merupakan kegiatan pembinaan bidang logistik TNI AL. Dalam
fungsi pembinaan materiel, diarahkan pada pencapaian kekuatan
pokok minimum pertahanan (Minimum Essential Force/MEF)
secara bertahap melalui pola pembinaan logistik yang meliputi
penyelenggaraan pembinaan materiel dan pembinaan dukungan
logistik secara efektif dan efisien. Penyelenggaraan pembinaan
materiel dilakukan melalui; penentuan kebutuhan, penelitian dan
pengembangan (litbang), pengadaan, distribusi, pemeliharaan dan
penghapusan. Sedangkan dalam pembinaan dukungan logistik,
untuk mewujudkan postur TNI AL dalam mencapai MEF,
yang dilaksanakan melalui; pertama, dukungan pemeliharaan
dan perbaikan, yang diarahkan untuk mempertahankan kondisi
material alut berdasarkan konsep pemeliharaan tingkat organik,
menengah dan depo; kedua, dukungan pembekalan, yang
diarahkan pada kesiapan dukungan materiel bekal yang terdiri
dari dukungan bekal pemeliharaan, bekal operasi dan bekal
personel; ketiga, dukungan fasilitas pangkalan yang diarahkan
pada kesiapan fasilitas-fasilitas dalam rangka mendukung
kebutuhan satuan-satuan operasi meliputi: fasilitas labuh, fasilitas
pembekalan, fasilitas pemeliharaan, fasilitas perawatan personel
dan fasilitas pembinaan pangkalan dan keempat, dukungan
fasilitas perawatan personel dan latihan yang diarahkan kepada
pemenuhan kebutuhan personel sebagai operator maupun
sebagai pelaksana pemeliharaan dalam ukuran jumlah dan
tingkat keahlian. Sementara itu, dukungan latihan diarahkan
kepada kegiatan latihan untuk mempertahankan kemampuan
dan keterampilan personel sebagai operator maupun sebagai
pemelihara.
Seiring dengan perkembangan lingkungan strategis di kawasan
regional dan global saat ini, TNI AL dihadapkan pada tantangan
yaitu maraknya isu keamanan menghadapi ancaman terorisme,
kejahatan transnasional, konflik perbatasan, perubahan iklim,
krisis pangan, air dan energi, maupun hegemoni negara tertentu.
Sementara di lingkup nasional, isu keamanan dalam negeri, politik,
lingkungan dan industri pertahanan merupakan tantangan yang
juga mendapatkan perhatian khusus. Selain itu, secara geografis
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang berada
pada lokasi strategis jalur perdagangan dan komunikasi dunia
serta menjadi penghubung antara Samudra Pasifik dan Samudra
Hindia. Oleh karena itu, TNI Angkatan Laut dituntut untuk
mampu menjalankan perannya sebagai pemain utama di kawasan
regional maupun global.
Untuk mewujudkan Logistik TNI AL Kelas Dunia,
diperlukan konsep pemeliharaan yang jelas, dukungan kesiapan
pangkalan yang modern dan dukungan pembekalan yang
memadai. Konsep pembekalan diarahkan pada terpenuhinya
dukungan 10 kelas bekal yang meliputi kegiatan operasi, latihan
dan personel. Sedangkan konsep dukungan fasilitas pangkalan
diarahkan untuk terpenuhinya fungsi pangkalan yang meliputi 4R
yaitu Repair, Replenis, Rest and Recreation.
Menurut Benjamin Blanchard (1998), menjelaskan bahwa
pemeliharaan material mengikuti pola bathtub, di mana dalam
kurva bathtub, laju kerusakan melewati tiga pola laju kerusakan
yang meliputi; fase kerusakan awal (burn in region), fase umur
pakai berguna (useful life region) dan fase pengoperasian
melebihi umur pakai (wearout region).
Kurva laju kerusakan sesaat (Bathtub Curve)
Laju kerusakan menurut Jardine (1995), ditentukan oleh
formula sebagai berikut:
sedangkan fungsi kehandalan material ditentukan oleh formula
sebagai berikut:
Dimana = R(t) adalah kehandalan material
F (t) adalah fungsi distribusi kum ձ