kayu dianggap sebagai bentuk sederhana dari biomassa.energi yang dilepaskan oleh pembakaran kayu digunakan untuk memasak, untuk menghasilkan panas, dan lain-lain. Limbah kelapa sawit menjadi energi listrik Berdasarkan data dari Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi telah menghitung potensi energi dari biomassa yang besarnya mencapai 50.000 MW, namun yang sudah dimanfaatkan sampai saat ini hanya sebesar 302 MW. Salah satu biomassa yang jumlahnya sangat besar dan belum banyak dimanfaatkan adalah limbah pabrik kelapa sawit (PKS) yang jumlahnya mencapai ribuan ton. Saat ini diperkirakan jumlah limbah pabrik kelapa sawit (PKS) di Indonesia mencapai 28,7 juta ton limbah cair/ tahun dan 15,2 juta ton limbah padat (TKKS) / tahun. Dari limbah tersebut dapat dihasilkan kurang lebih 90 juta m3 biogas. Jumlah ini setara dengan 187,5 milyar ton gas Elpiji. Jumlah biogas ini cukup untuk memenuhi kebutuhan gas satu miliar KK (kepala keluarga) selama satu tahun. Pengembangan penggunaan limbah kelapa sawit sebagai energi terbarukan telah dilaksanakan dengan proyek percontohan yang dilaksanakan pemerintah bekerja sama dengan perusahaan kelapa sawit di Tambulasi Utara, Rokan Hulu, Riau Peresmian proyek percontohan pemanfaatan limbah cair sawit untuk pembangkit listrik pedesaan dengan kapasitas 1 Mega Watt (MW) di Tambulasi Utara, Rokan Hulu, Riau beberapa waktu yang lalu telah membuka peluang bagi masyarakat Indonesia terlebih yang selama ini belum terjangkau listrak khususnya di pedalaman dan pulau-pulau daerah terpencil di wilayah Indonesia. Pembangkit biogas ini telah mampu mengalirkan listrik bagi 1025 keluarga warga desa Ranlti okan Hulu Rantau Sakti, Rokan Hulu, yang hingga kini belum mendapat aliran listrik. Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Rida Mulyana mengungkapkan bahwa proyek percontohan pembangkit biogas di Riau dibangun dengan menggunakan dana APBN Kementerian ESDM dengan nilai kontrak sebesar Rp 28 miliar. Pembangkit ini memanfaatkan gas metana yang dihasilkan oleh pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit yang dikenal dengan Palm Oil Mill Effluent (POME). Limbah diolah dalam suatu bak raksasa yang dinamakan anaerobic baffled reactor. POME diolah dalam anaerobic baffled reactor yaitu bak raksasa yang tertutup oleh Geomembran HDPE sejenis membaran sehingga gas metana yang dikeluarkan akan terperangkap. Gas ini kemudian dialirkan untuk diolah dan dimurnikan sehingga menjadi bahan bakar mesin pembangkit listrik. Dalam proyek percontohan tersebut dapat digunakan sebabai salah satu acuan dalam pengembangan penggunaan limbah kelapa sawit yang dilaksanakan atas kerjasama yang dilakukan Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, pemerintah Kabupaten Rokan Hulu Riau dan pihak swasta pemilik pabrik kelapa sawit PT Arya Rama Prakarsa. Sudah saatnya kita bangsa Indonesia beralih ke sumber energi yang dapat diperbaharui. Salah satunya energi terbarukan dari limbah pabrik kelapa sawit. Hal tersebut perlu pengembangan dan kepeloporan dengan mengadakan proyek-proyek percontohan yang didukung dengan anggaran pemerintah dan bekerjasama dengan perusahaanperusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelap sawit