Cakrawala Edisi 419 | Page 68

OPINI 68 PENTINGNYA DISASTER EDUCATION BAGI PERSONEL TNI AL YANG BERTUGAS DI KEWILAYAHAN “Keberhasilan Penanganan Bencana Dimulai dari Bagaimana Membekali Diri dengan Pengetahuan Kebencanaan untuk Menciptakan Konsep Preventif yang Handal” B anyaknya terjadi bencana di Indonesia dalam kurun waktu terakhir ini mengisyaratkan bahwa kesiapan pemerintah beserta rakyat dalam menghadapi bencana yang terjadi dan yang akan terjadi sebagai sebuah keharusan. Indonesia dalam sejarahnya, dikenal sebagai sebuah negara yang penuh dengan bencana. Tidak salah bila Indonesia disebut sebagai swalayan bencana karena memang potensi bencana yang ada di Indonesia sangat besar. Beberapa bencana yang terjadi di Indonesia bahkan menggemparkan dunia, tengok saja bagaimana dahsyatnya letusan Gunung Krakatau yang terjadi pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Bencana ini menyebabkan awan panas dan tsunami sehingga menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Hidup di Nusantara yang penuh dengan potensi bencana menuntut kita harus mampu berdampingan dengan segala risiko yang mengikuti. Living harmony with disaster yang selama ini digaungkan bukan berarti tanpa usaha sama sekali. Slogan ini lebih menekankan kita untuk mencari tahu cara dan metode yang tepat agar dapat hidup seperti yang dimaksud. Jepang, seperti juga Indonesia, berada di jalur Cincin Api Pasifik sehingga kerap diguncang gempa dan dilanda tsunami, salah satunya yang terbesar terjadi pada 11 Maret 2011. Setiap tahunnya terjadi sekitar 1.000 gempa di negara tersebut. Dengan kondisi geologis yang tidak stabil, pemerintah Jepang mengupayakan pendidikan tentang kebencanaan kepada rakyatnya. Sebuah proses pembelajaran tentang bagaimana hidup berdampingan dengan bencana secara terus menerus sehingga bisa survive melalui prosedur yang telah digariskan. Bahkan dalam hal ini, anak-anak sekolah dasar pun telah mengetahui standar menyelamatkan diri ketika bencana gempa bumi terjadi. Tidak hanya itu, pembangunan gedung-gedung dan perumahan juga mengikuti standar aman terhadap bencana. Kematangan Jepang dalam menghadapi bencana tidak terjadi dengan sendirinya. Namun dibentuk dengan sistem penyelenggarahan pendidikan kebencanaan yang didasari dengan kesadaran bertahan hidup hingga menjadi pola kebiasaan yang terstruktur. Menyikapi hal tersebut, sudah semestinya Indonesia dengan segudang potensi bencana yang ada, memiliki sikap melek bencana, yang berarti memiliki pengetahuan yang dapat digunakan dalam interaksinya dengan wilayah negara yang jelasjelas memiliki potensi bencana. Ketika bencana terjadi, organisasi yang sangat diandalkan dalam penanganan bencana, melalui sinergitas dengan BNPB, adalah TNI. Hal itu menjadi tugas pokok TNI untuk membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan Gunung Sinabung yang meluncurkan asap tinggi dan tebal.