Cakrawala Edisi 423 Tahun 2014 | Page 35

merupakan kegiatan pembinaan bidang logistik TNI AL. Dalam fungsi pembinaan materiel, diarahkan pada pencapaian kekuatan pokok minimum pertahanan (Minimum Essential Force/MEF) secara bertahap melalui pola pembinaan logistik yang meliputi penyelenggaraan pembinaan materiel dan pembinaan dukungan logistik secara efektif dan efisien. Penyelenggaraan pembinaan materiel dilakukan melalui; penentuan kebutuhan, penelitian dan pengembangan (litbang), pengadaan, distribusi, pemeliharaan dan penghapusan. Sedangkan dalam pembinaan dukungan logistik, untuk mewujudkan postur TNI AL dalam mencapai MEF, yang dilaksanakan melalui; pertama, dukungan pemeliharaan dan perbaikan, yang diarahkan untuk mempertahankan kondisi material alut berdasarkan konsep pemeliharaan tingkat organik, menengah dan depo; kedua, dukungan pembekalan, yang diarahkan pada kesiapan dukungan materiel bekal yang terdiri dari dukungan bekal pemeliharaan, bekal operasi dan bekal personel; ketiga, dukungan fasilitas pangkalan yang diarahkan pada kesiapan fasilitas-fasilitas dalam rangka mendukung kebutuhan satuan-satuan operasi meliputi: fasilitas labuh, fasilitas pembekalan, fasilitas pemeliharaan, fasilitas perawatan personel dan fasilitas pembinaan pangkalan dan keempat, dukungan fasilitas perawatan personel dan latihan yang diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan personel sebagai operator maupun sebagai pelaksana pemeliharaan dalam ukuran jumlah dan tingkat keahlian. Sementara itu, dukungan latihan diarahkan kepada kegiatan latihan untuk mempertahankan kemampuan dan keterampilan personel sebagai operator maupun sebagai pemelihara. Seiring dengan perkembangan lingkungan strategis di kawasan regional dan global saat ini, TNI AL dihadapkan pada tantangan yaitu maraknya isu keamanan menghadapi ancaman terorisme, kejahatan transnasional, konflik perbatasan, perubahan iklim, krisis pangan, air dan energi, maupun hegemoni negara tertentu. Sementara di lingkup nasional, isu keamanan dalam negeri, politik, lingkungan dan industri pertahanan merupakan tantangan yang juga mendapatkan perhatian khusus. Selain itu, secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang berada pada lokasi strategis jalur perdagangan dan komunikasi dunia serta menjadi penghubung antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Oleh karena itu, TNI Angkatan Laut dituntut untuk mampu menjalankan perannya sebagai pemain utama di kawasan regional maupun global. Untuk mewujudkan Logistik TNI AL Kelas Dunia, diperlukan konsep pemeliharaan yang jelas, dukungan kesiapan pangkalan yang modern dan dukungan pembekalan yang memadai. Konsep pembekalan diarahkan pada terpenuhinya dukungan 10 kelas bekal yang meliputi kegiatan operasi, latihan dan personel. Sedangkan konsep dukungan fasilitas pangkalan diarahkan untuk terpenuhinya fungsi pangkalan yang meliputi 4R yaitu Repair, Replenis, Rest and Recreation. Menurut Benjamin Blanchard (1998), menjelaskan bahwa pemeliharaan material mengikuti pola bathtub, di mana dalam kurva bathtub, laju kerusakan melewati tiga pola laju kerusakan yang meliputi; fase kerusakan awal (burn in region), fase umur pakai berguna (useful life region) dan fase pengoperasian melebihi umur pakai (wearout region). Kurva laju kerusakan sesaat (Bathtub Curve) Laju kerusakan menurut Jardine (1995), ditentukan oleh formula sebagai berikut: sedangkan fungsi kehandalan material ditentukan oleh formula sebagai berikut: Dimana = R(t) adalah kehandalan material F (t) adalah fungsi distribusi kum ձ